TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah Penularan COVID-19, Tambang Emas Martabe Salurkan Bantuan APD

Bantuan diserahkan ke Dinkes Tapteng

Penyerahan bantuan APD dari Tambang Emas Martabe dilakuan di Kantor Dinas Kesehatan Tapteng (Hendra Simanjuntak/IDN Times)

Tapanuli Tengah, IDN Times - PT Agincourt Resources (PTAR) pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dan sejumlah kebutuhan lain kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Bantuan itu diserahkan oleh Senior Manager Community Tambang Martabe, Pramana Triwahjudi kepada Kepala BPBD Tapanuli Tengah, Safaruddin Ananda Nasution di Posko Gugus Tugas di Kantor Dinkes Tapteng, Rabu (8/4).

"Kami berharap bantuan ini dapat berkontribusi pada upaya percepatan penanganan COVID-19 di Kabupaten Tapanuli Tengah," kata Pramana.

Baca Juga: [BREAKING] PDP Corona Pertama di Tapteng Meninggal Dunia di Medan

1. ADP semakin langka di pasaran

APD produksi narapidana di Lapas Klas I Tangerang (Dok. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan)

Menurut Pramana, di tengah pandemi Covid-19, ketersediaan APD saat ini sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini, kata dia saat ini peralatan medis semakin langka ditemukan di pasaran.

"Bantuan yang diserahkan itu berupa 25 unit infrared thermometer, 25 set APD, 45 boks masker N 95, 10 galon alkohol 96 persen, 29 boks surgicak mask (sensi) kapasitas 50 ply/ boks, 40 boks surgical mask kapasitas 50 ply/ boks," terangnya.

"Ada juga 38 boks surgical mask (remedy) kapasitas 50 ply/ boks, 85 boks surgical mask kapasitas 50 pl/boks serta 30 unit sprayer Solo," tambahnya.

2. APD akan digunakan untuk pencegahan potensi penularan covid-19

Pasien PDP di Tapteng diberangkatkan menuju RSU Pringadi Medan (IDN Times/Hendra Simanjuntak)

Kepala BPBD Tapanuli Tengah, Safaruddin Ananda Nasution mengapresiasi bantuan itu. 

Dia menyebut, bantuan tersebut akan dipergunakan mendukung berbagai upaya pencegahan potensi penularan covid-19 di wilayahnya.

"Di Tapteng berbagai upaya terus dilakukan bersama gugus tugas, kami berharap bantuan ini bisa berkelanjutan," harap Ananda.

3. Kesehatan karyawan Martabe dicek setiap hari

Tambang Emas Martabe dan Pokja PWI Sibolga-Tapteng melaksanakan UKW (Dok. IDN Times)

Senior Manager Communication PTAR Katarina Siburian Hardono mengatakan, sejak meningkatnya kasus covid-19 pihaknya telah memberlakukan berbagai kebijakan untuk mencegah penularan.

Beberapa tindakan yang dilakukan di antaranya kuesioner skrining dan tes suhu tubuh harian di gerbang site.

"Kami melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan dan kontraktor, setiap orang setiap hari," kata Katarina.

4. Cegah penularan COVID-19 di Martabe, kebijakan FIFO diterapkan bagi karyawan

Tambang Emas Martabe (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Katarina menyebut, saat ini perusahaan juga sudah menerapkan kebijakan penghentian masuknya karyawan FIFO (fly ini fly out). Ada sebanyak 24 persen dari total karyawan ke site Tambang Emas Martabe sejak akhir Maret 2020.

"Itu dilakukan untuk meminimalisir risiko penyebaran," katanya.

PTAR, kata Katarina juga telah melakukan skrining perjalanan karyawan lokal yang berjumlah 75 persen dari total karyawan. 

Menurut dia, beberapa karyawan mungkin telah melakukan perjalanan ke luar daerah asalnya selama libur.

"Terhadap karyawan berkewarganegaraan asing yang berjumlah 1 persennjuga diterapkan kebijakan tidak kembali ke lokasi Tambang Emas Martabe sampai situasi kondusif," jelasnya.

5. Fasilitas kesehatan juga telah disediakan

Produksi APD oleh DERU UGM. Dok: istimewa

Saat ini, Katarina mengaku PTAR juga telah menyediakan klinik, dokter dan tenaga medis yang berjaga 24 jam di site. Bagi PTAR, kesehatan dan keselamatan karyawan adalah prioritas utama.


"Sejumlah SOP telah dijalankan secara disiplin demi menjaga lingkungan kerja yang higienis, karyawan yang sehat dan keberlangsungan bisnis Tambang Emas Martabe," katanya.

6. Semua karyawan bekerja dari rumah

Ilustrasi Masker (ANTARA FOTO/Rahmad)

Katarina mengaku, SOP yang diterapkan itu tidak saja berlaku di site Tambang. Kantor yang berada di Jakarta, kata Katarina bahkan sudah ditutup sejak 23 Maret lalu. 

"Semua karyawan di Jakarta mengikuti pengaturan kerja dari rumah atau work from home," ungkapnya.

Katarina menambahkan, saat ini pihaknya juga terus meninjau berbagai opsi guna menjaga tenaga kerja tetap aman demi menjalankan Tambang Emas Martabe dengan gangguan seminimal mungkin.

"Perusahaan berkomitmen untuk terus mencari peluang bekerja dan tumbuh bersama masyarakat dan pemerintah dimana kami beroperasi untuk kemanfaatan semua pemangku kepentingan," tukasnya.

Baca Juga: Tambang Emas Martabe Targetkan Jumlah Pekerja Perempuan 45 Persen

Berita Terkini Lainnya