Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Berbagai Dugaan Kecurangan yang Dikumpulkan Tim Hukum AMIN Sumut

Gedung TKD AMIN Sumut, Jalan Sudirman, Medan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Dalam beberapa waktu terakhir, dugaan kecurangan Pemilu 2024 terus mencuat. Berbagai dugaan ini pun membuat publik menilai Pemilu 2024 tidak berjalan dengan baik.

Dugaan kecurangan Pemilu 2024 pun terjadi di Sumatra Utara. Tim Pemenangan Daerah (TPD) Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) Sumatra Utara tengah melakukan pengumpulan dugaan kecurangan yang terjadi di lapangan.

“Catatan yang paling kelam itu adalah kecurangan. Ini adalah kali ke-6 kita melaksanakan pemilihan presiden secara langsung. Dan inilah yang terburuk selama saya hidup,” ujar Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Sumut Yance Aswin kepada IDN Times, Senin (19/2/2024).

Dugaan-dugaan kecurangan ini, kata Yance terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif. Mulai dari tingkat nasional hngga di daerah.

“Mereka seolah-olah seperti orang yang matanya tertutup dan telinganya tersumbat. Sehingga apa? Masyarakat sangat merasa dirugikan. Poinnya apa? Kecurangan itu masif. Masif sekali,” katanya. 

1. Tim AMIN Sumut kecewa dengan kinerja KPU

Tim Hukum Nasional AMIN Sumut menggelar konferensi pers terkait laporan dugaan pelanggaran pemilu oleh ASN di Kota Medan, Kamis (18/1/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sampai saat ini, dugaan kecurangan itu masih dikumpulkan. Namun secara umum, dugaan kecurangan itu terjadi dengan beberapa kategori.

Yance juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap para penyelenggara pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatra Utara dinilai gagal memberikan pemahaman kepada Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).

Temuan mereka di lapangan, masih ada KPPS yang tidak memahami tugas dan fungsinya. Sampai-sampai, jika terjadi perselisihan dengan pemilih, mereka masih harus bertanya ke tingkat kelurahan.

“Saya selaku ketua tim Hukum Amin Sumatera katakan KPU tidak berhasil menciptakan petugas-petugas KPPS yang kredible dan bisa melayani para pemilih,” kata Yance.

Dia menyontohkan, masih banyak TPS yang dinilai tidak memiliki persiapan cukup. Pada 14 Februari 2024 lalu, timnya masih menemukan TPS belum menyiapkan surat suara tepat waktu. Dampaknya, pemilih yang datang mesti menunggu.

“Ini mengakibatkan para pemilih bosan dan bahkan ada yang sudah mendaftar meninggalkan lokasi dan tidak menggunakan haknya lagi. Harusnya itu tidak terjadi," tambahnya.

2. Ada dugaan money politik hingga keterlibatan ASN

Suasana nobar debat Capres di Rumah TKD AMIN Sumut (Dok. IDN Times)

Tim AMIN Sumut juga masih menemukan dugaan politik uang di lapangan untuk memilih calon tertentu. Politik ini juga terjadi secara masif. Meski mereka belum mendetil di mana dan siapa pelakunya.

Kemudian, mereka juga menemukan ada keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diduga terlibat mengarahakan pemilih kepada calon tertentu. Keterlibatan ini mereka identifikasi mulai dari tingkat kepala lingkungan hingga kecamatan.

“Ini cara-cara yang sebenarnya membodohi. Tapi saya bangga dengan masyarakat Kota Medan khususnya. Mereka sudah begitu cerdas. Karena saya ingin katakan sebagai ketua tim hukum Medan pasangan 01 ini menang mutlak. Menang mutlak,” tegasnya.

Mereka juga menemukan dugaan manipulasi dalam rekapitulasi suara. Ada lembaran formulir C1 yang berbeda hasilnya dengan rekapitulasi di aplikasi resmi KPU.

3. Temuan akan disampaikan segera ke publik

Suasana nonton bareng Debat Pilpres 2024 di kantor TPD AMIN Sumut. (Dok. IDN Times)

Yance pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak takut untuk melaporkan dugaan kecurangan itu. Tim Hukum Nasional AMIN Sumut menyatakan kesiapannya untuk mendampingi pelapor.

“Jangan pernah takut. Ini ada tim hukum. Tim hukum ini ada tagline-nya ini. Kami tidak takut. Kami akan lawan semua orang-orang yang coba mengganggu proses demokrasi ini. Siapapun dia  dan apapun pangkatnya kami akan lawan. Tidak ada yang kebal dan bebas daripada tuntutan hukum kalau dia melakukan kesalahan-kesalahan,” katanya.

Sampai saat ini tim nya tengah melakukan tabulasi dugaan kecurangan. Nantinya, hasil riset dan tabulasi itu akan disampaikan ke publik.

“Secara keseluruhan, saya katakan proses pencoblosan semalam itu berjalan baik. Tetapi hasil dari proses pencoblosan itu yang tidak baik. Kenapa hasilnya tidak baik? Karena seharusnya A bisa menjadi B. Lalu B bisa menjadi C. Kalau saya pakai bahasa anak medan, ini ditukang-tukangi,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us