TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dit Lantas Catat Lebih 100 Pelanggar Per Hari Pakai ETLE di Aceh

Untuk sementara ETLE berlaku di Banda Aceh dan Aceh Besar

Pengendara di Banda Aceh dipantau menggunakan CCTV. (Foto: Humas Polda Aceh)

Banda Aceh, IDN Times - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo beberapa hari lalu mengeluarkan telegram terkait instruksi pelarangan operasi penindakan bukti pelanggaran lalu lintas (tilang) pengendara secara manual.

Instruksi itu lalu diteruskan ke seluruh Direktorat Lalu Lintas (Dit Lantas) Kepolisian Daerah (Polda) di Indonesia, termasuk Provinsi Aceh. Informasi tersebut dibenarkan oleh Direktur Lalu Lintas (Dir Lantas) Polda Aceh, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Muji Ediyanto.

Baca Juga: Eks Koruptor Rasa Pahlawan, Irwandi Yusuf Disambut Ratusan Warga

1. Penerapan ETLE baru ada di Banda Aceh dan Aceh Besar

Dit Lantas Polda Aceh. (Dokumentasi Humas Polda Aceh untuk IDN Times)

Di surat telegram yang dikeluarkan oleh Kapolri, penerapan penindakan pengendara saat ini lebih kepada sistem tilang melalui electronic traffic law enforcement (ETLE) atau tilang elektronik.

Muji menyampaikan, saat ini penegakan tilang dengan sistem ELTE masih dilakukan secara statis dan dinamis, serta dipantau oleh petugas posko Regional Traffice Managemen Center (RTMC). Rencananya, sistem tersebut akan diterapkan di seluruh kabupaten kota.

"Penerapan penindakan dengan ETLE baru dua, yaitu di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Ada 5 titik yang saat ini operasional ditambah dengan dua ETLE mobile," kata Muji.

2. Lebih 100 orang melakukan pelanggaran setiap hari

Pengendara di Banda Aceh dipantau menggunakan CCTV (Foto: Humas Polda Aceh)

Selama penerapan tilang dengan sistem ETLE banyak merekam pelanggaran, khususnya di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Setiap hari, pihaknya dikatakan Muji, enindak antara 100-150 pelanggar. 

Penindakan tersebut disampaikan Dir Lantas Polda Aceh, dilaksanakan skala prioritas pada jam-jam yang berpotensi menyebabkan kecelakaan. Pelanggaran yang paling banyak ditemukan adalah pengendara roda dua tidak pakai helm, safety belt, marka jalan.

“Termasuk boncengan tiga dan pengendara di bawah umur,” ujarnya.

3. Pers berperan penting membantu sosialisasi dan edukasi ETLE ke masyarakat

Direktur Lalu Lintas (Dir Lantas) Polda Aceh, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Muji Ediyanto. (Dokumen Humas Polda Aceh untuk IDN Times)

Ia menambahkan,, sesuai perintah dari Kapolri penerapan sistem ETLE dalam penegakan hukum terhadap pelanggar lalu lintas perlu disosialisasikan dan diedukasi kepada masyarakat.

“Oleh karena itu, peran awak media sangat penting dalam membantu mengedukasi dan mensosialisasi hal ini ke masyarakat,” kata Muji.

Baca Juga: Eks Koruptor Rasa Pahlawan, Irwandi Yusuf Disambut Ratusan Warga

Berita Terkini Lainnya