Fam Trip, Strategi Dispar Sabang Promosi Desa Wisata

Memperkenalkan budaya, kearifan lokal, dan potensi desa

Banda Aceh, IDN Times - Dinas Pariwisata Kota Sabang terus berupaya mempromosikan sejumlah wisata yang ada di wilayah Pulau Weh. Salah satunya dengan menggelar perjalanan anjangsana yang melibatkan unsur pelaku pariwisata atau Familiarization Trip (Fam Trip) melalui paket desa wisata.

Peserta Fam Trip adalah pelaku pariwisata dari Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sumatra Utara (Sumut) dan Aceh. Selama 27-30 Juni 2022, mereka akan dibawa ke beberapa desa wisata, mulai dari Gampong Anoi Itam, Aneuk Laot, Jaboi dan Iboih.

1. Mempromosikan kearifan lokal melalui paket wisata desa

Fam Trip, Strategi Dispar Sabang Promosi Desa WisataWego

Kepala Dinas Pariwisata Sabang, Anas Fahruddin mengatakan, kunjungan wisatawan ke Sabang mulai meningkat pada Maret hingga April 2022 lalu setelah dua tahun pandemi COVID-19 melanda.

Oleh karena itu, kegiatan Fam Trip yang memperkenalkan berbagai budaya dan kearifan lokal serta potensi desa wisata di Kota Sabang, diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. Sehingga, tujuan untuk mempromosikan pariwisata serta menjual paket wisata yang ada di desa wisata bisa tercapai.

"Kami berharap peran dari semua peserta di sini untuk ikut mempromosikan Sabang," kata Anas.

2. Mengembangkan pariwisata di desa menjadi destinasi menarik

Fam Trip, Strategi Dispar Sabang Promosi Desa WisataIrvan dan Nita, saat mengabadikan momen di Tugu Kilometer 0 Indonesia di Kota Sabang (IDN Times/Saifullah)

Dia menjelaskan, Sabang merupakan destinasi prioritas dari pemerintah untuk terus dilakukan pengembangan dari potensi sektor pariwisata.

Kegiatan ini juga diharapkan bisa memberikan motivasi bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) selaku generasi muda milenial dan kreatif Kota Sabang.

Tentunya, tujuan akhir adalah untuk mengembangkan pariwisata di desa menjadi destinasi yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan.

Para pelaku pariwisata dalam Fam Trip ini diharapkan aktif membantu mempromosikan potensi wisata Sabang ke wisatawan nusantara maupun mancanegara.

"Tentu kami juga membutuhkan saran dan masukan untuk perbaikan ke depannya," ujarnya.

Baca Juga: 24 Jam di Sabang, Ini 5 Tempat Menarik yang Bisa Kamu Datangi

3. Ada enam desa wisata di Sabang yang mulai dikembangkan

Fam Trip, Strategi Dispar Sabang Promosi Desa WisataDemo memasak kue kara khas Sabang. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Anas menjelaskan, ada berbagai kriteria desa wisata. Mulai dari desa wisata petualangan, desa wisata adat, desa wisata air, sejarah dan beberapa kriteria lainnya.

Dinas Pariwisata Kota Sabang mencatat, dari 18 desa, baru enam desa yang kini mulai dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian rakyat. Di antaranya Gampong Aneuk Laot, Iboih, Anoi Itam, Krueng Raya, Jaboi dan Ujong Kareung.

Oleh karena itu, guna mengembangkan desa wisata, maka harus didukung dengan penginapan, fasilitas umum, rumah makan, rumah ibadah, restoran, taman dan berbagai pendukung lainnya.

"Kemudian masyarakat mendukung ke arah pengembangan wisata ini, kearifan lokal harus betul-betul jamin. Karena gerakan desa wisata ini harus tumbuh dari desa itu sendiri," jelas Anas.

4. Salah satu desa wisata di Sabang masuk nominasi API Awards 2022

Fam Trip, Strategi Dispar Sabang Promosi Desa WisataTugu kilometer 0 Indonesia Sabang (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Secara rinci, Anas menyebutkan masing-masing karakter dari enam desa wisata yang ada. Gampong Aneuk Laot, arah pengembangannya dilakukan sebagai desa wisata adat.

Selanjutnya, pengembangan desa wisata petualangan dilakukan di Gampong Jaboi yang memiliki hutan lindung dan gunung berapi.

Gampong Iboih difokuskan pengembangan sebagai desa wisata air untuk menyelam. Sebab, di desa ini memiliki keindahan alam bawah laut.

Sedangkan pengembangan desa wisata sejarah difokuskan di Gampong Anoi Itam. Dikarenakan ada situs benteng peninggalan Jepang di desa ini.

"Tahun ini yang masuk nominasi API Award 2022 yaitu desa Iboih sebagai wisata air, sebelumnya juga pernah desa Aneuk Laot," imbuhnya.

5. Bisa memanfaatkan anggaran untuk menjadi desa wisata

Fam Trip, Strategi Dispar Sabang Promosi Desa WisataTaman Wisata Putro Ijoe di Kota Sabang, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang menyampaikan, Pemerintah Kota Sabang menerima anggaran perimbangan mencapai Rp600 miliar per tahun. Lima puluh persen dari anggaran tersebut wajib dialokasikan untuk desa.

Setiap desa menerima Rp1,5 miliar per tahun di luar dana desa. Sehingga dengan anggaran cukup besar yang dimiliki, bisa digunakan untuk mendukung setiap pengembangan desa wisata sesuai kriteria masing-masing.

"Jadi masing-masing desa bisa mengelola dana Rp2,5 miliar, sudah termasuk dana desa. Maka kita wajibkan aparat desa untuk menganggarkan 10 persen untuk kebersihan gampong, apabila gampong bersih maka bisa menjadi fasilitas untuk wisata," tutupnya.

Baca Juga: 17 Tahun Tsunami Aceh, 10 Potret Dulu vs Sekarang Kota Banda Aceh

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya