Keunikan dan Ragam Bahasa Mandailing yang Perlu Kamu Tahu

Bahasa Mandailing juga beragam

Ada banyak bahasa yang ada di Sumatra Utara. Itu karena ada beragam suku dan budaya di Sumut. Salah satunya Suku Mandailing. Suku ini biasanya mendiami bagian selatan dari Sumut yang berbatasan dengan Sumatera Barat dan Riau bagian utara.

Suku ini punya bahasa khas sendiri yang disebut juga Bahasa Mandailing. Berikut beberapa hal soal bahasa Mandailing yang perlu kamu tahu. 

1. Bahasa Mandailing terbagi dua jenis

Keunikan dan Ragam Bahasa Mandailing yang Perlu Kamu Tahuadat mandailing markobar (mandakshowbitz/showbitz-eo.com)

Bahasa Mandailing dibagi menjadi dua jenis, yaitu Bahasa Mandailing Julu dan Bahasa Mandailing Godang. Mandailing Godang dikenal dengan gaya pengucapan yang lebih lembut jika dibandingkan dengan bahasa Angkola. Bahkan juga jauh lebih halus dibandingkan dengan Bahasa Batak Toba.

Masyarakat mayoritas yang menggunakan bahasa ini adalah masyarakat Mandailing Natal, namun tidak termasuk Bahasa Minang (Bahasa Natal). Berikutnya yang masih merupakan versi Bahasa Mandailing yaitu versi Padang Lawas biasa digunakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Padang Lawas utara dan Padang Lawas.

Sedangkan di Pasaman, Rokan Hulu, Riau dan Pasaman memiliki variasi bahasa tersendiri. Masyarakat Mandailing yang tinggal di Asahan, Batubara dan Labuhanbatu pada umumnya menggunakan Bahasa Melayu Pesisir Timur.Sastra Mandailing Klasik disampaikan melalui tradisi yang khas. 

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Etnis Mandailing di Sumatra Utara

2. Perkembangan di zaman kolonial

Keunikan dan Ragam Bahasa Mandailing yang Perlu Kamu TahuTikar amak lampisan mandailing (facebook.com/bagasnitapsel.pelaminan)

Perkembangan Sastra Mandailing juga mengalami perkembangan pada masa kolonial berkat beberapa tokoh yang membuat karya sastra berupa buku, mereka adalah Willem Iskander, Soetan Martua Raja, Soetan Hasoendoetan,Mangaradja Goenoeng Sorik Marapi, Sutan Pangurabaan dan Soetan Habiaran Siregar.

Pemakaian Bahasa Mandailing terkikis sedikit demi sedikit dengan mulai berkembangnya bahasa Nasional yang digunakan pada kurikulum pendidikan. Sejak masa pra-kemerdekaan, sastra mandailing kontemporer sudah tidak lagi berkembang. 

Upaya pengembangan karya sastra juga dilakukan di ranah hiburan. Lirik lagu dan drama musikal dibuat menggunakan Bahasa Mandailing. Beberapa upaya tersebut didokumentasikan dalam bentuk kaset recorder kepingan tape dan kepingan VCD. 

3. Ragam penempatan bahasa Mandailing

Keunikan dan Ragam Bahasa Mandailing yang Perlu Kamu TahuInstagram.com/@bridestory

Termasuk ke dalam rumpun Bahasa Austronesia, Bahasa Mandailing memiliki 5 ragam bahasa yang setiap kosakatanya tidak sama. Pertama ada Hata somal yang digunakan sebagai bahasa keseharian. 

Berikutnya yang ke-2 adalah Hata Andung yang ragam bahasanya digunakan saat tradisi mangandung pada upacara adat pernikahan atau kematian. Ragam bahasa ke-3 ada Hata teas dohos jampolak yang digunakan saat terjadi pertengkaran dengan mencaci maki. 

Selanjutnya yang ke-4 adalah Hata sibaso yang merupakan ragam bahasa khusus dipakai oleh tokoh shaman (si baso) yang disebut datu. Terakhir adalah Hata parkapur yang merupakan bahasa masyarakat Mandailing zaman dahulu saat mencari kapur barus sebagai komoditas perdagangan. 

Pada umumnya, orang Mandailing saat bertemu akan menggunakan Bahasa  Melayu yang digunakan saat berinteraksi terdapat perkataan yang tidak dimengerti. Bahasa Melayu difungsikan sebagai bahasa penegasan saat lawan bicara kurang memahami tentang sesuatu yang dimaksudkan dalam dialek lokalnya masing-masing.  Terdapat banyak versi bahasa berdasarkan tempat berdiamnya suatu masyarakat Mandailing.

Baca Juga: Dodol Sumpit, Oleh-oleh Khas Mandailing yang Bisa Tahan hingga Sebulan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya