TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tantangan Pers Semakin Berat di Era Digital, Perlu Inovasi Kreatif

141 wartawan ikuti ujian PWI Sumut

Pembukaan ujian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatra Utara di Le Polonia, Kamis (28/7/2022) (Dok.Istimewa)

Medan, IDN Times - Tantangan perusahaan pers semakin berat di era digitalisasi ini. Terutama media cetak yang belakangan semakin tergilas oleh perkembangan zaman. Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Hal itu disampaikan Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Sumatra Utara yang juga Ketua PWI Sumut, Farianda Putra Sinik pada ujian penerimaan anggota PWI Sumut di Le Polonia Hotel, Kamis (28/7/2022).

"Bidang yang terus kena pengaruh dan tak bisa dilepaskan perkembangan digitalisasi adalah perusahaan pers dan kaitannya dengan tugas jurnalistik. Jadi harus berani melakukan perubahan sesuai zaman," kata Farianda.

Baca Juga: PB PON 2024 Dilantik, KONI Pusat: Sumut Kebagian Satu Stadion 

1. Pemerintah daerah juga punya tanggung jawab menyelamatkan media

Pembukaan ujian PersaKetua PWI Sumatra Utara, Farianda Putra Sinik saat membuka ujian PWI Sumut di Le Polonia, Kamis (28/7/2022) (Dok.Istimewa)

Menurut Farianda adalah tingkat kepercayaan terhadap surat kabar menurun. "Dari data, tingkat kepercayaan terhadap surat kabar 36,3 perse . Dan media siber 37,2 persen. Pembaca surat kabar menurun tak terbantahkan. Semakin buruk saat pandemik.

Farianda mengatakan media harus melakukan langkah-langkah untuk terus bisa eksis. Termasuk melakukan upaya kreatif. Langkah yang dilakukan seperti konvergensi media. Inovatif kreatif. Pertahankan bangun dan perluas jaringan ke perusahaan, perguruan tinggi, sekolah, ciptakan pembaca baru, kerja sama  dengan Pemda, perusahaan swasta dan lembaga.

"Pemda harus ikut bertanggungjawab menyelamafkan media cetak. Saya pernah bicara dengan gubernur Edy. Dia mendukung. Dia Surati bupati wali kota untuk kerjasama dengan perusahaan," tambahnya.

2. Teknologi semakin canggih, wartawan jangan semakin malas

Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatra Utara, M Syahrir di Le Polonia, Kamis (28/7/2022) (Dok.Istimewa)

Sementara itu Ketua Dewan Kehormatan Provinsi PWI Sumut, M Syahrir menjelaskan pers mengalami transformasi peran sejak era kolonial hingga sekarang. 

"Dulu zaman kemerdekaan pers itu perjuangan, di zaman Pak Harto pembangunan dan saat ini saya mengistilahkannya keseimbangan. Pers tumbuh dan berkembang. Saya ingatkan teknologi canggih saat ini jangan membuat wartawan malas dan hanya copy paste," beber Syahrir.

Untuk para calon anggota PWI maupun yang naik tingkat Syahrir mengatakan pentingnya kualitas. 

"Kita bicara kualitas bukan kuantitas. Kita juga jangan sampai salah memahami fungsi jurnalis. Kita bukan penegak hukum, bukan polisi jaksa. Tapi melakukan jurnalistik teratur. Produknya berita," tambahnya 

"Jangan malu menyebutkan diri anggota PWI jika anda melakukan jurnalistik. Ada yang coba menghalangi tugas kita berada di depan. Tapi jangan bawa nama PWI untuk perbuatan yang buruk dan melawan hukum. Kita harus hargai. Semangat pendahulu yang mendirikan PWI 9 Februari 1946," bebernya.

Baca Juga: Dewan Pers Minta DPR Kaji Ulang Pasal RKUHP yang Ancam Kebebasan Pers

Berita Terkini Lainnya