Inovasi USAT di Pertamina EP Rantau, Modal Hemat Untung Berlipat
Bukan Pertamina namanya jika tak berinovasi. Setiap tahun, PT Pertamina (Persero) dan puluhan anak perusahaannya selalu melahirkan inovasi-inovasi baru dan berkelanjutan untuk terus memperkuat lini bisnisnya. Salah satunya dilakukan oleh PT Pertamina EP (PEP) Rantau Field.
PEP Rantau Field adalah salah satu unit operasi PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu migas untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Rantau Field telah beroperasi sejak tahun 1928.
Tahun lalu PEP Rantau Field memperkenalkan inovasi metode 'We Are Fines' dalam pengeboran minyak dan gas bumi. Tahun ini, inovasi tak berhenti. PEP Rantau Field memperkenalkan alat bernama Ultimate Sand Trap atau biasa disebut USAT yang dipasang pada pipa pengeboran. Apa fungsinya?
Andi Surianto Sinurat Petroleum Enginere PEP Rantau Field menjelaskan masalah kepasiran menjadi penyumbang masalah terbesar dalam pengeboran minyak dan gas bumi di PEP Rantau Field, yaitu sekitar 65 persen. Masalah kepasiran ini mengakibatkan Loss Production Oppurtunity (LPO) karena terproduksinya pasir dan mengakibatkan kegagalan pada pompa. Hal ini membuat sumur berhenti berproduksi.
Untuk tim Petroleum Enginere dan lainnya bekerja sama untuk menciptakan inovasi menangani permasalahan kepasiran ini.
"Usat fokus pada penyelesaian masalah kepasiran yang mengakibatkan LPO produksi minyak dan gas di EP Rantau dengan fokus utama pada sumut dengan Artificial Lift ESP. Fungsi USAT untuk menahan beberapa pasir yang mengalami fallback sehingga pasir tidak jatuh atau masuk ke pompa," terang Andi.
Sejak Januari 2024, penggunaan USAT difokuskan pada tiga sumut, P-420, P-383, dan dan P-406
USAT dibikin sendiri oleh pekerja di bengkel PEP Rantau Field, biaya per unitnya hanya 2,7 juga
Setelah improvement, usia pipa pengeboran bisa mencapai 462 hari dan masih terus digunakan hingga saat ini
Kini LPO Sumur P-420 turun dari 23 persen menjadi 4 persen. Angka pencapaian menyentuh 200 persen sebelum USAT digunakan
Inovasi ini bermodal hemat untung berlipat, per unit USAT hanya memakan biaya Rp2,7 juta dengan total value creation mencapai Rp30,3 Miliar
Cara kerjanya, aliran yang masuk melalui pompa diteruskan melalui aksesoris. Kemudian aliran melewati perforate hole, aliran yang dihasilkan bersifat turbulen. Hal ini membuat pasir terpisah dari aliran dan terjatuh pada sela antara USAT dengan tubing. Selanjutnya aliran fluida terproduksi menuju rangkaian pipa produksi.
Hasilnya, LPO Sumur P-420 turun dari 23 persen menjadi 4 persen. Angka pencapaian menyentuh 200 persen sebelum USAT digunakan.
Dari site visit yang dilakukan IDN Times, ada beberapa kelebihan dari pemakaian USAT ini. Pertama biaya operasi rig dalam setahun menjadi sangat hemat. Sebelumnya Rp1,65 M menjadi Rp411 juta. Usia produksi sumut juga meningkat dari 120 menjadi 462 hari.
Yang paling penting, hasil dari improvement inu tidak terjadi incident selama fabrikasi dan impementasi di lapangan, pencapaian HSSE Excellence 100 persen.
Setelah melakukan improvement dengan penggunaan USAT sejak Januari 2024, PEP Field Rantau mendapatkan penambahan revenue dari produksi Sumut P-420, P-383, dan P-460. Adapun potensi penghematan biaya rig dan penyelamat LPO akibat off sumur produksi, dengan total value creation mencapai Rp30,3 Miliar.
"Biaya pembuatan USAT sangat murah hanya Rp2,7 juta per alat namun bisa menghasilkan value creation mencapai Rp30,3 Miliar," beber Andi.
Kelebihan lain dari USAT, jika pompa tersumbat dapat melakukan reverse circulating. Lalu mencegah pasir kembali ke pompa yang dapat mengurangi efisiensi pompa, dan dapat digunakan sebagai alternatif check valve.


















