Cerita Wak Uli Pembuat Terompet, Kala Tahun Baru Tak Semeriah Biasanya
Sebelum ada pandemik bisa dapat Rp20 juta, sekarang Rp1 juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Adanya pandemik COVID-19 memberikan dampak bagi pelaku usaha. Apalagi pengrajin terompet. Bagaimana tidak, imbauan untuk melakukan aktivitas di rumah saja saat perayaan musiman, seperti menjelang tahun baru misalnya, turut berdampak menurunkan omset penjualan.
Ditemui IDN Times di rumahnya, Wak Uli (69) seorang pengrajin terompet ini mengeluhkan omset penjualan yang menurun drastis sebanyak 70 persen tahun ini. Ia bercerita buat terompet kalau ada pesanan saja.
"Sejak tahun semalam penjualan sudah berkurang. Tapi tahun ini cuma pesanan aja. Sejak adanya pandemik, dua tahun belakangan ini pembeli sepi," ujarnya, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga: Dimarahi Edy, Coki: Apa Pemprov Sumut Perhatian dengan Biliar?
1. Sebelum adanya pandemik COVID-19, ia biasa mendapat pesanan hingga 15 ribu terompet
Kata Wak Uli, jika dibandingkan sebelum adanya pandemik COVID-19, ia biasa mendapat pesanan hingga 15 ribu terompet. Sedangkan tahun ini hanya 3 ribu terompet, sesuai pesanan. Artinya, ia bisa mendapatkan penghasilan puluhan juta secara musiman. "Dulu bisa dapat Rp20 juta, sekarang Rp1 jutaan lah," katanya.
Bahkan untuk terompet berbentuk sepeda yang harganya lebih mahal dibanding terompet biasa pun alami penurunan yang sama. "Ini kalau dipesan bisa ratusan. Tapi sekarang cuma 5 terompet saja, itupun karena ada yang pesan," ucapnya.
Baca Juga: Bantah Diusir, Coki Pelatih Biliar Sebut Edy Tak Pantas Jadi Pemimpin