Protes Pencemaran Danau Toba, GMKI Dobrak Gerbang Kantor Edy Rahmayadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Massa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menggeruduk Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jumat (27/7) siang. Mereka menuntut pemerintah berani mencabut izin perusahaan yang melakukan pencemaran di Danau Toba.
Massa berorasi di depan Kantor Gubernur Sumut dengan pengawalan aparat keamanan. Menurut mereka, saat ini kondisi air Danau Toba sudah semakin buruk dengan pencemaran yang disebabkan perusahaan itu.
Data yang mereka dapat dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Utara, kadar keasaman (pH) air di Danau Toba mengalami peningkatan.
Sejak 2008 pH air Danau Toba berada di Level 8,2 dalam skala 6-9. Tahun 2011, pH air sudah mencapai level 8,5. Menurut mereka tingkat pencemaran di Danau Toba sudah dalam kategori berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup.
1. Gerbang kantor Gubernur Sumut hancur diterjang massa
Massa yang berorasi menuntut ada pihak yang mau menemui mereka. Massa emosi dan beraksi menggoyang pagar besi.
Alhasil pagar megah itu hancur. Beberapa besinya patah. Logo Pemprov Sumut yang tersemat di pagar juga jatuh.
Beruntung kericuhan dapat diredam. Pengunjuk rasa melanjutkan mimbar umumnya.
Baca Juga: Transportasi Berbasis Online Harus Ikut Promosikan Danau Toba
2. Pencemaran Danau Toba bisa hambat perkembangan pariwisata
GMKI berpendapat kerusakan lingkungan di Danau Toba sangat berpengaruh pada perkembangan pariwisata. Meskipun pemerintah getol melakukan pembangunan, mereka lupa untuk melakukan proteksi terhadap lingkungan. Perusahaan yang diduga merusak masih berdiri kokoh di sana.
Meskipun wacana kebijakan soal pencabutan izin perusahaan di sana sudah di bahas, namun masih minim eksekusi.
“Tahun 2014 ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, di tahun 2016 dibentuk badan khusus. Tapi tidak ada progres soal keadilan lingkungan, keadilan masyarakat dan keadilan budaya itu belum tercapai,” Ketua GMKI Cabang Medan, Hendra Manurung.
3. Tantang pemerintah tidak tunduk pada perusahaan pencemar Danau Toba
Dalam keterangannya, GMKI menyoroti beberapa perusahaan yang diduga kuat merusak lingkungan Danau Toba. Mulai dari PT Aquafarm, PT Alegrindo, PT Japfa, PT Toba Pulp Lestari dan PT Duma Gorga. Bahkan massa juga menyasar PT Inalum selaku BUMN yang menyebabkan penyurutan air Danau Toba.
Mereka juga menyoroti aktifitas di seputaran Danau Toba yang berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan. Antara lain PLTA Lae Rennun dan Simalem Resort.
“Kami mendesak Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bisa menyurati pemerintah pusat untuk mencabut izin perusahaan tersebut,” ungkap Hendra.
4. GMKI beri tenggat waktu 30 hari kepada pemerintah untuk tutup izin perusahaan
Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI Cabang Medan Piki Pardede mengungkapkan pihaknya memberikan tenggat waktu kepada pemerintah supaya mencabut izin perusahaan.
“Kami juga menuntut supaya tidak ada izin baru yang diterbitkan nantinya. Pemerintah juga harus menghormati, mengakui masyarakat lokal dan melindungi hak-hak masyarakat adat di kawasan Danau Toba,” tegasnya.
Mereka juga meminta agar segera bertemu dengan Edy Rahmayadi selaku gubernur untuk membicarakan hal ini. Bahkan pendemo juga menuntut Pemkab sekawasan Danau Toba untuk memprioritaskan program revitalisasi lingkungan.
5. Pemprov Sumut dukung tuntutan pendemo
Seperti diketahui, Gunernur Sumut Edy Rahmayadi juga sudah melakukan Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas soal pariwisata Danau Toba. Kerusakan lingkungan juga menjadi bahasan dalam rapat itu.
Gubernur meminta dukungan dari pusat untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Termasuk soal penertiban Kerambah Jaring Apung (KJA) yang masih masif berada di Danau Toba.
Setelah menunggu lama, perwakilan Pemprov Sumut akhirnya menemui pendemo. Kasubbag Hubungan Antar Lembaga Pemprov Sumut Salman langsung mengangkat megaphonedan berbicara kepada massa.
Salman pun mengatakan jika antara massa dan pemerintah punya niat yang sama. Membangun Danau Toba sebagai destinasi superprioritas yang dicanangkan.
“Diminta atau tidak diminta kami selaku pemerintah daerah akan melakukan pembenahan,” kata Salman.
Salman juga meminta para mahasiswa menuliskan ide-ide pembangunan Danau Toba dan diserahkan ke Pemprov Sumut. “Kami menunggu ide-ide dari rekan-rekan sekalian. Tapi saya ingatkan, dalam menyampaikan aspirasi ada banyak caranya. Dan harus dengan cara yang santun. Kami apresiasi unjuk rasa hari ini karena itu adalah hak warga negara,” pungkasnya.
Baca Juga: 60 Pemandu Ekowisata Sekitar Danau Toba Dapat Pelatihan dari Disparbud