Polisi Selidiki Klarifikasi Soal Kadaver di UNPRI Disebut Boneka

Medan, IDN Times – Meski pihak kampus sudah memastikan jenazah di UNPRI adalah kadaver, polisi masih melakukan penyelidikan. Polrestabes Medan melakukan penyelidikan terkait video klarifikasi yang menyebut bahwa video diduga jenazah yang sempat viral adalah boneka.
Klarifikasi itu dibuat oleh enam laki-laki yang diduga mahasiswa UNPRI. Dalam klarifikasi itu, mereka menyampaikan permohonan maaf sudah membuat kehebohan terkait temuan dua jenazah di lantai sembilan kampus.
"Properti di dalam video tersebut merupakan manekin atau boneka bukan mayat, video yang beredar merupakan hoax dan telah membuat keresahan bagi banyak pihak beberapa waktu lalu,'' kata laki-laki di dalam video.
1. Polisi menyelidiki kebenaran video

Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Medan Komisaris Teuku Fathir Mustafa menjelaskan, pihaknya tengah mencari orang yang membuat video tersebut.
“Karena justru video ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat, jadi (nanti) kita mau klarifikasi mereka. Kita harap orang di dalam video kooperatif, karena dengan adanya video itu justru muncul pertanyaan di masyarakat,"ujar Fathir kepada awak media, Kamis (14/12/2023).
2. Polda Sumut memastikan jenazah di kampus UNPRI adalah kadaver

Polisi sudah melakukan penggeledahan di UNPRI. Mereka menemukan lima jenazah di dalam kampus.
Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi juga memastikan bahwa lima jenazah itu merupakan kadaver; jenazah manusia yang digunakan untuk praktikum kedokteran.
“Saya memastikan bahwa lima mayat itu adalah kadaver,” kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Kamis (14/12/2023).
Menyusul dugaan video viral pertama yang muncul ke publik, jenazah ditemukan di lantai 9. Sementara, klarifikasi terakhir jenazah ditemukan di lantai 15 atau laboratorium kedokteran.
“Kita akan selidiki. Tapi bahwa administrasi yang kami peroleh bahwa itu adalah kadaver yang diperoleh secara legal dan digunakan untuk kepentingan pembelajaran,” katanya.
3. UNPRI kecewa dengan polisi

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Kolonel (Purn) drg Susanto, M.Kes mengungkapkan kekecewaannya terhadap polisi yang dinilai semena-mena menangani isu yang beredar. Dia menyesalkan kedatangan polisi pada 11 Desember 2023 malam. Saat itu, polisi mendesak untuk melakukan penggeledahan di UNPRI.
“Untuk diketahui, pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah dan tidak didapati apapun pada saat itu. Kemudian di hari berikutnya, penggeledahan dilakukan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai 5 kadaver di dalam bak di laboratorium anatomi,” kata Susanto dalam klarifikasinya yang disiarkan di akun Youtube PRIM TV.
Kadaver itu kemudian dike luarkan untuk diperiksa. “Yang sangat kami sesalkan, pada saat penggeledahan pada tanggal 12 Desember 2023, ada perintah untuk mengosongkan kampus. Padahal saat itu sudah diberikan izin untuk pemeriksaan. Dengan perintah tersebut, pihak kampus sangat keberatan dan pada saat yang bersamaan, sedang berlangsung proses pembelajaran, kuliah, praktikum, dan ujian. Dan bahkan ada ancaman untuk mem-police line-kan kampus, sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa dan dapat memicu keributan mahasiswa dengan polisi,” katanya.