Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Persoalan Transportasi Medan Jadi PR Wali Kota Berikutnya

Ilustrasi angkot. (Dok. Dishub Kota Balikpapan)

Medan, IDN Times- Sektor transportasi di Kota Medan masih punya banyak pekerjaan rumah untuk dibenahi. Salah satunya soal angkutan umum atau angkutan kota alias angkot.

Pengamat Transportasi Kota Medan, Syukrinaldi menyoroti para sopir angkot di Kota Medan yang nyaris tidak ada pembekalan standarisasi dalam berkendara membawa penumpang. Banyak yang kerap membawa kendaraan dengan cara ugal-ugalan, hingga kurangnya keterampilan mengendalikan kendaraan yang menyebabkan kecelakaan di jalan.

Selain itu banyaknya polusi suara atau klakson dari angkot dan pengendara di jalan.

"Seharusnya ada pembekalan kepada sopir angkot, karena ini sangat penting. Bukan asal-asalan, dan harusnya ada uji kelayakan,” kata Syukrinaldi kepada IDN Times, Minggu (27/10/2024).

1. Kewajiban Pemko Medan untuk memerhatikan moda transportasi

Salah satu sopir angkot saat berhenti di Jalan RA Kosasih, Kota Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

Dia menilai, Pemerintah Kota Medan wajib memerhatikan moda transportasi di Kota Medan dan ini menjadi catatan bagi Dinas Perhubungan Kota Medan. Sebab, banyak faktor yang harus diperhatikan mulai dari perawatan angkot hingga pembekalan sopir yang sangat diperlukan.

“Tidak ada peremajaan bus ataupun angkot, jadi kalau sudah jelek ya gitu lah. Kalau memang gak perlu diperhatikan udah hapus saja yang armada angkot. Beri kejelasan sama pemilik armada, jangan mereka sudah membayar iuran koperasi. Seharusnya mereka dibekali untuk standarisasi sopir,” jelasnya.

Adapun standar untuk sopir angkutan umum yakni, memiliki SIM A umum, mempunyai keterampilan mengendalikan kendaraan, seperti membelok, mendahului, dan mengikuti kendaraan lain, mempunyai wawasan lalu lintas teoritis dan praktis, disiplin di jalan raya, saling menghargai sesama pengguna jalan dan mengenakan seragam dan tanda pengenal.

2. Diharapkan calon Wali Kota Medan dapat membenahi transportasi di Medan demi keselamatan masyarakat

Angkot hentikan operasional di Kota Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

Apalagi, dikatakannya saat ini merupakan tahun politik jelang Pilkada Kota Medan. Dia berharap para calon Pilkada Kota Medan juga bisa berfokus menyoroti soal transportasi.

“Mereka bar-bar karena sudah terjepit cari makan. Para pihak KPUM Koperasi Angkutan Umum Medan juga mengeluh secara tidak langsung, karena kurang diperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) dan angkotnya,” jelas Syukrinaldi.

3. Catatan pemimpin Kota Medan yang harus diperhatikan transportasi

Angkot yang tak lulus uji KIR akan diberi waktu maksimal sampai dengan 3 bulan untuk memperbaiki. (Dok. Dishub Balikpapan)

Lanjutnya, tidak hanya sopir saja. Namun, ada beberapa yang seharusnya diperhatikan pemimpin Kota Medan pada transportasi umum yaitu pembatas jalan.

Pembatas jalan yang dimaksud Syukrinaldi seperti yang berada di Sunggal atau Kampung Lalang sampai perbatasan Binjai serta kurangnya CCTV jalan di Kota Medan.

Meskipun, menurutnya semenjak ada jalan tol tidak macet, tapi membahayakan dan faktor risiko tinggi, karena tidak ada pembatasan dan penerangan jalan. Kemudian, kanstin jalan yang kurang warna sehingga terkesan gelap tidak ada penerangan menuju Kota Medan dan keluar Medan.

Penerangan jalan juga tidak terlihat adanya perawatan, sehingga pada saat melintas mobil itu berbahaya.

“Apa dasarnya mereka mencalonkan diri. Gak usah kita bahas transportasi jalan, tapi kita fokuskan aja dulu fasilitas infrastruktur jalan ini bagaimana mau dibuat,” sebutnya.

4. Kurangnya petugas di tempat rawan kemacetan seperti kawasan Marelan

Dari 77 angkot yang mendaftar, hanya 58 angkot yang mengikuti uji KIR gratis di UPTD PKB Dishub Balikpapan, di mana 20 di antaranya dinyatakan tak lolos. (Dok. Dishub Balikpapan)

Dia juga menyayangkan kepada Dinas Perhubungan Kota Medan, yang karena tidak ada lagi angka romawi yang biasa dipampangkan dijalan guna sebagai penanda para pengendara. Dia berharap tanda ini dapat dikembalikan lagi.

Syukrinaldi mencontohkan Kecamatan Medan Marelan sebagai jalan besar tapi juga karut marut karena tidak tertata dengan baik sebab merupakan daerah padat penduduk.

“Di sini juga kurangnya petugas di jalan. Saya rasa kelurahan terjun sampai Marelan, kalau sudah menuju Flyover mulai terburai kemacetan,” jelasnya.

5. Bobby diminta untuk tidak mengabaikan transportasi Kota Medan

Mobil angkot yang terbakar di tengah aksi demonstrasi Peringatan Darurat di Makassar, Selasa (27/8/2024). IDN Times/Faisal Mustafa

Dia meminta kepada Bobby Nasution yang saat ini cuti menjadi Wali Kota Medan untuk tidak mengabaikan transportasi di Kota Medan. Meskipun disibukkan dengan kampanye untuk Pilgub Sumatra Utara.

“Ini juga PR ataupun tugas daripada Wali Kota Medan yang lama. Ini kan pemilihannya serentak. Jangan sibuk kampanye tapi sektor transportasi diabaikan. Tapi terlupakan kewajiban dari amanah masyarakat,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indah Permata Sari
Doni Hermawan
Indah Permata Sari
EditorIndah Permata Sari
Follow Us