Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air Mata

Cerita sebelum kejadian bikin bulu kuduk merinding

Deliserdang, IDN Times - Terminal Kargo Bandara Kualanamu, Kabupaten Deliserdang dipenuhi suara histeris saat empat peti berwarna putih diturunkan dari pesawat, Kamis (11/4). Empat peti yang terbungkus plastik itu merupakan jenazah korban kecelakaan bus Karyawan Malaysia Airlines, di seputaran Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, Minggu (7/4).

Isak tangis pecah seketika. Keluarga langsung mendekat ke arah peti. Seperti tak menyangka akan kehilangan anggota keluarga yang merantau ke negeri jiran untuk mencari sesuap nasi.

Identitas empat jenazah itu antara lain, Azura Afrianti, 21 asal Aceh Tengah; Fitri Nurzannah, 21; asal Aceh Tamiang. Lalu Ayu, 22 asal Kabupaten Serdangbedagai dan Rosvita Loka Harahap, 23 asal Kabupaten Deliserdang.

Cerita-cerita sebelum kecelakaan nahas itu benar-benar menyayat hati.

1. Orangtua Ayu cerita anaknya yang sempat video call sebelum kecelakaan

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air Matapexels.com/@daniel-reche-718241

Di terminal cargo, Zulkarnain, Ayah korban Ayu asal Serdangbedagai, tampak begitu terpukul. Meski pun dia masih tampak tegar untuk menahan kesedihan.

Ketegarannya seketika luntur saat peti Ayu tiba. Tangisnya pecah. Sesekali dia mengelus peti tersebut.

Sejumlah anggota keluarga lainnya coba menenangkan Zul.

"Sebelum berangkat dia sempat video call dengan saya. Saya tak punya firasat apa apa, tapi beginilah takdir," ujar Zulkarnaen.

Baca Juga: Beredar Video Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Ini Kata KPU

2. Ayu bakal Tunangan Juni mendatang

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air MataIDN Times/Istimewa

Zulkarnaen pun bercerita jika Ayu akan segera bertunangan. Rencana tunangan pada Juni mendatang pun harus pupus. Ayu lebih dulu pergi meninggalkan calon pasangannya dan keluarga.

"Dia anak yang ceria bulan enam dia, tunangan," ujar Zulkarnaen singkat.

Ternyata calon pasangan Ayu merupakan supervisor di tempat kerjanya. Laki-laki malang itu bernama Mirul Nizad. Pilu betul perasaan Mirul harus ditinggal sang kekasih.

"Mereka sudah berpacaran 2,5 tahun. Sekarang Mirul juga sudah berada di rumah Ayu untuk bertakjiah," kata Beti, sepupu Ayu yang juga berada di lokasi.

3. Ayu dikenal sebagai sosok yang Mandiri

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air MataIDN Times/Istimewa

Beti pun bercerita, Ayu adalah sosok perempuan yang tangguh dan mandiri. Selama mengenal Ayu, tak pernah dia melihat perempuan berwajah manis itu menyusahkan orangtua yang berprofesi sebagai petani.

"Selama merantau hampir tiga tahun, gajinya selalu disisihkan untuk orangtua," ungkapnya.

4. Sempat minta dibelikan jilbab oleh sang ibu

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air MataIDN Times/Istimewa

Yang lebih menyayat hati, ternyata Ayu punya satu permintaan yang tak sempat dituruti. Ayu meminta ibunya untuk membelikan jilbab.

"Usai salat magrib dia menelepon ibunya minta dibelikan jilbab," imbuh Beti.

"Ayu ini orangnya baik dan ceria, mohon di doakan ya," tambah zulkarnaen.

5. Cerita korban Vita yang pengin pulang saat Ramadan supaya bisa berpuasa dengan keluarga

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air MataIDN Times/Prayugo Utomo

Cerita korban Rosvita Loka Harahap alias Vita, 23 tak jauh berbeda sedihnya dengan Ayu.

Nurhayati, ibu korban mnceritakan, Vita menyampaikan kabar bahagia sebelum kecelakaan. Ramadan kali ini Vita berjanji akan pulang ke kampung halaman.

"Kakak (Vita) mau pulang bulan puasa ini mak. Jadi bulan ini gak kirim uang. Nanti nggak bawa oleh-oleh juga yah. Kalau sudah sampai kakak telepon," ujar Nurhayati menirukan telepon Vita.

Ternyata telepon itu menjadi kabar terakhir Vita. Pihak perusahaan menghubungi Nurhayati dan mengabarkan putri cantiknya itu meninggal dalam kecelakaan.

"Rasanya seperti tak menginjak tanah. Rasanya stres, (Saya) lari menjemput kakeknya. Dia lalu menengkan saya dan berkata, sejak di dalam kandungnya takdir semua orang sudah ditentukan. Itu yang buat saya kuat," ujarnya.

6. Vita menjadi tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal dunia

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air MataIDN Times/Prayugo Utomo

Empat tahun sudah Vita merantau di negeri jiran. Selama itu juga dia menjadi tulang punggung keluarga. Apalagi sejak kepergian sang ayah.

Ekonomi keluarga kian membaik selama Vita bekerja di sana. Dia mampu membiayai adiknya Gumarah Harahap hingga tamat SMA. Ditambah adiknya yang lain Hotama Harahapyang kini menginjak kelas dua SMA.

Vita juga sudah mampu merenovasi rumah. Yang awalnya hanya berukuran 5x6 meter menjadi 9 x 12 meter. Segala keperluan ibunya pun tercukupi.

7. Perusahaan siapkan pengacara kasus usut kasus kecelakaan

Empat Jenazah Korban Kecelakaan Bus  Malaysia disambut Banjir Air MataIlustrasi kecelakaan (Pixabay)

Terpisah, perwakilan KBRI Malaysia Shabda Thian saat mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui penyebab kecelakaan. Namun hingga saat ini KBRI Malaysia dan perusahaan Malaysia Airlines terus berkordinasi.

"Pihak perusahaan telah menunjuk pengacara khusus kasus ini, kita lihat ya, kita serahkan pada aparat kepolisian Malaysia, mereka sedang melakukan penyelidikan dan rekrontruksi kejadian," ungkap Shabda

Sementara itu untuk jenazah dua korban asal Aceh, diserah terimakan ke pemerintah Aceh melalui Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Aceh. Keduanya dipulangkan lewat jalur darat.

Baca Juga: [BREAKING] Kronologi Penemuan Surat Suara Tercoblos di Malaysia

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya