Jelang Ramadan, Penjual Bunga Makam Mandailing Masih Sepi Pembeli

Medan, IDN Times - Menjelang bulan Ramadan, tanah wakaf pekuburan Mandailing yang berlokasi di Jalan Brigjend Katamso, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun tampak sepi para peziarah. Meskipun, hingga saat ini masih ada sejumlah keluarga tampak nyekar di pemakaman yang ada sejak tahun 1891 ini.
Tercatat 4 ribu lebih makam di tanah seluas lebih 2 hektare ini.
1. Berdampak pada parkiran di pekarangan lokasi makam tampak sepi

Penjaga parkir makam Mandailing, Yulias yang mengatakan bahwa pengunjung makam yang ziarah terasa sepi dan berdampak pada parkiran dipekarangan lokasi makam.
"Sepi, orang parkir saja bisa dihitung berapa ini," katanya pada Kamis (27/2/2025).
Dia menilai, biasanya para peziarah dari luar kota yang banyak berdatangan. Namun, untuk tahun ini tidak terlalu banyak.
2. Omzet dagangan bunga tabur tak sebanding pada tahun lalu

Sementara itu, salah satu penjual bunga bernama Okta yang berada disekitar makam Mandailing ini mengakui pembeli bunga ziarah sepi atau tidak banyak yang laku dagangan bunga taburnya. Sehingga omzet tak sebanding pada tahun lalu.
“Yang jual bunga kek gini pun udah mulai ramai jadi kayak bersainglah kami,” ucapnya.
Bunga ziarah yang dijual perbungkus seharga Rp5 ribu terdiri dari bunga kertas, daun pandan, bunga kenanga dan beberapa jenis bunga lainnya.
Biasanya, puncak keramaian atau padatnya pada H-4 puasa, mayoritas penziarah berasal dari Medan dan ada juga di luar kota seperti Jakarta.
3. Lebih sepi dari tahun sebelumnya

Pedagang bunga tabur makam lain, Indah bersama Febi juga merasa tidak banyak yang membeli bunga.
"Ada sekitar 20an bungkus bunga ini setiap harinya terjual, tapi ini parah sepi dari tahun sebelumnya," jelas Indah.
Dikatakan Indah, bunga yang dijualkan ini mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 18.00 WIB.
Sekedar informasi, setiap hari tanah wakaf perkebunan Mandailing ini dibersihkan. Sehingga pihak keluarga dikenakan biaya pengutipan kebersihan setiap tahunnya sebesar Rp60ribu.