Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Peringatan Detik-detik Proklamasi di Medan Tanpa Sirine di Lalu Lintas

Screenshot_2025_0817_113309.jpg
Suasana disekitaran lalu lintas Kesawan Medan (Dok. Istimewa)

Medan, IDN Times - Dalam rangka memeringati hari kemerdekaan Indonesia, di sejumlah titik, khususnya di lalu lintas tiada berbunyi sirine seperti tahun sebelumnya saat peringatan detik-detik Proklamasi HUT RI ke-80 di Kota Medan. Sehingga, terkesan berlangsung tanpa khidmat, bahkan juga terkesan diabaikan.

Selain tidak adanya sirine, juga tidak ada penghentian aktivitas, dan tidak ada aparat yang berjaga di ruang publik. Momen yang seharusnya menjadi refleksi kebangsaan justru berlalu tanpa makna.

Di sejumlah titik keramaian atau lampu lalu lintas, mulai dari Jalan Raden Saleh, Simpang Lonsum, Jalan Balai Kota, Jalan Juanda, Brigjend Katamso, Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran SIB, memperlihatkan masyarakat tetap beraktivitas normal.

1. Tak ada tanda penghormatan sebagai bentuk penghentian aktivitas selama pengibaran bendera

Screenshot_2025_0817_113836.jpg
Suasana disekitaran lalu lintas Lapangan Merdeka Medan (Dok. Istimewa)

Tidak satu pun instruksi atau tanda penghormatan yang muncul. Padahal, pemerintah pusat melalui Menteri Sekretaris Negara telah mengeluarkan surat resmi Nomor B-25/M/S/TU.00.03/08/2025 tertanggal 12 Agustus 2025.

Surat tersebut menegaskan agar seluruh masyarakat Indonesia menghentikan aktivitas selama 180 detik, tepat pukul 10.17-10.20 WIB, saat pengibaran Sang Merah Putih dan berkumandangnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di Istana Merdeka.

Hal ini terkesan adanya kegagalan pelaksanaan imbauan di Kota Medan, yang menimbulkan tanda tanya besar, terkait peran Wali Kota Medan Rico Waas sebagai kepala daerah.

Sebab, Rico seharusnya menjadi garda terdepan memastikan instruksi pemerintah pusat dijalankan. Namun kenyataannya, kota ini dibiarkan tanpa koordinasi, tanpa pengawasan, dan tanpa kepedulian.

2. Warga menilai minimnya sosialisasi dan absen sirine di ruang publik mencerminkan lemahnya kepemimpinan lokal

Screenshot_2025_0817_113257.jpg
Suasana disekitaran lalu lintas Kesawan Medan (Dok. Istimewa)

Salah satu warga, Iman menilai bahwa minimnya sosialisasi dan absennya sirene di ruang publik mencerminkan lemahnya kepemimpinan lokal.

"Wali Kota Medan terkesan hanya menjadikan peringatan Proklamasi sebagai seremoni formal di panggung-panggung resmi, bukan sebagai gerakan kolektif yang melibatkan seluruh warga kota Ketika Jakarta berusaha menanamkan penghormatan kepada pahlawan bangsa lewat hening cipta nasional, Kota Medan justru memperlihatkan wajah lain, rakyat yang sibuk sendiri, aparat yang tak hadir, dan pemimpin daerah yang gagal menggerakkan warganya," ucapnya pada IDN Times.

3. Sikap abai pemerintah kota menjadi catatan kritis

IMG_20250817_113857.jpg
Suasana disekitaran lalu lintas Lapangan Merdeka Medan (Dok. Istimewa)

Sehingga, di momen bersejarah 80 tahun kemerdekaan ini, sikap abai pemerintah kota menjadi catatan kritis.

"Bagaimana mungkin bangsa besar dihormati, jika di daerah pun kepala daerah tidak menunjukkan keseriusan menjalankan instruksi negara," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us