Diduga Menderita Komplikasi Penyakit, Harimau Dewi Siundol Mati

Harimau keempat yang mati sejak Januari 2023

Medan, IDN Times – Dewi Siundol menambah panjang duka konservasi. Harimau Sumatra itu menyusul Surya manggala –sesama penghuni Suaka Harimau Sumatra Barumun—yang belum genap 30 hari mati di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Jambi.

Sang Dewi dinyatakan mati pada pada Minggu 19 Maret 2023 sekitar pukul 16.25 WIB setelah dua tahun menghuni suaka. Penyebab kematiannya diduga karena komplikasi penyakit.

1. Dewi Siundol menjalani perawatan intensif dua bulan terakhir

Diduga Menderita Komplikasi Penyakit, Harimau Dewi Siundol MatiKondisi luka yang ada di tubuh Dewi Siundol. Harimau Sumatra yang dievakuasi di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas, Sumatra Utara, Kamis (16/12/2021) lalu. (Dok: BBKSDA Sumut)

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Utara (BBKSDA Sumut) dalam siaran persnya menyebutkan bahwa Dewi sudah menjalani perawatan selama 2,5 bulan terakhir. Luka-luka lama yang dideritanya ketika berkonflik di alam liar, sudah sembuh. Namun penyakit Dewi kembali muncul.

Pada 11 Maret 2023 tim dokter melakukan perawatan terhadap dewi karena ada luka baru pada kaki, ekor, siku dan perut.

“Nafsu makan masih ada. Namun Dewi harus dibantu oleh keeper untuk makan,” tulis Pelaksana Harian Kepala BBKSDA Sumut Elvina Rosinta Dewi dalam siaran pers yang diterima, Selasa (21/3/2023).

2. Kadar gula darah Dewi Siundol lewati ambang batas aman

Diduga Menderita Komplikasi Penyakit, Harimau Dewi Siundol MatiKondisi luka yang ada di tubuh Dewi Siundol. Harimau Sumatra yang dievakuasi di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas, Sumatra Utara, Kamis (16/12/2021) lalu. (Dok: BBKSDA Sumut)

Kondisi kesehatan Dewi terus menurun. Saat berjalan kondisinya sempoyongan. Tim kemudian memeriksa kadar gula darah Dewi. Hasilnya, kadar gula darah Dewi di atas ambang batas aman.

Uji gula darah Dewi menunjukkan angka 178. Sementara, kadar gula darah untuk harimau berada pada rentang 21-109.

Pada 15 Maret 2023, Dewi sudah bisa melahap daging. Namun kondisinya kian melemah. Dia tidak bisa berjalan dan susah untuk berdiri. Badannya juga gemetaran.

“Selama dalam perawatan, keeper melakukan penyemprotan todine, gusanek untuk luka pada kaki dan ekor, dan pengobatan luka punggung. Keeper memberikan makan daging ayam dan minum dengan cara menyulang,” tulis Elvina.

Pada 19 Maret 2023, kondisi Dewi semakin parah. Hingga dia dinyatakan mati pada pukul 16.25 WIB. Bangkainya langsung di nekropsi dan dikuburkan di sekitar suaka yang dikelola oleh Yayasan Parsamuhan Bodhicita Mandala Medan itu.

3. Dewi Siundol sudah tua, terluka parah saat dievakuasi

Diduga Menderita Komplikasi Penyakit, Harimau Dewi Siundol MatiDewi Siundol, harimau sumatra korban konflik di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas kini menjalani rehabilitasi di Sanctuary Harimau Barumun. (Prayugo Utomo/IDN Times)

Kematian Dewi membuat pupus harapan dia dilepasliarkan kembali ke alam. Betina 14 tahun itu pertma kali diselamatkan dari konflik yang terjadi di Desa Siundol Julu, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas Utara, Sumut, 16 Desember 2021. Usia yang tua bagi harimau. Karena biasa harimau Sumatra hidup selama 10-15 tahun di alam.

Dewi terluka parah saat itu. Lukanya bahkan sudah berbelatung. Tim medis berkesimpulan luka Dewi sangat masif saat itu.

Setelah diperiksa, luka Dewi mengindikasikan bahwa dia sempat terjebak kawat berduri. Mulutnya juga sobek, diduga karena dia hendak melepaskan diri dari kawat itu.

Enam bulan dirawat, mencuat rencana Dewi akan dilepasliarkan kembali. Namun pertimbangan lain muncul. Hasil pengecekan kesehatan secara general menunjukkan Dewi mengalami penurunan daya bertahan di alam. Muncul kekhawatiran dia tidak mampu bertahan di habitat barunya.

Dewi Siundol menjadi harimau keempat yang mati dalam kurun waktu Januari-Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, satu individu harimau Sumatra mati diracun di kawasan Gampong Peunaron Lama, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Duka kembali terjadi. Surya manggala ditemukan tinggal bangkai di sekitar TNKS pada 1 Maret 2023. Kemudian pada 11 Maret 2023, seekor harimau Sumatra ditemukan mati di  Gampong Bukit Meueh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.

Kematian demi kematian sang raja rimba menjadi titik penting evaluasi. Bagaimana menakar keseriusan pemerintah dalam upaya konservasi harimau yang masuk dalam daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) dengan status terancam punah Critically Endangered. Berdasarkan Population Viable Assesment (PVA) 2016 jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 600 individu di alam liar. Perburuan, hingga degradasi habitat masih menjadi ancaman eksistensi satwa predator puncak itu.

Baca Juga: Harimau Surya Manggala, Riwayatmu Kini

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya