TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PSI Sumut Angkat Bicara Soal Dugaan Pencabulan Ketum PSI Binjai

Diduga modus menjadi paranormal

Ilustrasi kasus pencabulan anak. IDN Times/ istimewa

Binjai IDN Times - Laporan masyarakat terkait dugaan cabul yang diduga dilakukan Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kota Binjai berinisial AR masih terus bergulir dan didalami pihak kepolisian Polres Binjai.

Ketua PSI Sumut, Nezar Djoeli angkat bicara soal kasus yang diduga menjerat anggotanya itu.

Baca Juga: Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Binjai Blokade Jalan

1. PSI Sumut menghormati proses penegakan hukum

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Mia Amalia)

Nezar menyebut pihaknya akan menunggu sampai adanya keputusan terkait hal ini. Ia menyebut bakal menghormati proses penegakan hukum yang berlaku tanpa menjadi hakim terhadap persoalan yang bisa merugikan orang.

"Kalau beliau (AR) memang salah, silahkan hukum dan usut tuntas, tapi kalau tidak benar, kan jadi merugikan, kasihan kalau gak benar. Kalau benar kita sikat, kita harus menghormatinya dan pengadilan bekerja dalam menegakkan hukum," beber Nezar.

2. Mengaku paranormal lalu suruh korban beli air mineral delapan botol

Ilustrasi kasus pencabulan anak. IDN Times/ istimewa

Sementara itu Kasubah Humas Polres Binjai, Iptu Junaidi menyebutkan jika dugaan pencabulan itu diketahui setelah adanya aduan masyarakat per tanggal 2 Februari 2022. "Saat ini sedang dalam proses pendalaman," kata Iptu Junaidi. 

Dalam surat laporan tesrsebut diceritakan kronologis peristiwa yang bermula pada 16 November 2021 lalu pukul 18.00 WIB. Saat itu korban dan rekannya duduk di salah satu kafe dalam Komplek Ruko Binjai Supermall. Dia kemudian didatangi AR dan berkenalan.

AR yang mengaku sebagai paranormal menyatakan korban terkena guna-guna, dan menyarankan untuk membeli air mineral sebanyak delapan botol agar bisa disembuhkan.

3. Korban disuruh masuk kamar dan mematikan lampu

Ilustrasi pencabulan (IDN Times/Sukma Shakti)

Kemudian di rumah rekan korban, AR mengarahkan untuk masuk ke dalam kamar dan mematikan lampu dengan alasan agar tak ada hantu yang keluar. Setelah itu korban mengaku diraba-raba pada bagian perut, dada dan leher. Lalu AR menanyakan, "Sudah naik gak nafsunya." Ia juga menyuruh korban menatap matanya.

Kemudian korban juga mengaku disarankan AR agar keesokan harinya bersetubuh dengan pacar atau siapapun agar upaya pengobatan tak sia-sia.

Selang waktu berjalan, tepatnya pada 17 November 2021 korban sadar telah dibohongi oleh AR.

Baca Juga: Orangtua Anak Minta Dinkes Sumut Aktif Beri Informasi Hepatitis Akut

Berita Terkini Lainnya