Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Medan Fight Night Jadi Sejarah Baru Industri MMA di Sumut

Salah satu pertarungan Medan Fight Night di Amavi, Minggu (13/10/2024) (IDN Times/Doni Hermawan)

Medan, IDN Times- Talenta petarung Mixed Martial Art di Sumatra Utara cukup diakui. Termasuk oleh Max Metino, pelatih sekaligus dewan juri One Pride MMA.

Kehadiran Medan Fight Night (MFN) di Amavi Lounge, Minggu (13/10/2024) malam menjadi jalan untuk mencari calon petarung MMA potensial dari Sumut untuk diproyeksikan bertarung di pentas nasional hingga internasional seperti Ultimate Fighting Championship (UFC).

Menurut Max sebagai inspektur pertandingan di MFN, ini merupakan salah satu bentuk seleksi menuju One Pride MMA.

"Bentuk audisi Road to One Pride. Petarung-petarung ini akan saya nilai untuk dilihat performanya. Mereka yang layak jadi fighter pro, akan kita berikan golden ticket untuk ke road to one pride. Saya berharap hasilnya, kualitas fighternya di cabag MMA, kualitasnya bagus. Sehingga bisa kita panggil ikut One Pride," kata Max kepada wartawan, Minggu (13/10/2024). 

 

1. Petarung Sumut jadi salah satu favorit Max

Pelatih dan Dewan Juri One Pride MMA Max Metino bersama promotor Medan Fight Night Calvin Gustinov (IDN Times/Doni Hermawan)

Max memfavoritkan talenta-talenta petarung dari Sumut yang menurutnya berkarakter keras. Salah satu yang jadi role model adalah Jeka Saragih, petarung asal Simalungun yang sukses menembus panggung UFC.

"Dari Sumut merupakan salah satu favorit saya. Best of the best. Di even MMA di Indonesia. Ada beberapa fighter yang kuat, Sumut, Jabar, Solo, Sulut, dari Jakarta, gudangnya petarung MMA yang kuat. Dari ribuan fighter banyak didominasi mereka.
Sumut mengadakan ini bisa mentrigger suasana atmosfer environment berada di Sumatra Utara. Melahirkan Jeka Saragih yang baru," kata pria pemilik Warrior Fighting Champ itu.

2. Anak Sumut butuh panggung untuk bertarung

Duel Medan Fight Night di Amavi, Minggu (13/10/2024) (IDN Times/Doni Hermawan)

Panggung-panggung seperti ini dibutuhkan agar anak Sumut terhindar dari perbuatan negatif. Seperti tawuran. Mereka bisa menyalurkan bakatnya bertarung di arena pertarungan mencari prestasi.

"Mereka kita seleksi masuk ke One Pride yang nantinya saya harapkan mereka jadi calon juara nasional bahkan internasional seperti road to UFC dan UFC. Saya harap muncul anak muda baru yang potensial. Dari pertandingan-pertandingan seperti ini bisa menumbuhkan industri yang bagus dan mereak tidak hanya tawuran di jalanan. Orang Sumut keras. Jadi ada hal-hal yang bisa menjadi prestasi buat mereka," kata pria yang ikut menjadi aktor di Film The Raid 2 ini.

Dia berharap Medan Fight Night menjadi barometer dari berkembangnya industri MMA di daerah. Dia senang ada promotor daerah yang mau mewadahi panggung-panggung untuk petarung MMA.

"Biasanya sentralisasi di Jakart,a tapi di Medan seperti ini. Dulu pernah di Batam, dulu tahun 2004, saya waktu itu jadi dewan jurinya juga. 20 tahun lalu. Di dalam klub juga. Medan seperti ini, saya suka sekali. Antusias sekali. Dengan adanya promotor daerah melaksanakan even ini kita harapkan industri ini menjadi domino effect sehingga menumbuhkan bibit yang baru. Ini even yang sehat yang digelar di bar," kata pria yang juga menjadi Ketua Dewan Juri One Pride itu.

Terbukti baru dua laga awal yang digelar di MFN, Max langsung memberikan 2 golden ticket untuk petarung Sumut.

3. Ada 28 petarung dengan 14 laga di MFN edisi perdana

Duel Medan Fight Night di Amavi Medan, Sumatra Utara, Minggu (13/10/2024) (IDN Times/Doni Hermawan)

Sementara Calvin Gustinov selaku promotor MFN mengatakan ada 14 pertandingan dengan 28 petarung di malam perdana MFN ini. Ada satu pertarungan bertajuk Celebrity Match. 

"Awalnya 13 karena tanggal 13. Tapi ada satu pertarungan yang kita tambah yang melibatkan influencer. Sementara celebrity matchnya ada Hendrik Sinigami melawan De Fretez," kata Calvin.

Menurutnya MFN diklaim menjadi bar fight pertama di Sumut dengan kelas yang tidak pernah dipertandingkan secara umum.

"Ada kelas MMA di bawah naungan KOBI. Tentu juga ini jadi One Pride scouting. Dari Sumatra,selama ini mereka latihan terus, tapi mereka gak ada pentas, panggung,untukmendemostrasikan apa yang mereka pelajari. Kita berhasil membuat hari ini antusiasnya besar dan sudah full booked. Akan ada yang berikutnya. Kita akan membuatnya per tiga bulan atau per catur wulan. Tergantung kesiapan fighter Kota Medan menghadapi tantangan yang mereka temui," tambahnya.

Untuk seri pertama ini, pihaknya mengundang para fighter yang memenuhi kualifikasi yang ditetapkan. Ke depan, mereka akan membuka kesempatan untuk pendaftaran lebih terbuka.

"Yang mau kita perlihatkan ke orang-orang bukan sesuatu yang tidak ada nilainya. Terbukti beberapa fighter langsung mendapat 5 golden ticket sehingga mereka bisa debut di One Pride. Berikutnya akan ada seleksi terbuka atau eliminiasi terbuka untuk bertarung di Medan Fight Night. Kita akan berikan pembinaan untuk petarung daerah. Tujuan kita memang scouting talent yang bisa kita bawa ke ranah internasional," pungkasnya.

Adapun kategori dan kelas yang dipertandingkan, kategori MFN - Prelims: kelas bantamweight MMA, kickboxing 57 kg dan 55 kg, featherweight MMA, boxing 80 kg.

Kategori MFN-Main Card: lightweight MMA, boxing 80 kg, 75 kg, 61 kg, 63 kg, dan 65 kg. Dan, atomweight MMA serta kategori MFN Celeb Fight: boxing 55 kg.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us