Perjalanan Femas Crespo, Merantau dari Medan hingga Juara AFF U-16

Sejak tamat SD sudah merantau ke Jakarta

Medan tak pernah kehabisan pemain bertalenta di sepak bola. Terutama di tingkat usia dini, hingga remaja, setiap tahun selalu muncul pemain berbakat yang mengisi tim nasional kelompok usia. Satu nama pemain ini baru saja menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar juara AFF bersama timnas U-16. Adalah Femas Aprian Crespo yang dimaksud.

Namanya memang mengingatkan akan sosok legenda Argentina, Hernan Crespo. Ya, sang Ayah, Supri memang penggemar tim Tango. Begitupun sang Ibu, Ayu Fitriansih. 

"Dia lahir waktu Crespo main di Liga Champions tahun 2006. Ibunya yang suka Crespo," kata Supri mengawali cerita kepada IDN Times saat ditemui di kediamannya di kawasan Helvetia, Jumat (19/8/2022). 

Crespo kemarin baru saja mudik ke Medan. Memang gak banyak yang tahu ternyata pemain kelahiran 15 Januari 2006 ini adalah putra asli Medan. Maka tak ada sambutan meriah di Bandara Kualanamu maupun di rumahnya seperti yang diterima rekan-rekannya dari kepala daerah setempat. Hanya tampak kepala lingkungan dan lurah Helvetia Timur datang. Tapi keluarga yang menyambut hangat sudah cukup bagi Crespo.

Informasi soal Crespo adalah anak Medan memang minim. Soalnya sejak tamat Sekolah Dasar (SD) hingga beranjak remaja, Crespo sudah menghabiskan waktu di Jakarta. Di usianya yang masih belia Crespo sudah merantau setelah dapat beasiswa masuk Akademi Remaja Masa Depan (RMD). 

"Awalnya Crespo usia 6-7 tahun sudah nampak talenta bolanya. Kebetulan saya berkecimpung di sepak bola sebagai pelatih, saya lihat dia berbakat. Saya latih, terutama dasarnya. Usia 11 tahun, dia ikut Piala Danone bersama Mabar Putra bersama Abah Ruslan (pelatih). Ikut juga di Piala Blispi di Jaksel. Kebetulan Akademi RMD menilai talenta anak saya. Mereka berkomunikasi dan minta anak saya gabung akademi mereka," kata Supri.

Dapat beasiswa di RMD hingga masuk Persija junior

Perjalanan Femas Crespo, Merantau dari Medan hingga Juara AFF U-16Femas Crespo bersama dua orangtua (tiga dan dua dari kanan) dan adiknya (IDN Times/Doni Hermawan)

Di RMD, Crespo mendapat beasiswa penuh. Artinya semuanya gratis. Termasuk disekolahkan. Apalagi di akademi itu, pendidikan juga diperhatikan. Crespo disekolahkan di SMP Syarifhidayatullah dan lanjut ke SMA Asafiyah, Tebet. 

"Alhamdulillah, ini rezeki anak, semua gratis. Beasiswa pulang Jakarta-Medan sampai dia tamat SMP masuk SMA di sana masih di bawah RMD. Selanjutnya dia ikut seleksi untuk kompetisi Elite Pro Academy (EPA) bersama Persija. Dia lolos dan saya ditelepon disuruh ke Jakarta untuk teken kontrak karena usianya masih di bawah. Jadi saya tidak melupakan jasa pelatih di RMD, coach Sahari, coach Jonni Hermanto, mantan timnas juga. Selain itu juga teman-teman pelatih di Medan mulai dari Bang Yunus Saragih, Abah Ruslan, coach Aris, Rejali," tambahnya.

Persija turut mencium talenta Crespo. Dia diikat dengan kontrak panjang hingga 2024 mendatang. Diawali dengan memerkuat Persija U-16. "Bagaimanapun dia anak Medan, putra daerah. Saya selalu bilang besarkan nama Medan. Walaupun kamu sekolah di sana dari kecil. Saya cukup berterima kasih ke Akademi RMD yang telah mendidik anak, dari akhlak dan main bolanya dapat semua. Malah dia dominan agama," bebernya.

Kerja keras di Persija hingga final yang mengharukan

Perjalanan Femas Crespo, Merantau dari Medan hingga Juara AFF U-16Femas Aprian Crespo (instagram/femasaprian_)

Dari Persijalah, jalan Crespo menembus tim nasional U-16 setelah mendapat tempat utama di lini tengah Macan Kemayoran Muda. Crespo mengakui melalui perjuangan keras hingga akhirnya bisa berlaga di AFF U-16.

"Berat perjuangan di timnas. Bersaing sangat berat. Tanpa doa orangtua saya gak bisa seperti ini. Disiplin ketat banget, terlambat salat Rp50 ribu. Gak salat ke masjid Rp100 ribu. Ibadah nomor satu. Akhlak dan disiplin yang utama kata coach Bima," kata pengidola Sergio Ramos dan Mesut Ozil ini.

Hingga akhirnya momen tak terlupakan itu tiba di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Crespo kesempatan berlaga di final AFF U-16 tiba. Crespo turun di babak kedua menit ke-54 menggantikan Achmad Zidan. Saat itu Indonesia sudah unggul 1-0 atas Vietnam lewat gol Kafiatur Rizky di akhir babak pertama. Bima Sakti tentu punya pertimbangan Crespo punya kemampuan bertahan yang baik untuk memutus serangan lawan dari lini kedua.

"Alhamdulillah waktu final sempat main. Atmosfernya beda. Tekanannya tinggi. Saya masuk babak kedua, Vietnam menekan terus. Saya harus bisa, dan saya akan berusaha. Akhirnya kami juara," kata Crespo.

Semakin mengharukan karena saat itu ditonton Ibu dan adiknya, Palermo. Usai final, Crespo bersujud di kaki Sang Ibunda dan bersyukur. "Waktu final Bunda dan Adik nonton. Ayah berhalangan karena SSB-nya mengikuti turnamen di Bandung. Saya nangis, saya cium kaki orangtua saya. Tanpa restu mereka gak akan bisa seperti ini," bebernya.

Bonus untuk umrah orangtua hingga ingin main ke luar negeri

Perjalanan Femas Crespo, Merantau dari Medan hingga Juara AFF U-16Femas Aprian Crespo saat ditemui di Medan (IDN Times/Doni Hermawan)

Crespo sejak kecil memang teramat ingin membahagiakan orangtuanya. Dimulai dengan ingin meneruskan jejak sang Ayah yang terhenti menjadi pesepak bola di level PSMS junior. Kemudian dia juga ingin memperbaiki ekonomi keluarga. Selain melatih di SSB yang didirikan sendiri bernama Galaxy, sehari-hari Ayah dan Ibunya membuka usaha depot air untuk menghidupi keluarga. 

Bonus juara dari Timnas U-16 pun akan disisihkan Crespo untuk mengumrahkan orangtuanya. "Bonusnya saya akan berangkatkan umrah orangtua saya. Saya udah dari SSB, selalu ingin bisa membahagiakan Ayah Bunda. Saya juga pengin jadi polisi dan tentara tapi terus main bola," harap pemain berpostur 178 cm ini.

Ke depan, jalan Crespo masih panjang. Dia masih punya banyak impian. Tentunya mengarah ke level profesional saat sudah senior. "Target ke depan usia saya masih 16 tahun. Gak mau cepat puas diri. Pelatih juga bilang ini belum apa-apa. Nanti kami akan mengikuti kualifikasi Piala Asia U-17. Saya ingin menunjukkan tidak mau cadangan lagi. Rasanya gak enak cadangan. Terus saya juga mau bisa sampai main di luar negeri. Saya ingin bawa orangtua saya ke sana," tambahnya.

Dia bersyukur digembleng di bawah asuhan legenda seperti Bima Sakti yang selalu menekankan disiplin. Hal itu yang turut membentuk Crespo menjadi pribadi yang baik di dalam dan luar lapangan.

"Coach Bima pelatih top dunia kalau saya bilang. Disiplinnya nomor satu, ibadahnya juga. Kalau dua itu gak dijaga, kelar. Makan, tidur kami boleh main HP cuman empat jam. Habis subuh salat, latihan. Jam 10 sampai setengah 12 dikasi HP. Kalau telat satu menit main HP, semua kena. Kami sudah satu tim, satu kena, semua kena," ucap Crespo.

Kini agenda terdekat sudah menanti Crespo. Yakni kembali ke klubnya Persija untuk bermain di Elite Pro Academy U-18. "Pelatih memberi waktu saya libur 10 hari, tapi saya minta seminggu saja. Saya akan adaptasi lagi lalu bermain di sana. Kemudian saya berharap bisa kembali dipanggil timnas lagi," pungkas Crespo.

Baca Juga: Timnas U-16 Diguyur Bonus Rp1 Miliar dari Jokowi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya