Kisah Taufik, Tinggalkan PNS dan Buka Lontong Malam Insomnia yang Hits

Laku sampai ratusan porsi sehari

Medan, IDN Times - Banyak yang menganggap Pegawai Negeri Sipil (PNS) (kini Aparatur Sipil Negara) adalah pekerjaan impian. Tapi tidak bagi Muhammad Taufik Ginting (34). Dia rela banting setir meninggalkan statusnya sebagai PNS dan membuka usaha di Medan.

Taufik memilih usaha kuliner yang dilabelinya Lontong Malam Insomnia yang beralamat di Jalan Abadi No. A03 Medan.

Apa alasan Taufik meninggalkan PNS? “Awalnya dulu aku pekerja PNS sudah 9 tahun di daerah Pakpak Bharat, karena ngerasa sudah tidak nyaman dan banyak hal yang berbeda dengan sistem yang di dalam pada pikiran ku disitu, selanjutnya cabut (keluar) dan belum tahu arah mau kemana dan ngapain,” jelas Taufik kepada IDN Times.

1. Ide nama insomnia dari salah satu kafe Medan

Kisah Taufik, Tinggalkan PNS dan Buka Lontong Malam Insomnia yang HitsIDN Times/ Lontong Malam Insomnia

Menariknya, nama Insomnia berasal dari salah satu kafe di Medan yang beralamat di Jalan Setia Budi. Ia menceritakan bahwa, mertua Taufik berjualan sarapan pagi, hal ini memicunya untuk menjadi ide membuka usaha lontong. Jiwa entrepreneurnya pun meronta.

“Sering nongkrong di salah satu kafe bernama insomnia dan ditawari jual makanan sama mereka. Lalu aku tanya ke istri dan dia kasih rekomendasi untuk coba buka lontong,” ungkap Taufik.

2. Lontong Malam Insomnia jadi favorit berbagai kalangan, tapi kini ikut terdampak COVID-19

Kisah Taufik, Tinggalkan PNS dan Buka Lontong Malam Insomnia yang HitsIDN Times/ Lontong Malam Insomnia

Usaha Lontong Malam Insomnia  ini dibuka sejak 2018, dengan target awal hanya puluhan porsi, yakni 20 sampai 30 porsi dalam satu malam. Namun ternyata lambat laun, di luar ekspektasi Taufik hingga berkembang mencapai ratusan porsi dalam satu hari, baik online maupun offline.

“Untuk sekarang satu hari offline dan online 500 porsi tapi dari jam 6 pagi sampai jam 2 pagi. Sebelumnya buka dari jam 2 siang sampai jam 2 malam dan bisa habis sampai 600 porsi. Jadi karena dampak corona ini menurun sekitar 20 persen,” ucapnya.

Baca Juga: Cerita Ira Siregar, Berhenti PNS dan Pilih Usaha Roti Sourdough

3. Menjaga sterilisasi makanan menjadi hal paling utama Lontong Malam Insomnia

Kisah Taufik, Tinggalkan PNS dan Buka Lontong Malam Insomnia yang HitsIDN Times/ Lontong Malam Insomnia

Baginya, menjaga kebersihan atau steril dalam makanan yang dijualnya memiliki standar.

“Standart yang ku usahakan paling pertama nilai kebersihan, karena bagiku cocok-cocokan di lidah tapi kalau bersih itu aku rasa banyak resto yang sudah tidak fokus kesitu lagi,” tutur Alumni Administrasi Perpajakan FISIP USU ini.

“Kalau aku berharap itu nilai jual yang paling tinggi dalam arti steril. Gak boleh makanan langsung disentuh dengan tangan, sebelum dimasak makanan semuanya harus dicuci. Cucinya bukan sekedar cuci, ikan dicuci pakai sabun dan sayur terkecuali beras dengan di standartkan cuci pakai sabun sayur dan buah,” tambahnya.

Karena menurut Taufik, sayur yang dijual tidak dapat dipastikan kebersihannya. Tak hanya itu, menjaga makanan tersebut agar tidak basi juga menjadi hal utama. Sehingga setiap beberapa jam sekali makanan akan dicek layak atau tidaknya untuk dijual.

4. Tak hanya lontong, berbagai menu menjadi pilihan dengan harga terjangkau

Kisah Taufik, Tinggalkan PNS dan Buka Lontong Malam Insomnia yang HitsIDN Times/ Lontong Malam Insomnia

Sementara, untuk menu yang dijual Taufik yaitu lontong, nasi gurih, nasi sayur dan ada lontong pecal yang menjadi menu terbaru, juga nasi goreng, pempek dan camilan lainnya.

“Aku berharap orang gak kecewa sama makanan ku,” ungkapnya.

Selain itu, ada juga menu bandrek yang disajikan diyakini sebagai penangkal virus corona. Untuk harga dibanderol mulai dari minuman bandrek Rp5 ribu hingga makanan Rp15 ribu.

Dirinya juga menambahkan bahwa, selama masa pandemik COVID-19, tidak menerima makan di tempat. “Jadi kenapa lontong malam insomnia ini aku bilang rame, ya aku rasa nyaman di lidah orang-orang. Tapi paten kali pun enggak, biasa aja,” ujar Taufik merendah.

Baca Juga: Cerita Marilyn Rifani, Mendirikan Yayasan untuk Anak Tuna Netra

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya