Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kuno

Benarkah kanker sudah ada sejak zaman Mesir kuno?

Meskipun terkenal di seluruh Mediterania karena para dokternya, pengobatan Mesir kuno jauh dari kata sempurna. Menurut buku Tell El-Dab'a VI, selama masa dinasti Mesir kuno, rata-rata harapan hidup orang Mesir adalah 19 tahun sampai 30 tahun.

Angka kematian bayi sangat tinggi, orang-orang Mesir kuno juga menghadapi berbagai macam penyakit yang tidak dapat disembuhkan, luka yang tidak dapat diobati, dan keadaan yang tidak dapat dikendalikan. Meninggal dengan tenang di usia tua jarang sekali terjadi.

Mesir kuno dengan tradisi mumi, teks papirus, dan catatan hieroglif yang telah berlangsung ribuan tahun, memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk mengeksplorasi penyebab kematian mereka di sepanjang Sungai Nil.

1. Schistosomiasis

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunocuplikan adegan Evelyn Carnahan saat membaca Kitab Orang Mati (dok. Universal Pictures/The Mummy)

Beberapa catatan penyakit kuno sangat rinci sehingga dokter modern tahu persis apa penyebabnya. Papirus Mesir kuno menggambarkan perut yang sangat menonjol, dan Herodotus menjelaskan bahwa laki-laki di Mesir kuno mengalami menstruasi (dia menggambarkan darah dalam urin), para arkeolog dan ahli patologi sangat yakin bahwa schistosomiasis menjadi salah satu penyabab utama kematian di Sungai Nil.

Schistosomiasis disebabkan oleh cacing parasit yang awalnya menyerang siput air tawar, lalu bisa berpindah ke manusia. Anak-anak yang terserang penyakit ini akan menderita jaringan parut dan radang usus, dalam jangka panjang, anak-anak akan mengalami anemia, malnutrisi, dan kesulitan belajar.

Dalam kasus ekstrim, telur cacing dapat menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, yang bisa menyebabkan kelumpuhan atau kejang. Peradangan pada hati dapat menyebabkan pembengkakan, perut menjadi buncit, dan radang kandung kemih yang bisa mengakibatkan kencing berdarah, seperti yang dilansir dalam penjelasan Healthline.

Sebuah studi di Nature menyebutkan bahwa orang Mesir memiliki istilah "aaa", suatu kondisi yang mencerminkan penyakit schistosomiasis. Nelayan, petani, atau mereka yang bersentuhan langsung dengan air sungai biasanya memakai sarung penis untuk mencegah penyakit tersebut.

Mumi yang ditemukan dan berusia 5.000 tahun menunjukkan bukti tersebut, meskipun catatan kuno tidak mencatat angka kematian akibat schistosomiasis ini.

2. Cacar

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir KunoSeorang wanita melihat layar mikroskop elektron transmisi (TEM) yang menunjukkan virus variola penyebab penyakit cacar. (unsplash.com/CDC)

Organisasi Kesehatan Dunia menjuluki cacar sebagai salah satu penyakit terburuk yang menewaskan jutaan manusia. Mesir Kuno adalah salah satu yang terkena ganasnya cacar. National Geographic menduga bahwa Lembah Sungai Nil ini sebenarnya adalah tempat asal mula virus cacar sejak 3.000 tahun yang lalu.

Mumi Firaun Ramses V (meninggal sekitar tahun 1145 SM) menunjukkan bekas bopeng seperti penyakit cacar, kemungkinan dia meninggal karena cacar. Cacar menyerang populasi tanpa memandang kelas atau usia. Beberapa mumi juga memiliki bekas luka yang sama, termasuk seorang anak.

Menurut CDC, tiga dari 10 orang yang terjangkit cacar meninggal, penyakit dengan tingkat kematian 30 persen ini menghancurkan Mesir kuno dan orang-orang sezamannya. Mereka yang selamat pasti memiliki luka yang parah di sekujur tubuh.

Vaksin cacar baru ada pada tahun 1959, akan tetapi orang Mesir kuno harus menderita akibat wabah cacar ini. Selain itu, Bangsa Het, saingan firaun, menuduh tentara Mesir menggunakan cacar sebagai senjata biologis.

3. Kelaparan

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi kelaparan di Timur Tengah (commons.wikimedia.org/Marius Bauer)

Tanpa Sungai Nil, Mesir kuno akan punah. Banjir tahunannya menyediakan sumber air dan tanah baru, tetapi sungai ini tidak aman. Ada prasasti "Famine Stela" yang menggambarkan tentang kelaparan selama tujuh tahun pada masa pemerintahan Raja Djoser selama Dinasti Ketiga Mesir sekitar 2700 SM.

Banjir Sungai Nil tidak lagi mengairi pertanian, akibatnya, terjadi efek domino yang menghantam kerajaan Mesir kuno. Gagal panen menyebabkan krisis pangan yang mematikan. Kelaparan ini membuat banyak orang Mesir kuno melakukan perampokan dan membuat tatanan masyarakatnya hancur.

New Scientist menceritakan tentang kekeringan dan kelaparan lain yang melanda Mesir kuno pada tahun 2180 SM. Kelaparan ini begitu masif, sehingga meruntuhkan Kerajaan Lama.

Alkitab mencatat beberapa kelaparan, termasuk Kelaparan Yusuf dalam Kejadian 47:13-27 yang tidak saja melanda Mesir, tetapi juga Israel kuno. Bagian ini menjelaskan bagaimana pengikut Yusuf tunduk pada sistem perbudakan firaun agar bisa mendapatkan makanan. Beberapa mumi yang ditemukan pun menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi. Kelaparan sebenarnya cukup lazim dalam sejarah Mesir. 

4. Kematian bayi

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi bayi (unsplash.com/Jakob Owens)

Tingkat kematian bayi di Mesir kuno sulit didapat, tetapi sebuah artikel di Ancient Orgins mengatakan bahwa sebuah mukjizat jika seorang anak masih hidup setahun setelah kelahirannya, dan sebuah keberuntungan jika bisa hidup sampai dewasa.

Banyak kuburan di Lembah Sungai Nil yang berisi anak-anak dan bayi. Kematian anak di Mesir kuno memuncak pada usia 4 tahun, usia ketika anak sudah memakan makanan padat (disinilah anak-anak mulai terinfeksi patogen). Jika seorang anak mencapai usia lima tahun, risiko kematian dini berkurang.

Kematian bayi yang tinggi inilah yang mencetuskan ritual perinatal di Mediterania, di mana jika seorang anak meninggal di bawah satu tahun, maka ia tidak akan diratapi, ritual ini terjadi di Roma. Sementara itu, orang Yunani Spartan membunuh bayi jika lahir dengan kondisi sakit-sakitan, dan di dalam Alkitab, Imamat 27:6 menyatakan bahwa seorang bayi tidak berharga sampai berumur satu bulan.

5. Kematian ibu karena melahirkan

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jonathan Borba)

Sebuah artikel tahun 2018 di National Geographic menggambarkan penemuan kuburan Mesir kuno yang berisi seorang perempuan hamil dengan anak yang terjepit di jalan lahir. Pinggul ibu yang tidak sejajar, menyebabkan bayi terjepit dan kemungkinan besar memicu kematian keduanya. Situs pemakaman itu berusia 3.700 tahun, dan ini merupakan bukti nyata bahwa perempuan yang meninggal saat melahirkan bukanlah hal baru.

Tanpa prosedur medis modern, sebuah studi dari International Social Science Review menyimpulkan bahwa tingkat kematian ibu karena persalinan di peradaban kuno mencapai sekitar 14 persen, penyebab utamanya karena perdarahan, kelainan bentuk panggul, dan eklamsia.

Makalah penelitian lain mencatat bahwa kematian ibu di Mesir kuno ini merupakan ancaman yang sering membuat keluarga perempuan menjadi bidan atau hanya membantu bidan, dan dua papirus dari Mesir kuno menggambarkan instruksi khusus untuk membantu kelahiran bayi dan bagaimana mengatasi masalah yang mungkin bisa terjadi.

Baca Juga: DPRD Sumut akan Panggil Pengelola Kualanamu Soal Mayat di Lift

6. Malaria

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi nyamuk (unsplash.com/Wolfgang Hasselmann)

Kematian manusia karena malaria dimulai 10.000 tahun yang lalu, sebagaimana yang diberitahukan National Library of Medicine, hal ini terjadi ketika umat manusia beralih dari nomadisme ke pertanian dan menetap.

Infeksi parasit bakteri ini menyebar melalui nyamuk, karena malaria bergantung pada air untuk bertahan hidup, seperti yang terjadi di Sungai Nil. Gejalanya meliputi malaise seperti flu, menggigil, dan diare, tetapi kurangnya pengobatan yang tepat dapat menyebabkan kondisi yang jauh lebih parah seperti anemia, gagal ginjal, kejang, dan koma. 

Para ahli meyakini bahwa malaria mewabah di Mesir kuno karena tidak adanya pengobatan yang efektif. Sebuah studi dari jurnal Emerging Infectious Diseases yang diterbitkan pada tahun 2008 menemukan bahwa malaria yang ditemukan pada mumi, usianya 4.000 tahun yang lalu.

Tutankhamun (alias King Tut) yang terkenal sakit-sakitan memiliki parasit ketika dia meninggal, yang membuktikan bahwa malaria menyebar ke seluruh populasi Mesir tanpa memandang kelas sosial.

Sebuah studi oleh University of Arkansas menemukan bahwa di kota Amarna saja, 50 persen penduduk dari peradaban kuno menderita penyakit tersebut. Malaria sangat mematikan, penyakit ini dicatat dalam papirus dan dikomentari oleh para sejarawan. Malaria bukan saja menjangkiti Lembah Sungai Nil, tetapi juga Yunani, Roma, dan Israel .

7. Cedera

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi X-Ray yang menunjukkan cedera (unsplash.com/Harlie Raethel)

Baik karena perang atau kecelakaan, orang Mesir kuno juga bisa meninggal karena cedera. Dokter di peradaban kuno sangat teliti dalam pengobatan yang mereka lakukan, bahkan membuat catatan, beberapa di antaranya bertahan hingga hari ini. Satu papirus mencantumkan tentang pengobatan untuk 48 trauma, yaitu 27 cedera kepala, enam di tenggorokan, dua di klavikula, tiga di lengan, delapan di tulang dada dan tulang rusuk, satu di bahu, dan satu lagi di tulang belakang.

Pekerja yang membangun piramida Mesir, beberapa anggota tubuhnya ada yang patah. Selain itu, perang juga menjadi salah satu penyebab utamanya. Dilansir BBC, mumi dari 60 pemanah laki-laki yang berasal dari Kerajaan Tengah dengan jelas menunjukkan adanya cedera kepala akibat pertempuran, luka kapak, tusukan tombak, dan tusukan panah.

Dalam sejarahnya, Mesir sering menghadapi berbagai pertempuran yang menewaskan korban jiwa. Bisa dibilang yang terbesar adalah Pertempuran Kadesh dengan melawan Bangsa Het pada tahun 1274 SM. Ironisnya, tidak ada yang memenangkan pertempuran itu.

8. Tuberkulosis 

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir KunoInfografis Tuberkulosis (IDN Times/Mardya Shakti)

Disebarkan melalui air liur dari bersin dan batuk, tuberkulosis (juga dikenal sebagai "konsumsi") adalah penyakit bakteri di paru-paru yang sangat menular dan membunuh 1,5 juta orang pada tahun 2020 saja, tetapi CDC mencatat penyakit tersebut telah mengintai garis keturunan manusia sejak 9.000 tahun yang lalu.

Salah satu gejala yang paling umum dan sudah parah adalah batuk darah. Tuberkulosis juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, yaitu tulang belakang. Kondisi ini disebut penyakit Pott.

Menurut Museum of Healthcare, sejarah tuberkulosis di Lembah Sungai Nil terjadi 5.500 tahun yang lalu. Mumi yang ditemukan dari 3.500 tahun yang lalu memiliki gejala yang sama seperti yang digambarkan dalam papirus Mesir kuno, dan prasasti hieroglif menunjukkan orang Mesir kuno yang menderita penyakit Pott. Tuberkulosis sangat lazim dan menjadi penyebab utama kematian penduduk Mesir kuno.

Korban tuberkulosis paling terkenal di Mesir kuno adalah seorang perempuan bernama Irtyersenu. Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences menggambarkan bahwa dia berusia 50 tahun dan meninggal sekitar tahun 600 SM. Cukup utuh bagi peneliti untuk melakukan autopsi, tubuhnya penuh dengan bakteri penyebab tuberkulosis. Dia juga menderita penyakit lain pada saat kematiannya, tetapi tim medis yakin bahwa penyakit tuberkulosis adalah penyebab utama kematiannya. 

9. Kanker

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi sel kanker (unsplash.com/National Cancer Institute)

Sejarah kanker ternyata sudah ada sejak lama. Tulang rusuk seorang Neanderthal dari 120.000 tahun yang lalu memiliki tanda-tanda tumor tulang. Pada saat Mesir kuno muncul, sekitar 3100 SM, kanker sudah merajalela.

Faktanya, menurut Cancer.org, kondisi tersebut adalah salah satu penyakit tertua yang bisa dibuktikan dalam literatur Mesir kuno, deskripsinya tercatat dalam 3000 SM. Dokter peradaban kuno tidak memiliki pengobatan untuk kanker. Baru pada tahun 1956, kanker dapat disembuhkan secara definitif untuk pertama kalinya.

Bagi orang Mesir kuno dan peradaban kuno lainnya, kanker adalah penyebab kematian yang lambat dan menyakitkan. Dilansir laman Science, seorang laki-laki Mesir kuno, yang dikenal sebagai "M1", berhasil hidup sampai 60 tahun pada 2.250 tahun yang lalu, sayangnya, M1 meninggal karena kanker prostat.

10. Tularemia

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir KunoBakteri Francisella tularensis strain LVS (berwarna biru) yang menyebabkan penyakit tularemia. (commons.wikimedia.org/NIAID)

Pada tahun 1715 SM, sebuah epidemi memorak-porandakan Mesir, tetapi para ahli tidak tahu pasti apa penyakit itu. Namun, ilmu kedokteran menduga bahwa itu adalah infeksi bakteri yang disebut tularemia. Menurut ahli epidemiologi, penyakit ini dapat muncul sebagai penyakit pes dan tifus.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Medical Hypothesis, penyakit tersebut pertama kali muncul di pelabuhan delta Nil di Avaris dan menyerang orang Mesir, tetapi bukan populasi orang Ibrani yang menggembalakan ternak mereka di luar tembok kota.

Tularemia yang juga dikenal sebagai demam kelinci, disebarkan oleh kutu, lalat rusa, dan hewan yang terinfeksi lainnya, seperti yang dialami oleh para penggembala Ibrani. Studi ini meyakini bahwa orang Ibrani telah lama terpapar strain tularemia avirulen melalui hewan mereka, dan infeksi tingkat rendah ini menciptakan kekebalan bagi mereka ketika jenis yang lebih mematikan menyerang. Penduduk kota Avaris tidak memiliki perlindungan seperti para penggembala Ibrani itu, akibatnya, banyak dari mereka yang tewas.

Korban tewas tahun 1715 SM tidak diketahui secara pasti, tetapi negara yang hanya dihuni 2 juta penduduk ini pastilah jumlahnya sangat mengejutkan. Akibatnya, Zaman keemasan Kerajaan Tengah runtuh, Periode Menengah Kedua yang bergejolak dimulai, dan Mesir luluh lantak.

11. Anemia karena parasit

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi lukisan wanita yang terkena anemia (unsplash.com/Rijksmuseum/Europeana)

Orang Mesir kuno menyadari bahwa anemia adalah penyakit yang mereka sebut klorosis Mesir. Seperti yang dijelaskan oleh Mayo Clinic, anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat, yang digunakan tubuh untuk menyebarkan oksigen.

Kondisi tersebut dapat muncul dari cacing tambang, parasit usus yang menyebar saat seseorang berjalan tanpa alas kaki, menginjak tanah yang terinfeksi pengendapan tinja. Larva masuk melalui kulit sebelum menempel ke usus kecil. Mesir kuno menjadi target utama karena banyak penduduknya yang bekerja di pertanian, dan mereka juga memanfaatkan kotoran sebagai pupuk. 

Dilansir LiveScience, mumi kepala seorang perempuan, yang dijuluki Meritamum, menunjukkan bagian tengkoraknya yang sangat keropos, yang merupakan tanda anemia parah. Dia juga menderita abses gigi, dan kedua kondisi tersebut kemungkinan besar membuat perempuan itu gampang capek, lesu, pucat, dan sakit terus-menerus.

Tertanggal sekitar tahun 1550 SM, Papirus Ebers berisi penjelasan tentang apa yang sekarang dikenal oleh ilmu kedokteran sebagai infeksi cacing tambang.

12. Aterosklerosis

Mengejutkan, 12 Penyebab Umum Kematian Orang Mesir Kunoilustrasi jantung (unsplash.com/Kenny Eliason)

Faktanya, seperti yang dilaporkan ABC News, para ahli dibuat tercengang melihat berapa banyak orang Mesir kuno yang menderita semacam penyakit kardiovaskular, dalam pengujian terhadap 22 mumi yang disimpan di Museum Purbakala Nasional Mesir di Kairo, 10 mumi memiliki masalah jantung.

Sebuah makalah yang diterbitkan oleh National Institutes of Health, 20 dari 52 mumi pilihan memiliki semacam kondisi kardiovaskular. Selain itu, Firaun Merenptah, yang meninggal pada tahun 1203 SM, menderita aterosklerosis, dan 9 dari 16 mumi memiliki kondisi serupa. Jadi, dapat diperkirakan bahwa hampir separuh populasi Mesir kuno mengalami pengerasan pembuluh darah pada saat kematian.

Aterosklerosis adalah penumpukan zat lemak, kolesterol, kalsium, dan fibrin di dalam dan di dinding arteri. Akumulasi menebal dan mengeraskan arteri, membatasi aliran darah ke seluruh tubuh. Inilah yang akhirnya menyebabkan serangan jantung.

Kedokteran memang memiliki sejarah panjang, tetapi pengobatan modern seperti imunisasi, vaksin, sinar-x, dan kemoterapi, baru dimulai di era Revolusi Industri pada abad ke-18. Sementara itu, orang Mesir kuno hanya mengandalkan ketahanan tubuh, yang berarti penyakit hingga insiden bisa menyebabkan masalah serius, seperti yang sudah kita bahas di atas.

Baca Juga: 8 Tragedi Kecelakaan Transportasi yang Pernah Terjadi di Sumut

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya