Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

3 Tips Beli 'Kereta' Bekas di Medan Agar Aman dari Kejahatan

ilustrasi police line (pexels.com/Kat Wilcox)

Horas, Laeku! Niat hati mau cari 'kereta' (motor) bekas untuk hemat biaya, tapi apa jadinya kalau malah buntung karena jadi korban kejahatan? Di Medan, pasar motor seken memang menggiurkan. Tapi di baliknya, ada risiko yang nggak main-main, mulai dari motor bodong hasil curian sampai modus penipuan canggih yang bisa bikin uangmu melayang dalam sekejap.

Kejahatan jual beli motor ini bukan cuma cerita, tapi sudah banyak kejadiannya di kota kita. Ada yang keretanya dibawa kabur dengan modus test ride, banyak juga yang tertipu modus segitiga online, ada juga yang secara tak sadar telah membeli motor hasil kejahatan yang surat-suratnya palsu. Kalau sudah begini, bukan cuma rugi uang, tapi bisa-bisa kita ikut terseret masalah hukum.

Karena itu, waspada adalah kunci utama. Jangan sampai keinginan untuk punya kendaraan malah berujung petaka. Biar kamu tetap aman dan bisa tidur nyenyak setelah beli motor, catat baik-baik 3 tips penting ini untuk membentengi diri dari para pelaku kejahatan!

1. Periksa tuntas legalitas motor, benteng pertama lawan motor bodong

ilustrasi motor (pexels.com/pixabay)

Ini adalah langkah paling fundamental untuk memastikan kamu tidak membeli barang hasil kejahatan. Motor dengan kondisi mulus dan harga murah bisa jadi jebakan jika surat-suratnya tidak beres. Pelaku kejahatan sering menjual motor curian dengan harga miring di media sosial, jadi jangan pernah sepelekan urusan dokumen.

Pastikan motor yang kamu incar punya tiga dokumen sakral BPKB, STNK, dan idealnya, Faktur pembelian pertama. Jangan pernah tergiur dengan motor yang dijual dengan istilah "STNK Only" (hanya ada STNK), apalagi "YP" (Yatim Piatu) atau "NP" (No Paper) yang berarti motor tanpa surat sama sekali. Ini adalah ciri khas motor bodong atau hasil curian yang akan membawamu ke masalah besar.

Ritual wajib yang tidak bisa ditawar adalah mencocokkan nomor rangka dan nomor mesin di fisik motor dengan yang tertera di BPKB dan STNK. Perhatikan dengan jeli area di sekitar nomor tersebut. Jika ada bekas las, gerinda, atau ukiran angkanya tampak aneh dan tidak rapi, segera batalkan transaksi karena itu adalah indikasi kuat nomor telah diubah secara ilegal (diketok ulang).

Terakhir, saat bertemu, mintalah untuk melihat KTP penjual dan cocokkan namanya dengan yang tertera di BPKB. Jika namanya berbeda, tanyakan alasannya dengan jelas. Penjual yang jujur tidak akan keberatan menunjukkan identitasnya, dan ini penting untuk menghindari transaksi dengan penadah.

2. Waspada penipuan berbasis online, jangan transfer sebelum pegang barang

ilustrasi transfer uang (pexels.com/Anete Lusina)

Jagat maya memang memudahkan kita untuk mencari barang, tapi juga menjadi sarang bagi para penipu. Di Medan, banyak sekali modus penipuan online yang menargetkan pembeli motor bekas. Kuncinya satu: jangan pernah tergiur harga yang terlalu murah dan jangan pernah mentransfer uang sebelum transaksi selesai secara tatap muka. Waspadai jebakan "modus segitiga" yang sangat licik.

Skenarionya, penipu akan mencari iklan dari penjual asli, lalu membuat iklan palsu dengan harga lebih murah untuk memancingmu. Ia kemudian mengatur pertemuan antara kamu dengan penjual asli, namun dengan skenario licik di mana semua urusan pembayaran harus melalui si penipu. Kamu bertemu, cek motor, merasa yakin, lalu mentransfer uang ke rekening si penipu yang kemudian menghilang. Uangmu amblas, motor pun tak dapat.

Modus lainnya adalah akun showroom palsu di media sosial. Penipu menduplikasi akun showroom ternama, mencuri semua fotonya, lalu memasang iklan dengan harga super miring untuk menipumu agar mentransfer uang muka atau bahkan membayar lunas dengan iming-iming bonus palsu. Aturan paling ampuh untuk menghindari semua ini adalah

jangan pernah mentransfer uang sepeser pun sebelum kamu bertemu langsung dengan penjual, memegang fisik motor, dan memverifikasi semua dokumennya. Jika sebuah penawaran terasa terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan. Selalu utamakan transaksi dengan metode COD (Cash on Delivery).

3. Amankan transaksi tatap muka (COD), jangan jadi korban test ride

ilustrasi mengendarai motor (pexels.com/FlorS Q)

Setelah berhasil melewati dua filter keamanan di atas, tahap pertemuan langsung atau COD adalah momen penentuan. Di tahap ini, kamu juga harus ekstra waspada terhadap kejahatan fisik. Selalu ajak penjual bertemu di tempat yang ramai, terang, dan aman. Hindari bertemu di lokasi yang sepi.

Tingkatkan kewaspadaan terhadap jebakan modus test ride, di mana pelaku seakan-akan menjadi pembeli serius, saat meminta izin untuk mencoba motor dan ternyata tancap gas membawanya kabur. Ini adalah modus pencurian yang sering terjadi di Medan dan sekitarnya.

Wajar jika pembeli ingin mencoba kendaraan, namun untuk keamanan, kamu berhak meminta jaminan. Mintalah calon pembeli untuk meninggalkan KTP asli, kunci kendaraannya sendiri, atau bahkan ponselnya sebagai jaminan sebelum melakukan test ride. Jika dia datang bersama teman, mintalah temannya untuk menemanimu menunggu.

Jika dia menolak memberikan jaminan dengan berbagai alasan, lebih baik batalkan transaksi. Setelah harga disepakati dan semua aman, jangan lupa buat kwitansi jual beli yang ditandatangani kedua belah pihak di atas materai. Kwitansi ini adalah bukti hukum transaksimu dan sangat penting untuk proses balik nama nanti.

Membeli 'kereta' bekas di Medan memang butuh kewaspadaan ekstra. Dengan menerapkan tiga tips di atas verifikasi legalitas, waspada penipuan online, dan amankan transaksi COD kamu sudah membangun benteng pertahanan yang kuat dari para pelaku kejahatan. Ingat, lebih baik sedikit repot di awal daripada menyesal selamanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
IDN Times Hyperlocal
EditorIDN Times Hyperlocal
Follow Us