[KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di Siliwangi

PSMS menangis haru lolos dari degradasi

Medan, IDN Times - Berbagai momen pahit dan manis dialami PSMS selama 72 tahun usianya. Memori pecinta PSMS kali kami bawa kembali mengingat musim 1996/1997 pada Liga Indonesia III atau Liga Kansas. Ini merupakan musim yang sulit bagi PSMS di bawah asuhan duet pelatih Sakirman Saswa dan asistennya, Suharto AD yang baru pensiun sebagai pemain.

Kala itu PSMS ibarat telur di ujung tanduk. Satu laga pamungkas Wilayah Tengah akan menentukan nasib Slamet Riyadi dan kawan-kawan. Cukup berat, PSMS harus bertandang ke markas tim kuat Persib Bandung di Stadion Siliwangi. Bila kalah, tamat sudah karena degradasi jadi taruhannya.

1. Pemain PSMS bersiap hidup-mati di laga ini, teror suporter Persib mau tak mau dihadapi

[KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di SiliwangiSlamet Riyadi (IDN Times/Hasudungan)

Bagi bek PSMS, Slamet Riyadi laga itu tak terlupakan. Sebelum laga dimulai, tim memang bertekad untuk mengerahkan seluruh tenaga. Apapun ceritanya, mereka tak ingin PSMS kalah di laga penentuan itu.

"Ini laga sangat dramatis, apalagi lawan Persib. Kami tekad tak mau kalah. Jadi kami siap untuk hidup-mati di laga tersebut. Teror penonton saat kami masuk lapangan sudah terasa, tapi kami tetap tak ingin kalah," ungkap Slamet yang kala itu berusia 21 tahun kepada IDN Times.

2. PSMS mainkan strategi 'parkir bus' untuk membendung serangan Persib, lapangan serasa 'miring'

[KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di SiliwangiPSMS jelang laga kontra Persebaya (Dok.Slamet Riyadi)

Sejatinya PSMS cuma butuh seri untuk mengamankan posisinya agar tidak terdegradasi. Di lain hal, Persib butuh kemenangan untuk menjadi tuan rumah di babak 12 besar. Itu juga yang membuat Persib terus membombardir lini pertahanan PSMS.

Slamet Riyadi, Surimanto, dan Andreas pun dipaksa kerja keras melindungi gawang PSMS yang dikawal Muhammad Halim. "Lapangan udah terasa miringlah, karena diserang terus dari awal. Jadi waktu itu PSMS bisa dibilang pakai sistem parkir bus agar tidak kebobolan," ucap pria berusia 46 tahun tersebut.

Baca Juga: Sudah 72 Tahun, 10 Fakta Sejarah Manis dan Pahit PSMS Medan

3. PSMS modal semangat agar tak kalah dengan Persib yang bermaterikan pemain bagus-bagus

[KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di SiliwangiSkuat Persib Musim 1996/1997 pada Liga Kansas Indonesia (instagram.com/legendabandung)

Slamet Riyadi mengakui materi pemain PSMS kala itu masih jauh di bawah Persib. Beberapa nama beken menghiasi tim Maung Bandung, mulai dari Roby Darwis, Yudi Guntara, Keke Karia, Sutiono, Yusuf Bahtiar dan lainnya.

Sementara materi PSMS di antaranya berisikan Siswanto, Abdul rahman, Adam Tomagola, Khairifo, Suhartono, Sugianto, Andreas, Alexander, Bona simanjuntak dan lainnya.

"Jadi di laga itu PSMS cuma pasang satu penyerang, yakni Adam Tomagola. Kecil orangnya. Sementara bek mereka tower semua, ada Roby darwis, Roy Darwis dan Yadi Muliadi. Semuanya tinggi-tinggi. Pokoknya kami bertahan di daerah kotak 16. Hampir seluruh pemain turun saat diserang," jelasnya.

4. Persib mulai frustasi mencetak gol, gawang PSMS pun disiram air kencing oleh penonton

[KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di SiliwangiDok.pribadi Slamet Riyadi

PSMS bermodalkan semangat di laga itu. Rapatnya barisan pertahanan PSMS membuat tuan rumah mulai frustasi mencetak gol. Gol tak kunjung datang, beberapa sepakan justru menerpa tiang gawang PSMS. Melihat hal tersebut, penonton pun menyiram gawang PSMS dengan air kencing.

"Waktu itu kan masih bebas penonton bisa turun jalan ke belakang gawang. Saya lihat ke belakang gawang PSMS dikencingi," kenangnya.

"Pokoknya entah berapa kali tendangan mereka terkena tiang gawang PSMS. Memang ada keberuntungan juga lah waktu itu," tambah pelatih berlisensi A AFC ini.

5. Tangis pemain dan ofisial PSMS pun pecah, laga berakhir tanpa gol dan PSMS selamat dari degradasi

[KLASIK] Musim 96/97, Persib Vs PSMS: Gawang Dikencingi di SiliwangiSkuat PSMS Musim 1996/1997 pada Liga Kansas Indonesia (Dok pribadi)

Menit-menit dilalui dengan cara yang sama, bertahan agar gawang tidak kebobolan. Hingga saatnya peluit panjang ditiup, seluruh pemain serta yang ada di bench pun menangis bahagia merayakan 'kemenangan' tersebut. "Tak terbayangkan bagaimana perasaan saat itu. Semuanya nangis dan berpelukan di tengah lapangan," kata Slamet lagi.

Hasil akhir tersebut diakui Slamet tak terlepas dari fanatisme seluruh pemain yang mayoritas merupakan anak-anak Medan. Semuanya memiliki rasa memiliki PSMS yang teramat luar biasa.

"Kami bangga bisa membuat PSMS bertahan waktu itu. Ini karena kami anak-anak Medan, jadi ada rasa kebanggaan dan memiliki. Tak ada embel-embel bonus, cuma lambang di dada aja yang kita punya," ungkap Slamet.

Laga ini sendiri berakhir dengan skor 0-0. PSMS berada di posisi 10 klasemen akhir penyisihan, unggul satu poin atas Mataram Indocement yang harus terdegradasi. Persib sendiri walaupun gagal menang, akhirnya tetap jadi tuan rumah babak 12 besar. Meski akhirnya gagal juara.

Baca Juga: Penjelasan Direktur Hukum PSMS Soal Saham 49 Persen Kodrat Shah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya