Ayah Reynanda Kenang Anaknya saat Pertama Kali Ditugaskan Jadi Staf Pidsus

Deli Serdang, IDN Times - Staf Pidsus Kejari Simalungun bernama Reynanda Primta Ginting (26) meninggal dunia saat berusaha mengejar seorang saksi korupsi yang melompat ke sungai. Jasad Reynanda ditemukan hanyut terbawa arus sungai pada Kamis (3/7/2025), sehari setelah peristiwa pengejaran terjadi.
Keluarga Reynanda kini telah membuat upacara adat dan berencana memakamkan jasadnya esok. Bagi keluarga, Reynanda merupakan pribadi yang disiplin dan berkeinginan kuat menjadi seorang jaksa.
1. Sang ayah sempat nasehati Reynanda saat pertama kali ditempatkan menjadi staf pidsus

Drs. Pasti Ginting selaku ayah Reynanda tak kuasa menahan duka di sanubari saat mengetahui anak bungsunya meninggal dunia. Terlebih anaknya itu meninggal saat sedang bertugas.
"Banyak tafsiran, pemikiran, dan pendapat tentang di TKP (kejadian meninggalnya Reynanda). Tapi kami yakin, kok, dengan dedikasi dan tanggung jawab anak kami, memang benar dia melaksanakan tugasnya. Itu menjadikan satu kebanggaan," kata Pasti Ginting di tengah kedatangan Kejari Simalungun ke rumah duka, Jumat (4/7/2025).
Ia tak urung mengenang percakapan sebulan lalu saat Reynanda diterima menjadi staf Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Simalungun. Pasti Ginting sempat mewanti-wanti anaknya karena menjadi staf pidsus bukanlah perkara mudah.
"Saat itulah ia berkata kalau bidangnya sudah dibagi, Pidsus katanya. Terus saya bilang kalau itu kan bidang yang keras, bidang yang memerlukan skill-skill tertentu. Tapi dia bilang kalau itu mungkin suratannya dari Tuhan," aku Pasti Ginting.
2. Pasti Ginting kenang anaknya, mengaku terpukul setelah mendengar kabar kematiannya

Reynanda merupakan lulusan Fakultas Hukum di Universitas Pakuan, Bogor. Bulan Juni 2025 ia baru saja secara resmi memulai tugasnya di bidang Pidsus Kejari Asahan.
"Saya juga menekankan kepada anak saya hati-hati dengan jebakan di bidangnya. Harus tanggungjawab penuh dengan tugas dan jangan abaikan tugas dengan iming-iming lain. Saya yakin dia mencapai puncaknya di kemudian hari dengan tekad yang ia bawa. Namun Tuhan berkehendak lain," kenang Pasti.
Reynanda disebutnya sering mengunjungi mereka setiap hari Sabtu dan Minggu saat sedang cuti. Sebagai orang tua Pasti juga kerap bercerita dan menasehati anaknya.
"Setiap dia pulang hari Sabtu dan Minggu, dia cerita soal tugas dari kantornya. Namun di hari-hari ke depan ini saya tak dengar lagi ceritanya. Sebagai umat beragama, itu sudah menjadi suratan kita (meninggal dunia). Awalnya kami sedih, anak kami Reynanda Primta meninggal. Kami merasa 'Tuhan kok aneh? Dia diluluskan, ditempatkan sebulan. Kok dipanggil?' Itu guncangan-guncangan yang sempat ada dalam iman kami," bebernya.
3. Pasti Ginting berharap perjuangan anaknya dikenang di tubuh kejaksaan

Pasti Ginting sangat berharap bahwa perjuangan anaknya dikenang dengan baik di tubuh kejaksaan. Sebab Reynanda meninggal saat menjalani tugasnya.
"Kami gak nyangka bahwa kebersamaan kami seperti ini. Dan keluarga besar Ginting mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mungkin selama ini anak kami ada melakukan kesalahan baik sengaja atau tidak. Satu saat kelak kami berharap di link kejaksaan mungkin muncul kalau diklik namanya. Itu mungkin kenangan yang ditinggalkan anak kami kepada kita semua. Tuhan itu maha baik dan selalu membuat keputusannya pada saat yang tepat," ungkap Pasti.
Acara adat kematian Reynanda dihelat hari ini. Sang ayah juga mengungkapkan bahwa anaknya itu rencana akan dikuburkan esok.
"Kami tak dapat berbuat banyak selain ucapan terima kasih atas kebersamaan kita. Saya harap besok kita secara bersama melaksanakan upacara adat penguburan ananda kami di Jambur Pancurbatu," pungkasnya.