Kisah Rohayati, Buka UMKM Untuk Jauhkan Pedagang dari Tukang Kredit

Produk UMKM Medan Tuntungan sudah masuk swalayan Brastagi

Medan, IDN Times – Usaha Mikro Kecil Menengah Medan Tuntungan (UMKM MTT) berhasil memasukkan produknya ke beberapa swalayan besar di Kota Medan. UMKM MTT sekarang memiliki lebih dari 80 anggota perempuan yang memproduksi berbagai jenis kerajinan tangan dan kuliner, hingga meraih omset lebih dari Rp20 juta per bulan.

Didirikan tahun 2014 oleh seorang ibu rumah tangga bernama Rohayati. Awalnya hanya mengajarkan menjahit para tetangga dan membantu memasarkan produk tape, kini Rohayati berhasil mendirikan sentra UMKM MTT di halaman rumahnya, Jalan Bunga Pariama Lingkungan V, Kelurahan Baru Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.

Yuk simak kisah perjuangan Rohayati.

Baca Juga: Tahun 2022, BRI Gelontorkan Rp3 Triliun untuk Membantu UMKM di Medan

Kisah Rohayati, Buka UMKM Untuk Jauhkan Pedagang dari Tukang KreditGaleri UMKM Medan Tuntungan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Rohayati berkisah, awalnya beberapa tahun lalu ia duduk di dekat penjual tape. Selama satu jam ia melihat ada beberapa tukang kredit yang datang silih berganti menagih pembayaran. Ia pun merasa kasihan, untuk pelaku usaha kecil seperti ini bagaimana mau membaik perekonomiannya jika terus berurusan dengan ‘lintah darat’ atau tukang kredit yang memberi bunga sangat tinggi.

Akhirnya ia mencoba membantu memasarkan tape milik pedagang tersebut. Sebagian besar tetangga dan warga kampung Rohayati adalah pembuat dan penjual tape yang sudah turun temurun.

Guru Prakarya di satu SMP Kota Medan ini juga mengajari menjahit di sekeliling tempat tinggalnya. Semua produk tape, tas hasil jahitan, dan lain sebagainya ia kumpulkan dan dipasarkan. Semua anggota koperasinya saat ini adalah perempuan.

“Awalnya UMKM ini dari jahit menjahit, lalu sekarang jadi kuliner yang paling banyak. Kenapa perempuan? Saya berpikirnya perempuan sekarang banyak diam di rumah, ketika suami sakit gak bisa belanja dan perekonomian terganggu. Jadi saya inisiatif mengajak perempuan agar punya penghasilan dan bekerja dari rumah,” ujar Rohayati.

Selain itu, ia ingin menjauhkan para pelaku UMKM dari tukang kredit harian yang mematok bunga tinggi dan mengutip pembayaran harian.

“Para perempuan ini perempuan tangguh, tapi mereka berutang dengan kredit harian, sehingga penghasilannya tidak kelihatan, habis-habis membayar ke tukang kredit saja,” ungkap perempuan 45 tahun ini.

Kisah Rohayati, Buka UMKM Untuk Jauhkan Pedagang dari Tukang KreditGaleri UMKM Medan Tuntungan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Perlahan-lahan produk UMKM MTT makin banyak. Kini tercatat ada lebih dari 50 jenis produk kuliner dan kerajinan tangan. Seperti tape, keripik, kerajinan tangan kriya, rajut dan jahit, minyak karo, rempah, jahe merah, tas, bakso frozen, dimsum, dan aneka camilan lain.

Awalnya produk hanya pajang di rumahnya, sekarang tidak muat lagi. Akhirnya Rohayati berpikir untuk merenovasi halaman rumahnya menjadi sentra UMKM. Berkat bantuan dari BRI, tiga bulan yang lalu renovasi sentra UMKM MTT sudah selesai dilakukan.

“Awalnya BRI cari UMKM perempuan dan kebetulan semua anggota UMKM kami adalah perempuan sehingga berlanjutlah pembicaraan. Nah pelebaran bangunan UMKM MTT ini 50 persen dibantu oleh BRI, bukan pinjaman ke BRI. Kami juga di sini adalah nasabah BRI. Alhamdulillah UMKM MTT bisa diperbaiki seperti sekarang,” jelas ibu tiga anak ini.

Produk UMKM MTT sekarang sudah dikenal luas. Awalnya produksinya adalah jahitan, kini produk kulinernya jadi favorit. Keripik Pisang Balado jadi produk terlaris.

Lalu beberapa waktu yang lalu, Camat Medan Tuntungan bersama Pemko Medan membantu memperkenalkan produk-produk UMKM MTT ke swalayan-swalayan. Hasilnya berbuah manis. Produk dari UMKM MTT sudah dijual di Swalayan Brastagi Medan di antaranya tape, kripik pisang balado, kripik pisang ori, rempeyek teri, dan talas.

“Suatu kebanggaan juga bagi kita. Dulunya warga di sini secara turun temurun hanya menjual tape di kaki lima. Produk UMKM MTT juga sudah naik kelas dan dipasarkan di swalayan besar. Harapan kami produk-produk yang lain juga bisa naik kelas,” katanya.

Kisah Rohayati, Buka UMKM Untuk Jauhkan Pedagang dari Tukang KreditGaleri UMKM Medan Tuntungan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Sekarang produk UMKM MTT juga bisa dipesan secara online, yakni melalui website UMKM Medan Tuntungan dan melalui Grabfood.

Ia juga mengajak para pelaku UMKM lain di Medan Tuntungan untuk bergabung. Caranya sangat gampang. Jika kuliner, harus enak dan layak dijual, sedangkan untuk produk pakai memang produknya harus bagus dan layak dijual.

Rohayati tidak ingin sembarangan menerima anggota. Ia akan menseleksi terlebih dahulu produk UMKM yang dihasilkan sebelum bisa bergabung dengan UMKM MTT.

Selain itu, jika anggota kekurangan bahan untuk produksi, maka akan dibantu oleh UMKM dan hasil penjualan akan dipotong untuk UMKM.

“Tujuan saya hanya untuk mendongkrak ekonomi mereka, kita beri kebutuhan misalnya butuh minyak untuk produksi, mereka utang bahan, lalu potong setelah masuk orderan,”

Ia berharap UMKM MTT ini bisa menular ke kecamatan-kecamatan lain di Kota Medan. Sehingga geliat UMKM bisa tumbuh subur dan membantu prekonomian para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang ada di Kota Medan.(*)

Baca Juga: Salurkan Rp2,7 T untuk UMKM, BRI Medan Juara Kinerja Brilink 2021

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya