Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di Maumere

Ia ingin menjadi terang bagi semua orang

Medan, IDN Times - “Menjadi Terang Bagi Semua Orang”. Begitulah ungkapan sekaligus harapan Mayora, seorang Transpuan dari Maumere dalam merintis Mamayora Foundation. Sebuah wadah yang didirikannya untuk memberdayakan kelompok yang rentan terhadap kekerasan di sekitarnya. 

Bagi Mayora, Januari 2020 adalah harapan baru untuk menyediakan wadah promosi produk bagi masyarakat di Maumere. “Menjadi terang bagi semua orang. Kita ingin menjadi cahaya, berkat dan berguna," katanya kepada IDN Times Sumut, Selasa (22/9/2020) melalui virtual zoom yang difasilitasi YIFOS Indonesia.

1. Dengan adanya foundation ini, ia berharap bisa menghilangkan stigma ekslusif bagi transpuan di Maumere khususnya

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di MaumereInstagram/@Bunda_Mayora

Dengan adanya foundation ini, ia berharap bisa menghilangkan stigma ekslusif bagi transpuan di Maumere khususnya. “Memang didirikan oleh transpuan tapi bukan berarti hanya berguna untuk transpuan. Bukan hanya komunitas, tapi rumah untuk semua orang".

Mayora bercerita, foundation yang dibentuknya itu adalah tempat mempromosikan dan mengemas produk kerajinan tangan masyarakat di Maumere. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan harga produk.

“Berangkat dari melihat hasil produk teman-teman yang usaha kecil namun tidak punya pasar untuk mempromosikan.”

Baca Juga: Dibantu Umat Kristen, Muslim Minoritas Berhasil Bangun Masjid Pertama

2. Dalam merintis foundation ini, Mayora dibantu 4 temannya

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di MaumereDok.Pribadi

Dalam merintis foundation ini, Mayora dibantu 4 temannya. Ada Sam dan Erwando Antonio yang membantu di sekretariat, Merlin sebagai bendahara dan pemberdayaan ekonomi dan Kevin di bidang advokasi dan media. “Awalnya dari nol, akhirnya lumayan. Teman-teman bisa bekerja, bisa promosikan,” tutur transpuan yang bekerja sebagai MUA ini.

3. Hasilnya, dalam beberapa bulan terakhir ada peningkatan jumlah pembeli, bahkan Mayora Foundation juga sudah menjual salah satu produk ke luar kota, Jakarta

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di MaumereDok.Pribadi

Hasilnya, dalam beberapa bulan terakhir ada peningkatan jumlah pembeli, bahkan Mayora Foundation juga sudah menjual salah satu produk ke luar kota, Jakarta. “Maumere ini ternyata kaya sekali dengan ikan. Karena itu, kita buat sambal ikan roa, ada yang order online sampai ke Jakarta. Harganya Rp30 ribu,” ceritanya.

Untuk produk makanan, ada juga sambal cumi, keripik, kemudian ikan asin. Tentu, foundation ini nantinya akan lebih banyak mempromosikan aneka makanan lokal yang bisa bertahan lama.

4. Selain produk makanan, Mayora juga sudah mempromosikan kain tenun dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di MaumereDok.Pribadi

Selain produk makanan, Mayora juga sudah mempromosikan kain tenun dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Bahkan ia akan memberikan saran untuk memodifikasi kain agar layak jual dengan harga tinggi.

“Ada kain tenun ikat Maumere, sebelumnya kalau dijual Rp200 ribu-Rp300 ribu, tapi setelah dipasarkan bisa menjadi Rp600 - Rp 1 juta. Kemudian ada kain biasa Rp200 ribu, nah kalau jadi kulot Rp600 ribu - Rp700 ribu”.

Katanya, dengan cara otodidak ia sudah bisa membuat gaun hasil rancangan sendiri. Nantinya akan dijual dengan harga Rp900 ribu–Rp1 juta. “Kalau syal ada yang harga Rp70 ribu tapi setelah dipasarkan di Mamayora Foundation bisa jual Rp100 ribu,” ucapnya.

5. "Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani palawija. Bahkan selama pandemik COVID-19, banyak yang gadaikan sarung tenun”

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di Maumereinstagram.com/faatihantique

Mayora menuturkan, dalam membantu memproduksi kain, biasanya ia akan membeli benang. Nantinya setelah jadi kain akan dipasarkan. Setelah terjual, baru lah ada pembagian hasil.

Masyarakat yang ikut dalam Mamayora Foundation sudah tergabung 8 orang. “Mula-mula dari Kelompok Dasawisma, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa. Kita memikirikan untuk tetap bisa bekerja. Kemudian kita juga ingin memberdayakan remaja rumah, dengan menenun ikat,”

“Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani palawija. Bahkan selama pandemik COVID-19, banyak yang gadaikan sarung tenun”.

6. Mayora bersyukur di Maumere masyarakat menerima transpuan

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di MaumereDok.Pribadi

Untuk itu, ia berharap dengan kehadiran Mamayora Foundation ini dapat memberikan solusi bagi mereka. “Maka itu semangat kita sebagai solidaritas dalam cinta, tumbuh dan berkembang bersama. Bersyukur di Maumere masyarakat menerima transpuan”.

Tak hanya mempromosikan produk, foundation ini juga telah membangun jejaring dari semua stakeholder, salah satunya Tenaga Kesehatan Sukarela (TKS) di Maumere dan guru honorer.

“Untuk volunter TKS dan guru honorer. Saya bantu mempromosikan klinik barunya dengan catatan memberikan pengobatan gratis. Bagi masyarakat yang belum punya BPJS, kita juga fasilitasi untuk mengurusnya,” ucap Mayora.

7. Selain membantu branding produk, Mayora juga berharap foundation ini bisa menjadi rumah untuk semua kelompok

Mayora, Transpuan yang Berdayakan Kelompok Rentan Kekerasan di MaumereInstagram/@Bunda_Mayora

Mayora menuturkan, guru honorer yang dijadikan tenaga volunter akan mengajar di kelas inspirasi. Ada sekitar 30-40 anak sekali belajar. “Kita sediakan makanan dan minuman untuk belajar, agar berbeda dari sekolah. Kita putar musik, kita ajarkan menari,” jelasnya.

Selain membantu branding produk, Mayora juga ingin menyadarkan bahwa semua orang bisa menjadi positif. Saat ini, Mamayora Foundation sedang mencari volunter outbound tematik untuk pembinaan character building anak-anak remaja di Maumere.

Baca Juga: Kisah Transpuan, Ditolak Keluarga, Berjuang Hidup dan Berakhir Penjara

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya