Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rupiah Melemah, Ini Sentimen yang Menekan Pasar Keuangan

ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)

Medan, IDN Times - Pengamat Ekonomi, Benjamin Gunawan menyoroti tentang melemahnya rupiah yang kembali ditutup. Hal ini mengingat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berada di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung. Sementara, mata uang Rupiah seharian berada di zona merah. IHSG ditutup menguat 1.21 persen di level 6.235,619.

Berikut sentimen yang menekan pasar keuangan belakangan ini menurut Benjamin Gunawan, pada Selasa (25/3/2025) kemaren.

1. Mata uang Rupiah alami tekanan ke level 16.590 per US Dolar di sesi penutupan perdagangan

Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Dikatakannya, mata uang Rupiah alami tekanan ke level 16.590 per US Dolar di sesi penutupan perdagangan. Pada umumnya, pasar obligasi atau surat hutang pemerintah menjadi indikator yang akurat dalam menggambarkan kinerja mata uang Rupiah.

"Dalam sebulan terakhir terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada imbal hasil obligasi 10 tahun RI. Dimana, pertengahan februari imbal hasil obligasi 10 Tahun berada dikisaran 6.7 persen. Namun, saat ini sudah berada di kisaran 7.3 persen yang menunjukan bahwa ada tekanan terhadap harga obligasi yang memicu terjadinya pelemahan pada mata uang rupiah," jelasnya.

2. Sejumlah sentimen dari tanah air salah satunya pengesahan UU TNI

ilustrasi memberikan uang (freepik.com/freepik)
ilustrasi memberikan uang (freepik.com/freepik)

Lanjut Benjamin, belakangan ini terjadi pelemahan pasar keuangan di tanah air antara IHSG dan Rupiah, yang kerap dikaitkan dengan sejumlah sentimen dari tanah air, seperti defisit APBN, pembentukan danantara, penghematan anggaran hingga pengesahan UU TNI.

Diluar sentimen internal tersebut, faktor eksternal justru mendominasi sentimen buruk yang mempengaruhi kinerja pasar keuangan di tanah air.

"Yang paling dikuatirkan adalah dampak buruk dari perang dagang, atau perang justru menyasar ekonomi di tanah air secara langsung. Perang dagang tersebut telah memunculkan kekuatiran akan terjadinya inflasi tinggi, dan pelemahan ekonomi yang berujung resesi. Hal ini membuat investor akan mencari tempat berinvestasi yang benar-benar aman," ucapnya.

3. Akan berujung pada gejolak pasar keuangan yang diikuti dengan volatilitas yang tinggi

ilustrasi memberikan uang (unsplash.com/Igal Ness)
ilustrasi memberikan uang (unsplash.com/Igal Ness)

Dengan begitu, dia menilai hal ini kemungkinan akan berujung pada gejolak pasar keuangan yang diikuti dengan volatilitas yang tinggi.

"Pasar keuangan ditanah air belakangan mengalami tekanan akibat gejolak ekonomi global yang terjadi. Disisi lain, harga emas terpantau bergerak menguat tipis ke level $3.021 per ons troy atau sekitar 1.62 juta per gram," tutupnya.

Share
Topics
Editorial Team
Indah Permata Sari
Arifin Al Alamudi
Indah Permata Sari
EditorIndah Permata Sari
Follow Us