Tanpa SBY, Bagaimana Kinerja Mesin Politik Pasangan Prabowo-Sandiaga?

SBY temani istri dirawat di Singapura

Jakarta, IDN Times - Ani Yudhoyono mengalami sakit keras di National University Hospital Singapura sejak 19 Februari lalu.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun kini tengah fokus menemani istrinya.

Oleh karena itu, SBY harus absen mengkampanyekan pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jelang pencoblosan Pilpres 2019. Lalu seberapa pengaruh SBY pada elektabilitas Prabowo-Sandiaga?

1. BPN yakin absennya SBY tak berpengaruh pada elektabilitas Prabowo-Sandiaga

Tanpa SBY, Bagaimana Kinerja Mesin Politik Pasangan Prabowo-Sandiaga?IDN Times/Irfan Fathurohman

Meski SBY hingga kini tak terlibat langsung dalam kampanye paslon nomor urut 02, Ketua Tim Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said tak kecewa dengan partai berlambang mercy tersebut. Menurutnya, SBY tetap menugaskan jajaran partainya untuk membantu kampanye Prabowo-Sandiaga.

"Insyaallah tidak (mengganggu) elektabilitas. Karena kan jaringan pak SBY tetap bekerja," kata Sudirman di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (27/2).

Baca Juga: Prabowo Janji Jemput Rizieq Shihab Jika Terpilih Jadi Presiden

2. Demokrat amankan kantong suaranya untuk Prabowo-Sandiaga

Tanpa SBY, Bagaimana Kinerja Mesin Politik Pasangan Prabowo-Sandiaga?IDN Times/Abdurrahman

Sudirman menyebut Demokrat akan terus solid membantu pemenangan Prabowo-Sandiaga dengan mengamankan suara Demokrat di kantong-kantong suaranya.

"Mereka terus bekerja dan di berbagai tempat kita juga punya kegiatan. Tentu di tempat yang selama ini di kantong Demokrat,” terang Sudirman.

3. Pengamat: Absennya SBY kerugian besar untuk 02

Tanpa SBY, Bagaimana Kinerja Mesin Politik Pasangan Prabowo-Sandiaga?IDN Times/Amelinda Zaneta

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menyebut SBY memiliki arti penting bagi kubu Prabowo-Sandiaga. Sedikit banyak akan berpengaruh, karena SBY pernah jadi Presiden RI selama 10 tahun.

“Masih banyak pendukungnya, dan absennya SBY dalam kampanye merupakan kerugian besar bagi kubu 02,” katanya kepada IDN Times, Rabu (27/2).

“Sangat penting. Untuk memastikan bahwa kubu Prabowo-Sandi solid. Dan untuk memastikan para pendukung SBY memilih Prabowo-Sandi,” lanjutnya.

Baca Juga: Sumbangan Dana Kampanye Prabowo-Sandiaga Tembus Rp134 Miliar

4. Bukan kali pertama SBY absen?

Tanpa SBY, Bagaimana Kinerja Mesin Politik Pasangan Prabowo-Sandiaga?ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Jika merunut ke belakang, absennya SBY dalam kampaye Prabowo-Sandi sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Dalam sejumlah pertemuan maupun kegiatan kampanye paslon nomor urut 02 itu, SBY kerap kali tak hadir.

Pada September tahun lalu misalnya, SBY absen dalam pertemuan ketum partai pengusung Prabowo-Sandi yang digelar di rumah Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan. Sementara, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman hadir untuk rapat dengan Prabowo.

Dalam pertemuan di kediaman Prabowo selanjutnya, SBY kembali absen. Kehadirannya saat itu diwakilkan oleh Wakil Ketum Partai Demokrat Syarief Hasan. Padahal tema rapat dalam pertemuan disebut cukup penting lantaran membahas finalisasi tim pemenangan.

Terakhir, Presiden ke-6 RI itu juga tak hadir dalam debat Pilpres 2019 perdana pada Januari lalu.

5. Kampanye Prabowo-Sandiaga hanya menguntungkan Partai Gerindra

Tanpa SBY, Bagaimana Kinerja Mesin Politik Pasangan Prabowo-Sandiaga?ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Menurut Ujang, kampanye bagi Prabowo-Sandiaga hanya menguntungkan Partai Gerindra sebagai partai yang mengusung langsung calonnya dalam Pilpres 2019. Sementara Demokrat maupun partai pengusung lain seperti PAN dan PKS dinilai tak akan mendapat keuntungan elektabillitas.

"Artinya mereka kampanye untuk partainya sendiri karena lebih penting dari sekadar kampanye pilpres," katanya.

Ujang memprediksi SBY baru akan mengkampanyekan Prabowo-Sandi di penghujung masa kampanye. Upaya ini dipengaruhi kebiasaan politisi di Indonesia yang gemar memanfaatkan masa akhir berdekatan dengan tenggat waktu.

"Memang sering terjadi di permainan politik negeri ini. Berkas caleg diajukan last minute, pendaftaran capres cawapres juga, kampanye pun begitu," ujar dia.

Baca Juga: Jenguk Ani Yudhoyono, Begini Potret Keakraban Jokowi dan SBY

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya