Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

ASB Luncurkan Buku Pentingnya Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

IMG_6171.jpg
ASB mengelar diseminasi buku terkait pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi (IDN Times/Indah Permata Sari)
Intinya sih...
  • Program kesehatan reproduksi remaja di Langkat belum maksimal
  • Kasus kekerasan seksual berbasis elektronik di kalangan remaja perlu disoroti
  • Respon dari kalangan muda Langkat masih menjadi hal tabu tentang HKSR
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Aliansi Sumut Bersatu (ASB) menggelar peluncuran buku, sebagai dokumentasi dalam pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) pada kalangan remaja di Kabupaten Langkat, bertema Menolak Tabu, Menguak Tahu", pada Kamis (28/8/2025). Peluncuran buku ini bertujuan untuk memaparkan hasil kerja dari ASB selama empat tahun dan diseminasi ke publik untuk mendapatkan masukan. Buku ini bukan sebuah karya tulis ilmiah. Namun, menceritakan kisah perjalanan dan pengalaman ASB selama memberikan advokasi program pemerintah di Kabupaten Langkat.

"Buku ini harapannya sebagai motivasi untuk anak muda di Kecamatan lain melihat kinerja kawan-kawan yang sudah berhasil. Tentunya, baik juga juga jika anak.kuda di Kecamatan lain bisa mengikuti," katanya.

Buku yang diluncurkan tidak untuk dijual, melainkan akan dibagikan secara gratis kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Selain versi cetak sebanyak 200 eksemplar, ASB juga akan membuat versi buku elektronik (e-book) yang bisa diakses di situs web mereka.

1. Jangkauan dan manfaat yang masih minim bahkan belum dirasakan oleh seluruh remaja di Langkat

IMG_6173.jpg
ASB mengelar diseminasi buku terkait pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi (IDN Times/Indah Permata Sari)

Lanjutnya, program kesehatan reproduksi remaja di wilayah Langkat sudah ada selama empat tahun tapi belum maksimal. Sehingga ini menjadi salah satu kendala dalam program, karena jangkauan dan manfaatnya yang masih minim bahkan belum dirasakan oleh seluruh remaja.

Diharapkan peran pemerintah bisa menjalankan program tersebut, atau mendukung yang sudah ada dibuat oleh ASB.

"Kalau dari program pendanaan yang sudah kontrak dengan ASB bersama donor sudah selesai. Tapi kalau kerja ASB tidak selesai karena masih ada kebutuhan yang masih belum selesai. Artinya, pekerjaan kita kemaren butuh untuk dilanjutkan," ucapnya mencontohkan advokasi ASB agar bisa terimplementasikan sebagai bentuk komitmen pemerintah Langkat dengan pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja.

"Kita juga ingin memastikan komitmen Bupati Langkat dari beberapa kegiatan yang kita lakukan dan juga lewat intruksi yang disampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh ASB ini harus dikembangkan. Artinya, kalau saat ini kita bekerja dengan member cikal inidi Kecamatan Stabat maka Bupati minta seluruh kecamatan ini harus mengadopsi apa yang telah dilakukan ASB," Tamba Ira.

Artinya, remaja atau sebagai cikal harus ada disetiap Kecamatan untuk bisa mengedukasi yang dihadapi oleh remaja.

2. ASB juga menyoroti kasus kekerasan seksual berbasis elektronik di kalangan remaja

IMG_6172.jpg
ASB mengelar diseminasi buku terkait pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selain itu, ASB juga menyoroti kasus kekerasan seksual berbasis elektronik di kalangan remaja wilayah Kabupaten Langkat. Sebab, menurutnya kasus-kasus kenakalan remaja sering kali dipicu penggunaan gadget yang tidak bijak.

"Kasus ini di Kabupaten Langkat cukup tinggi, seperti kekerasan seksual berbasis elektronik (KSBE) diikuti dengan kasus perundungan atau bullying," katanya.

3. Respon dari kalangan muda Langkat masih menjadi hal tabu tentang HKSR

IMG_6176.jpg
ASB mengelar diseminasi buku terkait pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selain itu, Komarun sebagai member cikal mengatakan ada respon dari kalangannya didaerah Langkat yang masih menjadi hal tabuctentang HKSR.

"Banyak teman-teman yang belum mengetahui tentang dampak HKSR itu sendiri, dianggap hal yang tidak layak dibahas ditempat umum karena anggapan masyarakat disekitaran lingkungan jadi hal negatif. Namun, setelah kami terjun kedalam banyak sekali informasi atau akses yang bisa kita dapatkan untuk terkhusus menjaga diri pribadi dan oranglain. Sebab, banyak pembelajaran yang diberikan berdampak positif untuk diri kami sendiri," tuturnya.

Hal yang biasa disapa ikan salah satunya, yaitu edukasi alat reproduksi.

"Harapannya, walaupun alat reproduksi itu dijadikan candaan itu tidak terjadi lagi oleh teman-teman, untuk hal kecil seperti itu. Karena dengan hal kecil yang kami lakukan bisa berdampak besar pada oranglain," pungkasnya.

Saat ini ada sekitar 70 orang yang menjadi member cikal di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

GJI: Potensi HHBK Bisa Mengurangi Eksploitasi Hutan

16 Sep 2025, 06:49 WIBNews