TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Longsor PLTA Batangtoru, Manajemen Diduga Tutupi Jumlah Korban

1 WN Tiongkok meninggal, 2 pekerja lokal luka - luka

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Tapanuli Selatan, IDN Times – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara kembali memakan korban. Sebanyak tiga  orang pekerja tertimbun longsor. Satu di antaranya meninggal dunia. Sementara dua lagi luka-luka.

Kejadian longsor itu terjadi pada Minggu, 21 Agustus 2022. Para pekerja tertimpa longsoran saat pengerjaan adit (terowongan buntu) I dan VI.

Informasi yang dihimpun, dua tenaga kerja yang menjadi korban luka antara lain, Ahmad Somed (49) dan Elpiadi Napitupulu. Sementara, satu korban meninggal adalah Warga Negara Tiongkok bernama Wang Jian (52).

“Jadi, kejadian laka kerja yang di PLTA Batangtoru, pekerjaannya di laksanakan oleh PT Sino Hydro. Itu terjadi pada Hari Minggu. Ada dua TKP,” ujar Kapolres Tapanuli Selatan Ajun Komisaris Besar Imam Zamroni, Kamis (25/8/2022) petang.

1. Dua pekerja lokal tertimpa material semen pelapis terowongan

Ilustrasi tanah longsor (IDN Times/Sukma Shakti)

Kapolres  Imam menjelaskan, longsor pertama kali terjadi di terowongan adit VI pada pukul 01.30 WIB. Saat itu, korban Ahmad dan Elpiadi tengah melakukan pekerjaan di dalam terowongan. Kondisi terowongan dilapisi semen untuk mencegah guguran batuan dan pasir.

“Dinding semen itulah yang roboh. Karena di terowongan itu kan air tetap mengucur. Jadi dari celah-celah semen itu tetap mengucur air,”  ungkapnya.

Sebelum kejadian, para pekerja sudah melihat tanda-tanda semen pelapis akan hancur. Saat itu, pekerja yang tengah mengoperasikan alat berat langsung melompat. Mereka kemudian tertimpa material.

“Satu korban mendapat luka lecet. Satu orang lagi mengalami patah kaki dan dirujuk ke rumah sakit di Kota Medan.

Baca Juga: Bos Judi Online Apin BK Terus Diburu, Polda Sumut Terbitkan DPO

2. WN Tiongkok tertimbun longsoran saat membuat lubang dinamit

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Imam juga menjelaskan, longsor kedua terjadi di adit I sekitar pukul 08.30 WIB. Korban Wang Jian saat itu tengah membuat lubang untuk dinamit. Saat dia melakukan pengeboran lubang dinamit, dinding terowongan runtuh dan menimpanya.

Memang, kata Imam, kondisi bebatuan di terowongan itu cukup rentan “Tipe bebatuannya menurut istilah geologi, tipe batuan kelas IV.  Semakin besar angkanya, semakin lemah ikatannya, atau semakin pasir,” ujar Imam.

Saat itu, pekerja lainnya sempat memberikan pertolongan dan membawanya ke rumah sakit. Namun sayang, korban dinyatakan meninggal saat berada di rumah sakit.

“Korban mendapat luka luar berupa lecet di bagian kepala, wajah dan dada,” kata Imam.

Korban yang meningal dunia kemudian dikremasi. Abunya dikirimkan kepada keluarga yang ada di Tiongkok.

3. Pihak perusahaan sempat tutupi jumlah korban kepada polisi

Ilustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Imam menyesalkan apa yang dilakukan perusahaan. Mereka terkesan menutupi jumlah korban. Karena pihak PLTA Batangtoru hanya melaporkan kejadian tenaga kerja asing yang meninggal dunia. Pihak kepolisian baru mendapatkan laporan kejadian di terowongan adit VI pada Senin, 22 Agustus 2022.

“Yang jadi problem. Dan kami sudah menegur manajemen perusahaan, kejadian yang terlapor yang di terowongan adit I. Baik dari manajemen dan sekuriti, yang luka – luka dan patah kaki, tidak dilaporkan,” ujar Imam.

Saat ini, polisi tengah melakukan penyelidikan kasus longsor yang terjadi di PLTA Batangtoru. Kasus longsor itu berpotensi naik ke ranah pidana jika ditemukan kelalaian prosedur. Jika terbukti, polisi akan menaikkan status kasus ke penyidikan. Pihaknya juga sudah melakukan olah TKP dan gelar perkara.

“Saat ini kami sedang  berkoordinasi dengan ESDM, untuk memastikan laka kerja itu sudah sesuai SOP atau ada yang lalai,” pungkasnya.

4. PLTA Batangtoru sudah sering makan korban

Proyek PLTA Batangtoru berkapasitas 510 MW (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak PLTA Batangtoru terkait kejadian longsor yang memakan korban itu. Seno, Humas PT North Sumatera Hydro Energy selaku pemegang proyek pembangunan PLTA Batangtoru yang dikonfirmasi belum juga memberikan jawaban pasti.

“Sampai saat ini kami masih menunggu hasil penyelidikan dari Polres Tapsel,” ujar Seno lewat pesan singkat kepada IDN Times, Rabu siang.

Catatan IDN Times, proyek pembangunan PLTA Batangtoru sudah sering memakan korban. Pada Desember 2020, seorang operator ekskavator tersapu ke dalam jurang. Kemudian pada April 2021 belasan orang meninggal dunia tertimbun longsor. Termasuk pekerja dari negara asing. Totalnya, tidak kurang dari 15 orang sudah menjadi korban di kawasan PLTA Batangtoru.

Baca Juga: [BREAKING] Kebakaran Krimsus Polda Sumut Hanguskan Ruang Staf Tipikor

Berita Terkini Lainnya