Medan, IDN Times - Kompetisi sepak bola bertajuk Medan Super League (MSL) akhirnya digelar. Liga amatirnya anak Sumatera Utara, khususnya Medan ini kick di Stadion DR TD Pardede, Minggu (14/7).
Liga ini akan berakhir hingga November mendantang. Diikuti sebanyak 18 tim sepak bola amatir, event ini menjadi yang pertama bagi sepak bola di Sumut dalam hal penggunaan Video Assistant Referee (VAR).
CEO MSL, Rezi Sukma menjelaskan, liga tersebut akan digelar setiap pekan, tepatnya Hari Minggu. Pihaknya turut menyertakan VAR layaknya Bandung Premier League (BPL) yang sudah berjalan di musim kedua.
"VAR ini untuk membantu wasit untuk mengambil keputusan. Jadi VAR digunakan untuk meminimalisir terjadinya kerusuhan," ujarnya, Minggu (14/7).
Rezi mengutarakan, MSL akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp20 juta termasuk trofi, medali, dan piagam. Adapun tim yang juara nantinya, akan menjadi wakil Sumut di tingkat nasional.
"Untuk yang juara juga nanti ada jenjangnya karena akan berlaga di Indonesia Community Champions League (ICCL)," kata Rezi.
Dijelaskannya, ICCL merupakan lanjutan dari masing-masing provinsi atau kota lainnya. "Jadi ICCL ini seperti Liga Champions-nya lah. Nanti juga akan diwacanakan yang juara Indonesia bisa berlaga di tingkat Asia," ungkapnya.
Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumatera Utara, Baharuddin Siagian turut hadir dalam pembukaan MSL tersebut. Pihaknya mengaku siap mendukung MSL meski berlabel liga amatir.
Dalam kesempatan itu, Bahar (sapaan akrabnya) justru berharap terlalu tinggi, justru pada liga yang terbilang amatir. Pasalnya, dia ingin pemain seperti Egy Maulana muncul dari MSL tersebut.
"Saat saat ini memang sepak bola di Sumut dibilang mati tidak, dibilang hidup ya pasti hidup. Tapi dengan banyaknya event seperti ini saya harap bisa muncul pesepak bola seperti Egy Maualana Vikri," ucapnya.