Pukul 16.00: Tangga Mimpi oleh Porman Wilson Manalu dari Medan, Sumatera Utara.
Pukul 20.00: Omnibus Monolog Dapur oleh Luna Vidya/Storytelling Academy dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Festival Teater Indonesia Digelar di Medan, Ini Jadwal Pertunjukannya

Medan, IDN Times - Sebanyak lima kelompok teater maupun seniman individu dari berbagai penjuru Indonesia akan tampil di panggung Auditorium RRI, Medan mulai tanggal 1-3 Desember 2025. Kota Medan menjadi kota pertama dari empat kota penyelenggara Festival Teater Indonesia. Selain pertunjukan di atas panggung, pengunjung festival juga dapat mengikuti berbagai kegiatan, antara lain, bincang karya, diskusi, jelajah panggung, lokakarya, dan Teras FTI yang mewadahi berbagai komunitas setempat.
Festival Teater Indonesia (FTI) hadir sebagai titik pertemuan lintas kota serta ruang berekspresi bagi ekosistem teater tanah air. Kegiatan ini merupakan kolaborasi TITIMANGSA dengan PENASTRI (Perkumpulan Nasional Teater Indonesia) serta didukung oleh Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI.
“Tahun ini adalah perhelatan pertama Festival Teater Indonesia. Saya sangat bersemangat dan berharap semua berjalan dengan lancar, sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan dirancang dari jauh hari oleh teman-teman Titimangsa dan Penastri. Saya berharap kegiatan ini bukan hanya membuka ruang silaturahmi budaya dan kesusastraan, tetapi juga menjadi ruang untuk membuka diri, beradaptasi dengan satu sama lain dari seluruh Indonesia. Sebab setiap wilayah punya kebiasaan yang berbeda-beda. Meski kita punya latar belakang yang berbeda, usia yang berbeda, bahkan interes yang berbeda, panggung bisa menyatukan. Di Festival Teater Indonesia, kita akan mempererat tali persaudaraan, utamanya dalam ekosistem seni teater tanah air,” ungkap Happy Salma, Penggagas Festival Teater Indonesia.
1. Ini jadwal pertunjukan dan cara membeli tiketnya

Pentas teater alih wahana karya sastra Indonesia di panggung Festival Teater Indonesia titik temu Medan akan dilaksanakan di Auditorium RRI mulai tanggal 1 hingga 3 Desember 2025. Berikut jadwal pertunjukan FTI Kota Medan:
1 Desember 2025
2 Desember 2025
Pukul 16.00: Orang Proyek oleh Teater Kurusetra dari Bandar Lampung, Lampung.
Pukul 20.00: Resonansi Tanah oleh Stage Corner Community dari Tangerang, Banten.
3 Desember 2025
Pukul 20.00: Tubuh yang Menari oleh Bali Eksperimental Teater dari Jembrana, Bali.
Para penonton dan penikmat seni teater juga dapat memesan tiket setiap pertunjukan secara gratis melalui https://tiket.titimangsa.com/. Informasi jadwal pertunjukan maupun program-program sayap dapat dilihat melalui media sosial Instagram @festivalteater.id dan laman festivalteater.id.
Festival Teater Indonesia juga didukung oleh JAKPRO, Taman Ismail Marzuki, Dewan Kesenian Jakarta, Pemerintahan Daerah Sumatera Utara, Dinas Budparekraf Sumatera Utara, Kolaborasi Sumur Berkah, dan Biznet.
2. Menyoroti pertemuan antara realitas dan representasi di tengah kehidupan kontemporer

Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra mengemukakan Festival Teater Indonesia sejak awal dirancang selaras dengan agenda besar Kementerian Kebudayaan, terutama penguatan ekosistem sastra dan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.
“Pertama, selaras dengan program-program penguatan ekosistem sastra, FTI menjadi ruang penting untuk mendorong alih wahana karya sastra Indonesia ke panggung teater. Praktik silang-media seperti ini terbukti efektif menghidupkan ekosistem sastra. Kedua, FTI juga sejalan dengan tujuan MTN Seni Budaya, yaitu membuka ruang bagi lahirnya talenta-talenta baru untuk berkiprah di panggung nasional dan internasional. FTI memperkuat jalur perkembangan karier mereka di bidang sastra dan seni pertunjukan,” kata Ahmad Mahendra.
Beberapa hari sebelum pembukaan Festival Teater Indonesia di Medan, bencana banjir melanda sebagian wilayah di Sumatera. Direktur Festival bersama PO Wilayah Medan terus berkoordinasi mengenai kondisi di lapangan. Komunikasi intensif terus dijaga bersama tim kerja lainnya. Pekerjaan bahkan sempat berhenti karena akses ke lokasi festival terputus. Sampai hari penyelenggaraan, memang masih banyak sekali komponen yang tidak sesuai rencana. Sebagian penonton yang mendaftar juga batal hadir.
“Seluruh komponen Festival Teater Indonesia turut berduka atas bencana banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat minggu lalu. Kota Medan dan sekitarnya juga ikut terdampak. Bersama-sama, kami terus mengantisipasi kondisi di lapangan dan segera mencarikan solusi jika ada kendala. Memang beberapa hal jadi tidak sesuai rencana, tapi kami lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan seluruh tim kerja. Namun, di tengah musibah, semangat teman-teman PO Wilayah Medan tetap menyala dalam mempersiapkan festival. Jadi, sebelum layar panggung dibuka, kami mengajak para penonton untuk hening sejenak dan mendoakan semua korban banjir. Jika berkenan, kami mendorong penonton untuk menyampaikan bantuannya kepada penyalur dana yang sedang membuka donasi,” ungkap Pradetya Novitri, Direktur Festival Teater Indonesia.
Pada edisi tahun perdananya, FTI mengangkat tema Sirkulasi Ilusi yang menyoroti pertemuan antara realitas dan representasi di tengah kehidupan kontemporer. Melalui tema tersebut, FTI berupaya memperluas sirkulasi gagasan, mempertemukan seniman lintas wilayah, serta memperkaya khazanah hubungan antara teks sastra dan panggung pertunjukan. FTI akan menjadi ajang perayaan untuk seni teater dan pertemuan bagi para praktisi, pendukung, juga penonton teater.
Dalam catatan kuratorial FTI, disebutkan “sirkulasi” merujuk pada bagaimana ide, wacana, dan karya seni bergerak atau digerakkan, yakni melintasi ruang, waktu, medium, dan komunitas, sehingga membentuk pengalaman bersama dan pengetahuan baru. Kata “ilusi” ditambahkan sebagai strategi konseptual yang menciptakan lapisan makna untuk menata persepsi kritis atas hubungan antara panggung dan realitas sosial kontemporer.
3. Ada bincang karya, diskusi, hingga jelajah panggung

Panitia FTI di Medan juga menyiapkan berbagai program sayap, antara lain bincang karya, diskusi, FGD, jelajah panggung, lokakarya, dan Teras FTI. Ragam program ini dirancang untuk membuka akses bagi masyarakat umum agar dapat melihat teater bukan hanya yang tampak di atas panggung, tetapi juga sebagai perjalanan kreatif yang melibatkan refleksi, dialog, dan pertukaran gagasan. Seluruh rangkaian kegiatan Festival Teater Indonesia akan dicatat oleh penulis/pengamat yang ditunjuk. Hasil pencatatan atau program arsip ini akan diterbitkan menjadi buku digital untuk disebarluaskan nantinya.
“Di banyak daerah, termasuk Medan, ekosistem teater sebenarnya kaya, tetapi sering kurang terdokumentasi. Oleh sebab itu, program arsip FTI menjadi penting untuk merawat jejak sejarah lokal agar tidak hilang dan tetap bisa menjadi sumber pembelajaran bagi generasi selanjutnya. Tradisi menulis tentang teater akan membantu ekosistem teater terus tumbuh dalam jangka panjang,” ucap Sahlan Mujtaba, Direktur Artistik Festival Teater Indonesia, dosen dan sutradara teater yang juga menjabat Sekretaris Umum Penastri.
Festival Teater Indonesia juga menjadi kesempatan untuk memberikan penghargaan kepada insan-insan seniman yang sudah berkontribusi besar bagi dunia seni pertunjukan. Penghargaan atas Pengabdian Seumur Hidup FTI (PSH FTI) akan diserahkan pada malam penutupan penyelenggaraan tiap kota. Seniman penerima penghargaan tersebut merupakan tokoh-tokoh yang sudah dikenal melalui aktivitas seni dan kontribusinya di kota masing-masing.
Dalam proses pemilihan penerima penghargaan tersebut, jejaring komunitas teater lokal diminta untuk mengusulkan sejumlah nama tokoh yang memiliki peran dalam perkembangan teater di kota tersebut serta yang konsisten berkarya lebih dari 25 tahun. Setiap calon dikaji rekam jejak artistik, kontribusi sosial-budaya, dokumentasi karya, dampak jangka panjang, serta relasinya dengan komunitas teater lokal.

















