TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Badko HMI Sumut Sebut Wacana People Power Saat Ini Sarat Politis

People Power bukan alat untuk memecah belah bangsa....

Ilustrasi (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times - Wacana People Power mencuat pasca pemungutan suara Pemilu 2019. Istilah ini digunakan elit politik pusat untuk memrotes jika ada kecurangan pada Pemilu 2019.

Lantas istilah People Power juga digunakan para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara menggelar diskusi publik yang menyentil istilah people power.

Diskusi publik digelar Badko HMI Sumut mengangkat tajuk Positive People with Positive Power. Mereka ingin mengajak masyarakat dengan istilah yang juga sempat booming pada era reformasi 1998.

Lantas, bagaimana sebenarnya istilah people power yang diingini HMI?

Baca Juga: Tolak Hasil KPU, Prabowo Rencana Buat Surat Wasiat

1. Istilah People Power berpotensi memicu tingginya tensi politik

IDN Times/Prayugo Utomo

Ketua Umum Badko HMI Sumut Muhammad Alwi Hasbi Silalahi menjelaskan, akibat istilah people power yang santer belakangan, bisa memicu tensi politik kembali meningkat.

Harusnya, para elit politik bisa lebih bijak. Khususnya kelompok yang terus menyuarakan itu ketika tidak puas dengan hasil pemilu.

"Seharusnya kalau tidak puas kan sudah ada salurannya. Jangan misalnya menggunakan istilah people power yang terkesan tidak berlandasan," kata Hasbi disela diskusi, Rabu (15/5) malam.

2. People power yang sekarang beda dengan 1998

IDN Times/Alvita Wibowo

Menurut Hasbi, ada kesalahan pemahaman dalam memaknai people power. Harusnya people power itu dilakukan ketika ada sesuatu yang mengancam kehidupan khalayak. Misalnya saja terjadi krisis moneter seperti pada era 1998.

"Kalau di 1998 baru bisa dikatakan sebagai people power. Masyarakat berang dengan kondisi rezim Soeharto yang dianggap tidak memberikan perubahan positif kepada masyarakat. Sehingga ada people power yang digawangi mahasiswa untuk meruntuhkan rezim saat itu. Kalau sekarang kan beda. Kondisi ekonominya pun tak seburuk dulu," ucap Hasbi.

3. People power sekarang harusnya memikirkan nasib bangsa

IDN Times/Prayugo Utomo

Bagi HMI, harusnya gerakan people power itu untuk membuat kondisi bangsa menjadi lebih baik.

"Lebih baik kita membicarakan Ekonomi untuk kemajuan bangsa ini. Jadi harusnya lebih berpikir positif saja. jangan malah kita mengikuti gerakan people power yang berpotensi memecah belah," ujarnya.

4. Pergerakan people power yang sekarang sarat kepentingan

IDN Times/Prayugo Utomo

Hasbi pun menyentil soal gerakan people power yang merebak sekarang ini. Bagi dia gerakan itu sarat politis.

"Pergerakan people power yang sekarang ini sarat kepentingan. Bukan karena kepentingan semua golongan," katanya.

Baca Juga: Percaya Mana, Real Count KPU 82 Persen vs Data BPN 54 Persen?

Berita Terkini Lainnya