Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bentrok PT TPL dengan Warga di Sihaporas, 39 Orang Terluka

IMG_20250922_164622.jpg
Konflik PT TPL dengan masyarakat adat Sihaporas (dok.istimewa)
Intinya sih...
  • Karyawan PT. TPL dan masyarakat adat Sihaporas bentrok, puluhan warga luka-luka
  • Sejumlah fasilitas ikut rusak dan terbakar, termasuk gubuk pertanian
  • PT TPL menyampaikan versi berbeda, karyawan juga terluka
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Simalungun, IDN Times - Konflik agraria terus berlanjut di Simalungun. Bentrok masyarakat adat dengan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) kali ini berujung puluhan korban luka-luka bahkan sejumlah posko dan rumah turut dibakar.

Peristiwa berdarah ini terjadi pada Senin (22/9/2025) pagi di wilayah adat Sihaporas. Ratusan petugas keamanan PT TPL diduga turut terlibat melakukan kekerasan kepada warga berujung luka-luka di bagian tubuh mereka. Dari data yang didapat dari kedua kubu terdapat 39 orang terluka. Sebanyak 33 dari warga dan 6 karyawan TPL.

1. Karyawan PT. TPL dan masyarakat adat Sihaporas bentrok, puluhan warga luka-luka

Ilustrasi korban. (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi korban. (IDN Times/Sukma Shakti)

Apa yang dialami puluhan warga dibenarkan oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak melalui keterangan tertulis mereka. Sedikitnya ada 33 warga yang mengalami luka-luka.

"Penyerangan yang dilakukan oleh pekerja PT. TPL kepada masyarakat adat Sihaporas terjadi di Buttu Pangaturan, Kabupaten Simalungun Penyerangan ini berujung pada puluhan korban luka dan kerusakan fasilitas warga," terang Tim Advokasi PW AMAN Tano Batak, Hengky, Senin (22/9/2025).

Insiden ini disebutnya bermula sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu sekitar 150 pekerja yang terdiri dari sekuriti, buruh harian lepas (BHL), dan sejumlah orang diduga preman mendatangi wilayah adat Sihaporas.

"Mereka membawa potongan kayu panjang, tameng, dan mengenakan helm. Warga adat yang berjumlah sekitar 30 orang mencoba menghadang dan meminta diskusi, namun upaya itu ditolak. Dorong-dorongan berujung pada pemukulan menggunakan kayu dan lemparan batu, mengakibatkan warga mengalami luka-luka," lanjutnya.

2. Sejumlah fasilitas ikut rusak dan terbakar, termasuk gubuk pertanian

IMG_20250922_164622.jpg
Konflik PT TPL dengan masyarakat adat Sihaporas (dok.istimewa)

Konflik semakin keruh ketika banyak orang diduga pekerja TPL bertambah banyak. Dari keterangan AMAN, jumlah mereka bahkan mencapai ribuan.

"Mereka diduga melibatkan karyawan perusahaan, BHL, dan preman bayaran. Dalam penyerangan itu, posko perjuangan masyarakat adat Sihaporas dan 5 gubuk pertanian dibakar," sebut Hengky.

Bukan hanya gubuk pertanian, AMAN mendata banyak rumah juga dirusak. Bahkan kendaraan warga turut dibakar.

"4 rumah rusak, 10 sepeda motor dibakar, 8 sepeda motor lainnya dirusak, serta 1 unit mobil pickup ikut dibakar. Barang pribadi warga seperti 6 telepon genggam, 1 laptop, dan 1 mesin pencacah rumput juga ikut musnah," akunya.

Menurut catatan warga, sedikitnya ada 33 orang menjadi korban luka di antaranya 18 perempuan 15 pria. 5 perempuan disebut AMAN luka parah di bagian kepala, mulut, dan tubuh. Para pekerja diduga melakukan penganiayaan menggunakan kayu, parang, dan sejumlah benda tumpul.

"Seorang anak penyandang disabilitas juga dilaporkan dipukul di bagian kepala. Dari total korban, 10 orang mengalami luka serius, sementara 26 lainnya menderita luka memar dan lebam di kepala maupun badan," pungkasnya.

3. PT TPL menyampaikan versi berbeda, karyawan juga terluka

IMG_20250922_164653.jpg
Korban luka akibat bentrok masyatakat adat dengan PT. TPL (dok.Istimewa)

Sementara itu, menurut Salomo Sitohang selaku Manager Corporate Communication TPL, bentrok bermula karena warga Sihaporas melempari pekerja serta kendaraan perusahaan menggunakan batu. Ia juga menyebut warga memblokade jalan dengan kayu dan membakar mobil operasional. Total ada 6 karyawan terluka.

"Sekelompok orang menghadang dan melakukan pelemparan batu yang mengakibatkan enam orang mengalami luka-luka, yaitu Rocky Tarihoran selaku karyawan Humas, 3 orang petugas keamanan bernama Saut Ronal, Edy Rahman, dan Markus, serta seorang anggota mitra bernama Nurmaini Situmeang", kata Salomo Sitohang melalui saluran telepon.

Seluruh korban luka disebutnya telah dibawa ke RSUD Parapat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ia mengatakan PT. TPL telah melaporkan peristiwa ini kepada pihak berwenang untuk segera ditangani.

"Saat ini, TPL melaksanakan kegiatan penanaman, perawatan, dan pemanenan di areal konsesi sesuai dengan Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disetujui oleh pemerintah. Seluruh aktivitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku pabrik dengan melibatkan masyarakat lokal, khususnya warga Desa Sipolha dan Sihaporas," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

2 Pemuda yang Hilang di Danau Toba Ditemukan Tewas

22 Sep 2025, 17:39 WIBNews