Psikolog Sorot Kendala Pendidikan Daring untuk Anak di Masa Pandemik
Selamat Hari Anak Nasional 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Hari ini 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Satu hal yang selalu disorot adalah soal pendidikan anak. Di masa pandemik ini banyak orangtua yang khawatir dengan pendidikan anaknya karena sudah hampir dua tahun harus belajar daring.
Orangtua melihat masih sangat kurang efektif, sehingga kemampuan siswa jauh dibawah standar yang berlaku. Menurutnya di sisi lain, para orangtua khususnya Ibu sulit menjadi guru yang baik bagi anaknya.
"Hal ini selain kurangnya pemahaman tentang materi yang diajarkan, sebagian orangtua menjadi marah dan kurang sabaran menghadapi anaknya ketika mereka dianggap tidak mampu menyerap pelajaran," ujar Psikolog, Irna Minauli, Jumat (23/7/2021).
Sehingga banyak orangtua yang menerapkan standar sesuai dengan kemampuannya sebagai orang dewasa, dan lupa bahwa kemampuan anaknya masih belum sepenuhnya berkembang.
Baca Juga: Tak Ingin Ada Klaster Baru, Pembelajaran Tatap Muka di Sumut Ditunda
1. Banyak distraksi selama belajar daring karena smartphone di luar keperluan belajar
Hal ini juga mengakibatkan banyaknya distraksi (mengalihkan perhatian ke yang lain), selama belajar daring antara lain dipengaruhi oleh penggunaan smartphone yang di luar dari keperluan belajar.
"Suatu penelitian menunjukkan bahawa hanya 10 persen saja waktu yang digunakan anak untuk mencari materi pelajaran via Google, sisanya lebih banyak dihabiskan untuk sosial media, menonton YouTube, belanja, chatting atau bermain games," jelasnya.
"Banyak anak yang beralasan ingin mencegah kejenuhan dengan bermain HP. Padahal semakin lama mereka bermain HP maka semakin berkurang minatnya pada pelajaran," tambah Irna.
Baca Juga: Sejarah Hari Anak Nasional yang Masih Jarang Diketahui Banyak Orang