Kompaknya Kampung Aur, Meriahkan Kemerdekaan Meski Kena Banjir

Panjat pinang ditunda karena Sungai Deli naik

Medan, IDN Times – Di Hari Kemerdekaan, Kamis (18/8/2023), masyarakat pinggir sungai di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, kebanjiran. Air merendam kawasan padat penduduk itu, pada Rabu (16/8/2023), sekitar pukul 22.00 WIB. Setiap hujan mereka memang harus was-was karena kawasan mereka jadi langganan banjir.

Meski kebanjiran, semangat masyarakat untuk menyemarakkan hari kemerdekaan ke-78 tidak surut. Mereka tetap menggelar berbagai acara yang rutin dilakukan setiap tahunnya.

“Air masuk sampai ketinggian 1 meter di dalam rumah,” kata Syafri Tanjung, Pembina Sanggar Perkumpulan Kampung Aur dan Jalan Syahbandar.

1. Gotong royong bersihkan lumpur

Kompaknya Kampung Aur, Meriahkan Kemerdekaan Meski Kena BanjirSeorang anak memanjat batang pohon pinang yang terpasang di Sungai Deli, Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kamis (17/8/2023). Perlombaan panjat pinang di sana harus ditunda karena debit air tinggi. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Seperti tidak ada kata pesimis, di pagi harinya warga bergotong royong. Membersihkan lumpur yang ketebalannya mencapai 10 Cm. Mereka cuma ingin, acara yang telah lama mereka godok, tetap terlaksana.

“Semangat gotong royong ini memang selalu kami tanamkan. Jadi di sini memang kita terus menjaga kekompakan,” kata Syafri.

Kampung Aur memang menjadi langganan banjir. Pantang saja hujan mengguyur Kota Medan. Kawasan ini langsung terendam. Karena lokasinya berada di tepian sungai.

Baca Juga: Serunya Perayaan Kemerdekaan ke-78 RI di Lapas Narkotika Langkat

2. Panjat pinang ditunda karena tingginya debit air

Kompaknya Kampung Aur, Meriahkan Kemerdekaan Meski Kena BanjirAnak-anak memanjat batang pohon pinang yang terpasang di Sungai Deli, Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kamis (17/8/2023). Perlombaan panjat pinang di sana harus ditunda karena debit air tinggi. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tiap tahun masyarakat menggelar upacara bendera. Semula, upacara rencananya akan digelar di sungai. Ini dilakukan agar masyarakat tahu dan ikut bersama-sama melestarikan sungai.

Namun sayang, sampai pagi tadi debit air masih tinggi. Hingga mereka harus menggeser lokasi upacara bendera ke halaman Masjid Jami’ yang ada di tengah pemukiman.

Pun begitu, upacara tetap berlangsung khidmat. Kali ini upacara dipimpion langsung Lurah Aur. Beberapa anggota polisi dan TNI juga ikut upacara di sana.

Tingginya debit air juga memaksa panitia menunda puncak perlombaan, yakni panjat pinang. Gelaran yang selalu menjadi tontonan menarik setiap tahunnya.

“Kita menunggu debit air turun. Jadi ditunda untuk sementara waktu demi keselamatan,” kata Syafri.

Meski ditunda antusias anak-anak bermain di sungai tetap tinggi. Air sungai yang sedikit deras dari biasa, tidak membuat mereka takut. Mereka tetap memanjati batang pohon pinang yang sudah tertancap di tengah sungai.

Sementara itu, di halaman masjid, berbagai perlombaan tetap digelar. Ada tarik tambang, lomba makan kerupuk, memasukkan paku ke dalam botol dan perlombaan khas 17-an lainnya. Anak-anak hingga emak-emak hanyut dalam meriahnya perlombaan. Suasananya begitu riuh. Warga juga membuat bazaar berbagai makanan dan minuman.

3. Jaga tradisi tetap hidup, gotong royong jadi nilai penting

Kompaknya Kampung Aur, Meriahkan Kemerdekaan Meski Kena BanjirSelain perlombaan, masyarakat juga menggelar bazaar makanan dan minuman untuk memeriahkan perayaan HUT RI ke-78 di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kamis (17/8/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Syafri kembali menegaskan, semangat di Kampung Aur terbentuk dari gotong royong yang terus digalakkan. Mereka ingin tradisi ini tetap hidup hingga ke anak cucu. Dia pun menyampaikan satu pepatah yang menjadi penyemangat mereka tetap berkreasi di Kampung Aur.

“Tokoh Menjejak Tradisi Mewaris. Ketokohan ini dirasakan karena Chairil Anwar, penyair itu, pernah tinggal di daerah sini. Sedangkan tradisi mewaris ini artinya, ada semangat saling gotong royong dan menjaga kekompakan warga Kampung Aur. Ini yang harus terus dihidupkan,” katanya.

Selain perlombaan, Kampung Aur juga akan menyajikan acara yang tak kalah menarik. Mereka akan menggelar pentas seni pada 25 dan 26 Agustus 2023. Di pentas seni itu, mereka akan menampilkan kreatifitas anak-anak Kampung Aur.

“Ini masih dalam rangkaian perayaan kemerdekaan. Jadi nanti anak-anak akan menampilkan seni tari, musik dan lainnya. Termasuk emak-emak. Jadi ini memang menjadi pentas mereka,” pungkasnya.

Baca Juga: Sejarah Aek Sipangolu Bakkara dan Jejak Sisingamangaraja

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya