Lara Warga Medan Maimun saat Sungai Deli Meluap Setinggi Atap

Medan, IDN Times - Benak Selvia Sembiring bercerai-berai usai mengalami musibah besar. Bersama 600 warga lain di Kampung Baru, Medan Maimun, langkah lugunya kini tampak kebingungan.
Selvia hanya bisa terduduk pasrah di depan rumah toko (ruko) dekat trotoar. Di tempat yang ramai abu dan bising klakson, ia sementara waktu mengungsi. Selvia masih berusaha mengusir rasa terkejutnya pagi tadi. Karena luapan sungai Deli menerjang tanpa memberi aba-aba.
1. Selvi: sungai Deli meluap dengan spontan, dari sepinggang kini sudah sampai atap

Perempuan 46 tahun bernama Selvia mengajak IDN Times melihat kondisi masyarakat yang diterjang banjir. Tangannya menunjuk ujung jalan dan memberitahukan bahwa rumahnya hanya tampak atapnya saja.
"Mulai masuk airnya jam 2 malam, karena rumah kita kan berada di tanah yang rendah, di sini daerahnya macam kuali. Masih sedikit tuh airnya. Begitu saya pulang salat Subuh, tiba-tiba masuk secara spontan naik intensitasnya, sepinggang lalu sekarang sudah seatap," kata Selvi dengan nada tergesa-gesa.
Saat itu pula ia memanggil anak-anaknya untuk berkemas. Tangannya yang gemetar hanya dapat menyambar sedikit barang berharga saja yang bisa diselamatkan.
"Mau bagaimanapun itu, ini rahmat dan tak boleh disesali. Namanya manusia kita hanya bisa terima saja. Mungkin ini balasan dari dosa-dosa kita. Insyaallah saya sempat menyelamatkan barang. Beberapa saja yang bisa diselematkan," lanjutnya lirih.
2. Masih ada warga yang belum dievakuasi, Selvi menilai banjir tahun ini dinilai lebih parah dari tahun sebelumnya

Meski langkah kakinya tak sekuat dulu, namun Selvi terus berusaha naik ke atas jalan. Perempuan single parent itu menggandeng ketiga anaknya sambil mencoba meminta bantuan.
"Ada tetangga kita beberapa orang sampai sekarang belum naik. Mereka masih di atas lotengnya. Kebetulan rumah mereka dua lantai dan tiga lantai. Nah di situlah sementara menyelamatkan diri," beber Selvi.
Kalimat syukur berkali-kali diloloskan mulutnya. Selama 22 tahun tinggal dan bermukim di tepi Sungai Deli Kelurahan Kampung Baru, baru kali ini banjir sampai atap rumah.
"Tahun-tahun sebelumnya juga banjir. Tapi ini paling parah. Tahun kemarin gak begitu tinggi," akunya.
3. 600 jiwa lebih yang terdampak, rumah terendam sampai atap

Di dekat Selvi tampak Kepala Lingkungan juga mondar-mandir mengecek keadaan warganya. Ia mulai memerintahkan para warga yang terdampak agar segera mengambil nasi bungkus bantuan pemerintah.
Di ruko tak terlalu luas tempat warga mengungsi, Kepling 18 Kampung Baru tak urung memberitahu bahwa cukup banyak warganya yang terdampak. Bahkan sampai saat ini BPBD Sumut masih terpantau bergantian mengeluarkan warga yang terjebak.
"Sekitar 180 rumah yang terdampak. Kalau untuk KK-nya ada 310, dengan 600 jiwa lebih. Mereka yang terdampak sampai atapnya tenggelam. Masih ada 20-an warga kita lagi yang belum dievakuasi di bawah," kata Ningsih selaku Kepling 18 Kelurahan Kampung Baru.
Air mata Ningsih tampak menggantung di pelupuk kala menceritakan banjir yang datang secara spontan. Saat sungai masuk ke dalam rumah warganya, ia langsung membuat laporan dan meminta pertolongan pemerintah kota.
"Setelah air masuk jam 3 malam, saya langsung buat laporan ke pimpinan, bahwasannya memang kita terjadi kebanjiran. Dari WA grup lingkungan juga saya informasikan kepada warga agar siaga dengan kenaikan sungai. Mudah-mudahan dijauhi Allah, sejauh ini tak ada korban. Ini beberapa masih dievakuasi satu per satu, mau naik ke atas," pungkasnya.


















