Menko Pangan Dorong Produksi Gula di Sumut Naik 100 Persen pada 2027

Langkat, IDN Times – Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan mendesak produksi gula di Sumatera Utara agar meningkat 100 persen pada 2027. Saat ini kebutuhan konsumsi gula di Sumut mencapai 150 ribu-160 ribu ton, sedangkan produksinya hanya mencapai 25 ribu-30 ribu ton per tahun atau hanya sekitar 20 persen.
Sisanya sekitar 80 persen kebutuhan gula Sumut didatangkan dari Jawa. Itulah sebabnya harga gula di Sumut lebih mahal Rp1.000 rupiah di banding di Jawa dan Bali.
Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso, Dirut PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi, Dirut Holding PTPN III, M Abdul Ghani, Pj Bupati Langkat Faisal dan lainnya.
“Tadi saya sampaikan kepada Pak Dirut PTPN dan Dirut SGN, di Langkat bisa ditingkatkan produktivitas perkebunanan gulanya, targetnya pada 2027 produksi gula dari Sumut bisa mencapai 60 ribu ton atau naik 100 persen. Saat ini Sumut produksinya masih kalah jauh dibanding Malang dan Lumajang,” ujarnya saat menghadiri Produksi Gula Perdana PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di Kebun Kwala Madu Rayon A Langkat, Selasa (21/1/2025).
1. Mendukung Swasembada Pangan

Hal ini , menurut Zulhas, penting untuk mendukung swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto. Selain beras, gula juga menjadi kebutuhan pokok bagi Masyarakat.
“Apalagi warga Sumut ini suka yang manis-manis, masakannya pakai gula,” tambahnya.
Menurut Zulhas salah satu penyebab produksi gula di Sumut masih rendah adalah varietas tanaman tebu yang digunakan. Saat ini PT SGN, yang merupakan bagian dari PTPN III masih menggunakan varietas BZ yang sudah sangat lama. Sehingga tebu yang tumbuh sangat kurus dan kecil.
Sedangkan di Pulau Jawa sudah menggunakan varietas yang lebih unggul sehingga hasil panennya lebih besar.
“Di sini masih pakai varietas yang lama, bibit 20 tahun lalu. Harusnya 5-6 tahun harus bibit baru. Istilahnya di sini tebunya masih stunting disana sudah bergizi kita akan kejar setahun atau dua tahun ke depan, produksi 2027 produksinya ditargetkan 60 ribu ton gula dari Sumut,” bebernya.
2. Dorong Perkebunan Tebu Rakyat

Selain itu, menurut Zulhas salah satu strategi untuk meningkatkan produksi tebu di Sumut adalah menjalin Kerjasama dengan Masyarakat untuk membuka lahannya menjadi Perkebunan Tebu Rakyat.
“Saya juga tadi menyampaikan ke Dirut dan Bupari, saya katakan kalau ada lahan yang cocok untuk tebu kita kerjasama nanti sama Masyarakat yang kelola dari PTPN. Pertanian Tebu paling untung, kalau punya 2-3 hektare saja sudah bisa hidup mewah, apalagi kalau lebih,” ungkapnya.
Di Pulau Jawa, sewa lahan untuk Perkebunan tebu satu hektare bisa mencapai Rp60 juta per tahun. Skema lain rakyat bisa langsung jadi petaninya bekerja sama dengan PTPN dan perbankan untuk permasalahan modal.
“Kalau bekerjasama dengan PTPN, perbankan pasti mau, jadi ini bisa melahirkan milenial untuk bertani tebu, rakyat untung,” pungkasnya.
3. Akan ganti bibit varietas tebu dan perluas lahan perkebunan

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi, menjelaskan Pabrik Gula Kwalamadu merupakan pabrik di bawah pengelolaan SGN yang telah memulai giling di tahun 2025. Tahun ini target tebu digiling 324 ribu ton sedangkan target gula produksi adalah 21 ribu ton
Tahun lalu, Realisasi tebu digiling mencapai 269,5 ribu ton sedangkan gula produksi sebanyak 14,4 ribu ton.
Ia mengakui PTPN III (Persero) melalui SGN bersama Kemenko pangan dan Kemen Pertanian menginisiasi dan meluncurkan gerakan Menuju Swasembada Gula Nasional (Manis) pada November 2024. Kegiatan tersebut diiringi dengan program inisiatif yang bertujuan percepat pencapaian swasembada gula nasional.
Untuk itu dilakukan percepatan pencapaian swasembada gula konsumsi di tahun 2027, dengan menyiapkan langkah-langkah strategis. Pertama, berkolaborasi dengan kementerian koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, serta perbankan dan lembaga keuangan untuk pemenuhan kebutuhan modal usaha petani melalui program KUR Khusus Kluster untuk menyelesaikan permasalahan modal usaha petani tebu
Kedua, Pendampingan 2.150 satgas penguatan tebu rakyat. Ketiga, Program perbaikan ratoon tebu rakyat (tahun 2024 – 2029) dengan tujuan peningkatan produktivitas tanaman tebu petani serta penyediaan benih unggul untuk mendukung program program ratoon
Keempat, peningkatan rendemen melalui penataan varietas dengan varietas unggul yakni benih masak awal, tengah dan akhir proporsional masing-masing sebesar 30%: 40%: 30%
Kelima, Penataan organisasi petani untuk memudahkan kemudahan koordinasi, akses pendanaan dan penguatan kemitraan dengan pabrik gula. Keenam, digitalisasi Ekosistem Tebu Rakyat (ETERA) dengan meluncurkan aplikasi ETERA berbasis android sebagai solusi untuk meningkatkan jumlah petani, produktivitas tebu, efektivitas dan efisiensi bagi para stakeholder dalam proses operasional
Pihaknya, kata Mahmudi, mendukung program pemerintah yang tidak melakukan import beberapa komoditas di tahun 2025 dengan tujuan untuk menggenjot produktivitas sehingga Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan. Serta akan terus melakukan monitoring dan evaluasi produksi gula, melalui berbagai upaya.
Di antaranya penguatan tebu petani Intensifikasi lahan sendiri melalui penataan varietas, bongkar ratoon dan budidaya tebu sesuai best practice, Rilis 4 varietas unggulan oleh P3GI, Perluasan lahan tebu baik lahan sendiri maupun petani, Program Inkubator Agripreneur Tebu.
Kemudian melakukan Koordinasi dan sinergi program dengan kementerian, pemerintah pusat/daerah, badan/lembaga/perbankan/produsen alsintan untuk sarana dan prasarana pendukung komoditas tebu, dan Revitalisasi dan maintenance secara berkala pabrik gula untuk menjaga kinerja pabrik optimal.
“Selama ini kami masih pakai varietas lama yaitu varietas BZ. Selanjutnya kami akan perbaharui dengan bibit Nusantara yang lebih baik agar bisa memproduksi 85 ton tebu per hektare. Kita sudah mengintroduksi di 600 hektare. Targetnya tiga tahun kedepan kami memproduksi gula 2 kali lipat. Selama ini kontribusi kami cuma 20 persen dari total kebutuhan gula konsumsi di Sumut, selanjutnya akan jadi 50 persen,” jelasnya.
Saat ini kata Mahmudi, SGN memiliki lahan Perkebunan tebu seluas 6.200 Ha. Pada tahun 2026 akan ditingkatkan menjadi 9.000 Ha. Selain itu SGN juga akan memperluas perkebunan tebu rakyat untuk mendukung produktivitas tebu dan gula di Sumut.