MJ Coffee Buat Kopi Sipirok Tembus Pasar Eropa, Petani Lebih Sejahtera

Tapanuli Selatan, IDN Times – Kata ‘Sipirok’ mungkin masih asing di telinga sebagian orang. Namun siapa sangka, Kopi asal Sipirok sudah berhasil menembus pasar Eropa dan berbagai negara Asia Tenggara. Kok bisa ya?
Sipirok adalah salah satu kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara setelah pemekaran dari Kota Padang Sidimpuan. Sebelum pemekaran pada tahun 2007, Padang Sidimpuan adalah ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan.
Sejak zaman penjajahan belanda, Kopi terkenal asal Sumatera Utara adalah Kopi Sidikalang dan Kopi Mandailing. Namun pada tahun 2018 ditemukan varian baru dan sudah mendapatkan sertifikat Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) nama Kopi Sipirok. Karena memiliki ketinggian daerah dan citarasanya yang berbeda dari Mandailing dan Sidikalang.
MPIG ini membuat para petani di Tapanuli Selatan bergairah untuk bertani kopi. Sebelumnya mereka masih bertani salak. Salah satunya adalah Nanang, pemilik Maju Jaya (MJ) Coffee. Berkat kegigihannya menghasilkan Kopi Sipirok berkualitas, MJ Coffee berhasil memasarkan kopinya ke Malaysia dan Singapura pada 2022.
Tak mau sukses sendirian. MJ Coffee, bersama dengan Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Tapanuli Selatan, mempelopori pembentukan koperasi syariah maju Bersama yang beranggotakan petani dan produsen kopi. MJ Coffee kini menjadi Mitra Binaan Rumah BUMN Padangsidimpuan, Sumatera Utara.
Menurut Nanang, koperasi ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas kopi yang terkurasi dengan baik, selain itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Koperasi ini berlokasi di Kampung Baru, Desa Sampean, Kecamatan Sipirok. Koperasi memiliki anggota sebanyak 30 petani dan produsen kopi.
“Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan kopi global telah meningkat secara signifikan. Konsumsi kopi tidak lagi terbatas pada negara-negara produsen tradisional, tetapi meluas hingga ke negara-negara dengan pasar berkembang yang mulai menjadikan kopi sebagai minuman sehari-hari. Tren ini didorong oleh gaya hidup modern yang semakin menghargai kopi berkualitas tinggi dan berkelanjutan,” ungkap Nanang.
Nah, hal ini, tambah Nanang, menciptakan peluang besar bagi para petani kopi, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka melalui koperasi syariah Maju Bersama.
Meski permintaan tinggi, jelasnya, banyak petani kopi lokal masih menghadapi tantangan besar. Mereka sering kali bergantung pada tengkulak atau perantara yang menekan harga beli kopi, sehingga margin keuntungan bagi petani sangat rendah.
“Koperasi ini bertujuan untuk mengedukasi para petani, sehingga kami bisa mendapatkan kualitas kopi yang terkurasi dengan baik, selain itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Upaya ini membuahkan hasil. Pada tahun 2024, biji kopi Sipirok dilirik pasar dari Belanda, Denmark dan Lithuania.
“Dua bulan ke belakang saya sudah dua kali mengirim green bean ke Eropa. Memang permintaan ke Belanda belum masuk golongan besar, hanya puluhan kilogram sebatas permintaan kebutuhan sejumlah kafe-kafe," ujarnya.
Meski demikian, ia tetap mengaku bangga dan merasa optimis usahanya ke depan semakin maju, sebab kopi Sipirok yang ia kelola semakin mendunia. Biji kopi produk MJ Coffee Sipirok mendunia, kata Nanang, berawal promosi Ismail Nusantara Pulungan staf Kedutaan Besar RI untuk Denmark - Republik Lithuania.
"Alhamdulillah, promosi cita rasa produk kopi arabika Sipirok varietas Sigararutang mendapat pasar pengusaha di negara Kincir Angin," ucapnya.
Produk yang dikirim ke negara Eropa, kata Nanang, masih sebatas biji kopi semi wash (giling basah) yang harganya Rp130 ribu per kilo dalam kemasan plastik, di luar ongkos kirim.

Namun untuk menghasilkan kopi Sipirok berkualitas ekspor bukan hal yang mudah. Curah hujan yang tinggi menjadi tantangan besar bagi Nanang dan petani kopi lainnya di Tapanuli Selatan. Jika terjadi hujan terus-menerus akan membuat kopi tidak bisa dijemur dan dikeringkan. Dampaknya produksi green bean para petani kopi sipirok terhambat.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera Utara lewat Rumah BUMN Padangsidimpuan berinisiatif menyalurkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk petani kopi sipirok pada tahun 2022 lalu. Yakni bantuan pembangunan Green Bean House untuk Kelompok Tani Kopi Sipirok Maju Jaya yang salah satu merek dagangnya adalah MJ Coffee.
“Waktu itu bantuan PLN lewat Rumah BUMN Sidimpuan sekitar Rp125 juta untuk membangun Green Bean House seluas 10x10 meter yang bisa digunakan untuk menjemur biji kopi hingga 1 ton per hari. Ini sangat membantu masyarakat bukan hanya petani kopi, jadi saat musim hujan warga tetap bisa menjemur kopi, kayu manis, jagung dan lain sebagainya. Jadi semua petani bisa memanfaatkan Green House,” ujar Nanang pada IDN Times beberapa waktu lalu.
Berkat program TJSL ini, MJ Coffee berhasil meningkatkan produksi kopi mereka hingga 5 kali lipat bahkan kopinya sudah diekspor ke luar negeri. Sepanjang 2022, MJ Coffee mencatat telah mengekspor 500 kilogram green bean coffee ke Singapura dan 1,5 ton green bean coffee ke Malaysia.
“Sepanjang tahun 2023 itu produksi kami tetap 500 Kg kopi per bulan, namun untuk permintaan ekspor sudah kami kurangi karena untuk permintaan lokal saja kami sudah cukup kewalahan. Untuk di Tabagsel saja permintaan sangat tinggi, kami juga layani konsumen dari Medan dan Jawa,” jelas pemuda asal Aceh Tenggara ini.
Pendapatan MJ Coffee kala itu meroket hingga 3 kali lipat dari sebelumnya. Kini MJ Coffee bisa meraup omzet lebih dari Rp 95 juta per bulan.
Menurut Nanang, PLN bersama Rumah BUMN Sidimpuan juga rutin mengelar pelatihan bagi pelaku UMKM di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Dari mulai pelatihan pemasaran, membuat kemasan yang lebih menarik, pembukuan dan mengelola keuangan UMKM, hingga membantu pengurusan izin usaha dan sertifikasi halal.
“Kemasan MJ Coffee saat ini lebih menarik berkat pelatihan yang kami dapatkan. Hampir setiap bulan ada pelatihan dan pendampingan UMKM di Rumah BUMN. Pesertanya juga beragam, berganti-ganti sesuai tema,” terangnya.

Berkat TJSL-nya ini, PLN UID Sumut meraih penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2023 kategori gold atas kontribusinya dalam pencapaian tujuan SDGs 8.3.a di The Westin Hotel Jakarta pada Senin (4/12/2023) pekan lalu. Adapun program yang diangkat yaitu Pemanfaatan Green Bean House: Produksi Kopi Angkola Melesat, Omzet Petani Meningkat yang berlokasi di Desa Situmba, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan merek dagang “MJ Coffee”.
General Manager PLN UID Sumatera Utara, Saleh Siswanto, menyatakan, PLN terus berupaya mendorong mitra binaan melalui Rumah BUMN agar semakin maju dan dapat meningkatkan penjualan produknya. Selain itu, dengan meningkatnya penjualan, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah dan memberikan kesejahteraan para petani kopi.
“Pengelola yang berada di rumah BUMN milik PLN ditangani secara profesional. Kami (PLN) optimis dapat meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Upaya tersebut sejalan dengan budaya AKHLAK dalam kinerja 5 tahun kepemimpinan Erick Thohir,” ujarnya.
Menurutnya TJSL untuk petani kopi Sipirok sejalan dengan komitmen PLN dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat serta mendorong PLN UID Sumatera Utara terus bersemangat dan berkomitmen untuk berkontribusi dalam Sustainable Development Goals (SDGs).