Suka Duka Guru SD Mengajar Sekolah Daring di Masa Pandemik
Nurma gunakan daun untuk belajar matematika
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jambi, IDN Times - Sebagai guru honorer SDN 005/V Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi, Nurma mengatakan baru pertama kali mengajar siswa kelas satu dan menurutnya tantangan tersebut cukup berat.
Namun, berkat bimbingan Kepala Sekolah Muzdalifah, ia berani menerima tantangan itu dan sekarang semakin percaya diri.
Di saat pandemik seperti ini, guru kelas awal memang perlu berkreasi dan telaten mengajar anak-anak yang baru masuk jenjang sekolah dasar tersebut. Hal ini dikarenakan mereka baru memasuki awal dari jenjang sekolah dasar.
"Semua guru harus mendapatkan pengalaman yang berharga, baik itu mengajar di kelas bawah ataupun di kelas tinggi, jadi saya dorong Ibu Nurma untuk maju," ujar Muzdalifah, Selasa, (6/10/2020).
Baca Juga: Bantu UMKM di Sumut Dongkrak Perekonomian, Grab Gelar Pelatihan Daring
1. Siswa kelas satu SD perlu diberikan pembelajaran yang merangsang sifat motorik
Seperti pada pembelajaran umumnya, Nurma menyapa anak-anak terlebih dahulu melalui video yang dikirimkan ke grup WhatsApp kelas.
Mengingat anak-anak masih menggunakan handphone orangtuanya, maka ia memutuskan memakai media WhatsApp selama belajar dari rumah.
Sebelum memulai pelajaran, Nurma membahas materi sebelumnya, setelah itu ia menyampaikan materi tentang mengenal bahan yang telah disediakan alam di sekitar rumah mereka yang dapat dijadikan media pembelajaran.
“Ayo anak-anak, apa saja yang ada di sekitar rumah kalian, yang disediakan oleh alam,” tanya Nurma.
“Ada daun bu,” jawab Hilya Mazaya.
“Baik anak-anakku, kita akan belajar tentang mengenal alam dalam berkarya untuk kompetensi dasar 3.4,” Nurma menambahkan.
Tidak lupa ia menyampaikan bahan yang harus disiapkan seperti daun yang ada di sekitar rumah, gunting, lem, dan buku gambar.
Nurma meyakini bahwa siswa kelas satu SD perlu diberikan pembelajaran yang merangsang sifat motorik mereka. Seperti mereka harus bergerak mencari daun, menempel sebuah karya di atas kertas untuk dijadikan sebuah karya.
Baca Juga: Masa Pandemik, Bagaikan Mimpi Bisa Kuliahkan Anak di Politeknik