TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kerennya Kantor Pusat JD.com di Tiongkok, Yuk Lihat Foto-fotonya

Sangking modernnya, jadi semakin tak butuh tenaga manusia

(Vic Gu, Direktur Komunikasi Media Internasional JD.com) IDN Times/Uni Lubis

Beijing, IDN Times - JD.com selaku raksasa e-commerce Tiongkok baru saja mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja sebanyak 10 persen dari top eksekutifnya.

Ada 100 orang di level itu.

IDN Times melakukan kunjungan ke JD.com kemarin dan bertemu dengan Vic Gu selaku Direktur Komunikasi Media Internasional JD.com.

Saat ditanya tentang rencana tersebut, Vic tersenyum tipis.

"Anda tahu darimana?," tanya Vic, Direktur Komunikasi Media Internasional JD.com kepada IDN Times yang menanyakan soal ini dalam kunjungan ke kantor pusat JD.com, sekitar 45 menit perjalanan dari pusat kota Beijing.

Ketika dijawab bahwa informasinya dimuat kantor berita Reuters (19/2/2019), Vic berkata, "Ya sudah tersebar. Silakan kutip keterangan di situ," ujar Vic.

Seorang juru bicara perusahaan yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa perusahaan sedang mencari cara untuk memaksimalkan sumber daya manusia yang ada.

Vic mengatakan JD.com adalah perusahaan perdagangan ritel yang sukses mengombinasikan kualitas produk dan proses pengantaran. Perusahaan logistik ini juga mengembangkan toko pintar yang tidak menggunakan tenaga penjual.

"Perusahaan kami saat ini nomor satu di Tiongkok dan nomor tiga di dunia setelah Amazon dan Alphabet," kata Vic.

Alphabet Inc. atau yang biasa dikenal sebagai Alphabet, adalah perusahaan holding dan konglomerat bentukan Google yang memiliki anak perusahaan seperti Google Inc, Calico, Google Ventures, Google Capital, Google X, dan Nest Labs. 

JD.com yang memulai usahanya sebagai toko offline dengan bangunan fisik pada 1998, baru merilis bentuk online mereka pada 2004. Saat itu Tiongkok baru dilanda wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS). Setelah sepuluh tahun mengembangkan toko online, JD.com menjadi perusahaan dengan IPO saham terbesar di Nasdaq pada 2014.

1. Kantor pusat JD.com berisi berbagai model inovasi modern yang mereka gunakan

IDN Times/Uni Lubis

Tiba di Jalan Kechuang 11, Beijing, pada Kamis (21/2) siang, IDN Times disambut sebuah bangunan tinggi berlogo JD.com. Logo yang disematkan di bagian atas gedung kaca itu bersanding dengan karakter Mandarin 京东, dibaca jingdong. Jauh sebelum terkenal secara internasional, JD.com dikenal di Tiongkok dengan nama Jingdong. 

Di pelataran gedung bernomor 18 itu, terdapat patung anjing kartun bernama Joy, yang kini resmi menjadi maskot JD.com. Joy yang tampangnya lebih mirip robot anjing ini juga ada di lobi utama kantor pusat JD.com tersebut.

2. Inovasi JD.com dalam pengantaran barang, menggunakan drone

IDN Times/Uni Lubis

JD.com mengembangkan sistem pengiriman barang menggunakan kendaraan tak berawak (unmanned aerial vehicle/UAV). Uji coba pertama dilakukan di Bogor, Indonesia. Pengiriman dengan sistem UAV menggunakan drone pada itu dinilai sukses. Para pengamat bisnis mewanti-wanti Amazon untuk waspada dengan innovasi yang diambil JD.com tersebut.

Perusahaan e-commerce nomor tiga dunia ini telah membangun 150 fasilitas pembuatan drone di kawasan sebelah barat daya Provinsi Sichuan, Tiongkok sejak 2017.

3. Sangking modernnya, belanja di supermarket pun tidak dilayani manusia

IDN Times/Uni Lubis

Tak hanya dalam layanan mengantarkan barang kepada pelanggan yang menggunakan teknologi canggih. Saat berada di JD.com Building, IDN Times juga mencoba masuk dan berbelanja ke supermarket tanpa awak. 

Pembeli bisa masuk dan keluar toko setelah melewati sistem pengaman menggunakan pindai pengenalan wajah (face recognation). Untuk membayar pun tak perlu menggunakan uang tunai. Sistem nontunai yang digunakan untuk pembayaran pun menggunakan sistem debet dari uang nontunai yang tersimpan di akun We Chat.

4. Saham JD sempat anjlok pascakasus pemerkosaan yang menjerat CEO mereka

IDN Times/Uni Lubis

Pada November 2018 JD.com melaporkan pertumbuhan per kuartal paling lambat sejak melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 2014. Pada Agustus tahun itu, pendiri dan CEO perusahaan Richard Liu ditangkap di Amerika Serikat karena kasus perkosaan.

Richard Liu membantah tuduhan itu. Meski demikian, dampak kasus tersebut terhadap saham JD.com sangat signifikan. Menurut Forbes, JD kehilangan hampir sepertiga dari nilai saham keseluruhannya sejak akhir Agustus. Hal ini tentu saja memengaruhi kekayaan Liu yang memiliki 15 persen saham JD--atau sebesar US$5,3 (Rp74 triliun) dan juga memengaruhi para pekerja JD.

Richard Liu atau Liu Qiandong dinyatakan tidak bersalah di pengadilan Minnesota karena tidak ditemukan cukup bukti dalam kasus tersebut. Saham JD yang 10 persennya dimiliki Wal Mart itu mulai membaik pascavonis tersebut. Di bursa saham New York, saham JD tercatat naik 5,8 persen setelah Liu dinyatakan tidak bersalah.

5. Di Indonesia ada JD.ID sejak 2016

JD.ID

Setelah sukses di Tiongkok, JD.com mulai ekspansi internasionalnya dua tahun lalu di Indonesia, Thailand dan Vietnam. Di Indonesia JD.ID yang memulai operasi pada 2016 kini telah memiliki lebih dari 1 juta stock keeping unit (SKU) dan melayani lebih dari 20 juta pelanggan di seluruh Indonesia.

"Di Indonesia kami sudah menjual 127 kategori produk, " kata Vic Gu.

JD.ID memiliki jaringan infrastruktur logistik yang terdiri dari sepuluh gudang di tujuh pulau di Indonesia yang mencakup 483 kota dan 6.500 kecamatan. CEO JD.ID Zhang Li menyebut hal itu adalah bukti komitmen JD.ID dalam berkontribusi terhadap Indonesia, sejalan dengan misi perusahaan yakni 'Advancing Indonesia'.

"Terobosan ini melebihi bisnis utama kami di bidang e-commerce dan perusahaan teknologi," kata Zhang Li.

Baca Juga: E-Commerce China JD Raup Total Penjualan Rp287 Triliun di Singles Day

Berita Terkini Lainnya