Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hasil Autopsi Calon Pramugari yang Meninggal, Tak Ada Tanda Kekerasan

Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Esti Suryani)

Medan, IDN Times – Kasus meninggalnya Ade Nurul Fadillah, calon pramugari yang sedang bersekolah Sumatera Flight Education memasuki babak baru. Polisi membeberkan hasil autopsi Ade yang meninggal pada pada, Selasa (1/10/2024) lalu.

Hasil otopsi yang dilakukan pada jenazah Ade menunjukkan tidak ditemukan bekas kekerasan atau zat beracun yang dapat menjadi penyebab kematiannya.

"Intinya berdasarkan autopsi forensik, untuk tanda-tanda kekerasan dan zat beracun, tidak ada," ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Bayu Putra Samara, kepada awak media, Minggu (3/1/2025).

1. Pihaknya terus menyelidiki penyebab kematian

Ilustrasi Jenazah, content://media/external/downloads/1000442014

Pun hasil autopsi sudah ke luar, polisi masih menyelidiki penyebab kematian Ade. Polisi akan melakukan gelar perkara bersama pihak keluarga.

"Nantinya kami akan melakukan gelar perkara khusus, dengan pihak rumah sakit tempat korban meninggal, keluarga, dan dengan pihak dokter yang melakukan autopsi, apa sebenarnya (yang menyebabkan meninggal)," tambahnya.

2. Kejanggalan menyertai kematian Ade Nurul

Foto Garis Polisi (pexels.com/cottonbro studio)

Sebelumnya, Ade ditemukan dalam keadaan meninggal dunia saat menjalani pendidikan kursus penerbangan. Kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi. Lantaran keluarga menemukan beberapa kejanggalan. Mereka menemukan luka lebam di leher Ade Nurul. Termasuk di punggung dan rusuk.

"Jari-jari tangan dan kaki juga biru. Dugaan awal mengarah pada adanya kekerasan," ungkap Thomy penasihat hukum keluarga.

Lalu, keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Polda Sumut dengan nomor laporan STTLP/B/1507/X/2024/SPKT/Polda Sumatera Utara pada 23 Oktober 2024.

3. Pihak sekolah bantah soal dugaan kekerasan

ilustrasi garis polisi (pexels.com/@siobhan-howerton-178250/)

Pihak Sumatera Flight Education membantah kematian Ade disebabkan oleh kekerasan yang terjadi di asrama. "Dugaan korban mengalami kekerasan itu yang kami bantah. Kami adalah tempat pelatihan, bukan akademi," kata Hendra Manatar Sihaloho, kuasa hukum Sumatera Flight Education, saat itu.  

Kata Hendra, kematian Ade bermula saat dia mengeluh sakit kepala kepada enam teman di asrama. "Tiba-tiba korban menjerit, ‘sakit kepalaku’. Kaget lah teman-temannya dan panik. Dipanggil lah pengasuh, pingsan lah korban ini. Dibawa pengasuh dan teman-teman ini lah korban ke klinik terdekat,” ujarnya.

Sebagai langkah lebih lanjut, Polda Sumut melakukan ekshumasi jasad Ade untuk penyelidikan lebih mendalam. Pembongkaran makam berlangsung di pekuburan muslim, Jalan Melati, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Jumat (1/11/2024).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us