5 Fakta Maxride, Bajaj Online Berizin Menhub tapi Kena Razia di Medan

Kamu sudah pernah naik bajaj online di Medan? Cara memesannya gampang banget, bisa lewat aplikasi Maxride.
Kehadiran Bajaj online di Kota Medan menjadi pembahasan hangat. Karena ini merupakan moda transportasi baru di Medan.
Bajaj yang hanya berjumlah 100 unit ini sudah beroperasi di Medan sejak beberapa bulan lalu. Ada yang berwarna putih, biru, dan kuning. Ukurannya juga berbeda-beda.
Namun keberadaannya ternyata menjadi 'hama' bagi Dinas Perhubungan Medan. Para sopir Bajaj kerap ditertibkan oleh petugas Dishub dengan dalih tidak memiliki izin. Padahal kehadirannya membuka peluang baru lowongan kerja di Kota Medan. Keunikannya juga menjadi pendukung pariwisata di Kota Medan.
Bajaj Online ini sebelumnya sudah hadir di Jakarta dan Makassar. Sudah mendapatkan izin Menhub, bahkan peluncurannya dikawal Korlantas Polri dan mendapat dukungan Dishub setempat. Lantas mengapa kehadirannya di Medan dianggap ilegal oleh Dishub Medan?
Mari kita simak jejak Bajaj Online di Indonesia.
1. Pertama kali hadir di Jakarta

Pada 19 April 2016 Bajaj online pertama kali diluncurkan di Jakarta. Berbeda dengan layanan transportasi online berbasis aplikasi telepon pintar pada ojek yang sempat mengundang kontroversi. Bajaj online malah mendapat dukungan dari Organda dan Dishub DKI Jakarta.
Dikutip dari laman Maxride (penyedia jasa aplikasi Bajaj Online), semangat Maxride terletak pada merevolusi lanskap transportasi roda tiga yang aman, nyaman, dan dapat diakses oleh semua orang, sekaligus memberdayakan pengemudi sepeda roda tiga setempat.
Visi Maxride mencakup masa depan di mana transportasi tidak hanya bermanfaat tetapi juga merupakan pengalaman menyenangkan dan sadar lingkungan yang memperkuat komunitas lokal. Misinya memimpin transformasi ini melalui solusi modern dan berbasis teknologi, menjembatani kesenjangan antara penumpang dan pengemudi sepeda roda tiga untuk memastikan setiap perjalanan aman, terjangkau, dan menyenangkan.
Menurut co-foundernya, Ahmad Hidayat, MaxRide bukan hanya sebuah perusahaan, tetapi juga merupakan cerminan dari semangat dan tekad, untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat setempat.
“Dengan 100 persen investasi Vipar Auto Fzco & MaxAuto, distributor kendaraan roda tiga merek Bajaj, Maxride dibangun dengan visi, untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi, kendaraan yang aman, dan alternatif transportasi yang hemat,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Lanjut Ahmad Hidayat, MaxRide memahami betul tantangan mobilitas pelanggan, serta kebutuhan dari mitra pengemudi.
“Dari pantauan pelanggan, transportasi ini juga menjadi favorit, karena menawarkan transportasi yang luas hingga 3 orang. Dinilai lebih aman, dengan harga yang sangat terjangkau dibanding aplikasi online sejenis,” tuturnya.
Usai Jakarta, dua kota tetangganya juga sudah menjadi wilayah operasional Bajaj Online.
2. Kantongi sertifikat Registrasi Uji Tipe dari Kementerian Perhubungan, Rekomendasi dari Korlantas, dan Perizinan dari Kementerian Perindustrian

Tujuh tahun setelah peluncurannya di Jakarta, Maxrdie resmi diluncurkan di Makssar, tepatnya pada November 2023.
Pada HUT pertama Maxride Makassar, Ahmad Hidayat membeberkan jumlah pengunduh aplikasi Maxride mencapai 120.000, hanya di kota Makassar dan ribuan order perharinya.
MaxRide juga telah membuka peluang bagi warga setempat, dengan menyediakan skema rental mingguan, agar membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi para pengemudi.
Sementara MaxRide terus berkembang dan mengukuhkan kehadirannya di Makassar, perusahaan ini juga mulai untuk melebarkan area bisnisnya.
“Di tahun 2024 Maxride berencana membuka beberapa layanan moda transportasi lainnya, serta ekspansi untuk beroperasi di kota lain di Indonesia,” sebut Ahmad Hidayat.
Kini MaxRide bukan hanya sebuah aplikasi transportasi online, tapi juga sebagai simbol dari semangat kewirausahaan dan inovasi yang mewarnai kota Makassar.
“Kami telah mengantongi sertifikat Registrasi Uji Tipe dari Kementerian Perhubungan, Rekomendasi dari Korlantas dan Nilai Jual Kendaraan Bermotor dari Kementerian Dalam Negeri dan Perizinan dari Kementerian Perindustrian yang berkaitan dengan Perakitan dan Pabrik Produksi Bajaj di Citeureup Bogor, Jawa Barat,” jelasnya .
Pada tahap sosialisasi dan uji coba di Makassar, Bajaj juga mengundang instansi terkait diantaranya Dinas Perhubungan Kota, Dinas Perhubungan Provinsi, Satlantas Polres dan Satlantas Polda juga melibatkan Organda dalam sosialisasi untuk terus mendapatkan masukan dan melaksanakan regulasi yang sudah disediakan pemerintah untuk berjalannya sebuah usaha distribusi Bajaj dan transportasi Online.
Selain melakukan penjualan, Bajaj Auto juga menggandeng talenta lokal dengan membangun aplikasi transportasi berbasis pemesanan online yaitu Maxride.
“Saat ini sudah ada 200 unit yang disewakan atau dirental di Makassar dengan durasi rental mingguan, harganya Rp455 ribu. Untuk harga jual, Bajaj RE 4S dibanderol dengan harga Rp55 juta. Saat ini sudah ada antrian pemesanan hingga 23 unit,” ungkap Ahmad.
Setelah setahun pengopersiannya di Makassar, kini Maxride mulai menjajaki inovasi baru melalui fitur transaksi digital melalui e-wallet Gopay dan Dana.
3. Rendah emisi, perawatan murah, dan ramah lingkungan

Bajaj RE 4S sendiri didesain rendah emisi, perawatan murah, dan ramah lingkungan karena menggunakan teknologi DTSi dengan pembakaran lebih baik, rendah polusi, dan mampu menghemat bahan bakar hingga 40 persen.
“Dari sisi pengguna, layanan ini juga sangat diminati dengan pertumbuhan yang signifikan dengan jumlah lebih 35.000 downloader setelah 3 bulan berjalan, ribuan order per harinya, dan banyak diminati dan diunggah di sosial media oleh pengguna,” ungkapnya.
Salah satu pengguna di Makasaar, Lim mengatakan Bajaj RE ini nyaman digunakan dan bisa memuat tiga penumpang. “Harganya lebih terjangkau dibanding transportasi lainnya apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini,” ungkapnya.
Ashish Ray, Board Representative Maxride, menyebut bahwa ratusan mitra dari berbagai latar belakang telah bergabung dengan Maxride.
“Melalui program sewa mingguan, platform pemesanan online, dan dukungan penuh, Maxride berkomitmen untuk memberikan akses dan peluang pendapatan kepada mitranya,” jelasnya.
Ia berharap kedepan Bajaj dan Maxride bisa terus berkontribusi untuk meningkatkan akses pendapatan untuk Mitra serta terus memberikan layanan yang aman, kendaraan yang nyaman dan luas, dan kemudahan pemesanan.
4. Pembayaran bisa digital

General Manager PT Max Auto Indonesia, Antonio Garioano pada November 2024 menjelaskan pertumbuhan untuk pengguna Maxride menunjukkan loyalitas yang kuat terhadap layanan ini, sehingga perlu adanya kemudahan dalam bertransaksi.
"Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa 73 persen pelanggan puas dengan layanan pengemudi, 72 persen mengapresiasi ketersediaan armada, dan 71persen menilai keamanan dan harga layanan sangat baik. Untuk itu dengan tambahan fitur pembayaran digital, tentunya dapat memberikan kemudahan bagi pengguna," papar Antonio.
Layanan pembayaran digital telah diterima cukup baik oleh pengguna. Bahkan diklaim mayoritas pengguna Maxride adalah perempuan (79%), dengan rentang usia 25–50 tahun.
"Kehadiran layanan transaksi digital sangat diterima oleh pengguna,"tambahnya.
Egha, salah satu pengemudi Maxride yang hadir, turut berbagi pengalaman sejak melakoni profesi driver online. Sudah menjalani pekerjaan ini selama 7 tahun terakhir dengan berbagaibjenis kendaraan, bahkan ia merasakan manfaat dari segi pendapatan yang stabil saat bergabung dengan Maxride, bahkan hasilnya mencapai Rp150 ribu hingga Rp400 ribu per hari.
"Mudah-mudahan Maxride dpaat terus berkembang, karena jasa tranzportasi ini sangat membantu,"ungkapnya.
Di sisi lain, Jonathan Widodo, Sales Manager Max Auto Indonesia, menyebut, bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada layanan transportasi namun turut mendukung masyarakat yang hendak terjun ke bisnis otomotif utamanya dalam hal penjualan unit bajaj Maxride, yang saat ini telah beroperasi hingga 500 unit.
"Kita terus komitmen hadirkan layanan yang aman, nyaman, dan terjangkau. Inovasi seperti ini akan terus dilakukan untuk memperkuat kehadiran Maxride di tengah marraknya transportasi online di Makassar," terangnya.
Hadirnya teknologi pembayaran digital dan kepuasan pelanggan yang terus meningkat, mendorong kehadiran Maxride untuk terus berbenah dan mencoba perluasan jangkauan layanan, hingga memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna.
5. Maxride mengaspal di Medan tapi masih kucing-kucingan dengan petugas Dishub

Setelah sukses di Jakarta dan Makassar, Bajaj online Maxride mengaspal di Medan pada akhir 2024. Total ada 100 unit Bajaj.
Namun, sejumlah pengemudi mengakui ada rasa kekhawatiran karena beberapa unit bajaj telah ditangkap karena ada penertiban dari Dinas Perhubungan Kota Medan.
Dinas Perhubungan Kota Medan, melalui Kabid Lalu Lintas dan Angkutan (LLA) Dinas Perhubungan Kota Medan, Ami Kholis Hasibuan mengakui bahwa pihaknya membenarkan sempat ada penertiban bajaj.
“Gak ada aturan,” kata Ami pada IDN Times saat menerangkan tidak ada aturan untuk bajaj.
Saat ditanya apakah Bajaj sudah memiliki izin di Kota Medan, dikatakannya pihak bajaj belum ada memiliki ijin.
“Gak ada (izin) ke kita,” ucapnya.
Terkait penggunaan SIM apa yang dipakai seharusnya oleh bajaj, dia menjawab Dishub tidak memiliki kapasitas untuk hal tersebut.
“Kalau pengemudi gak di kita, itu di kepolisian,” jelasnya.
Ami menjelaskan, untuk lebih lengkapnya bisa menanyakan kepada perusahaan langsung.
“Karena gak punya izin, mengaku di kita sebagai ASK (Angkutan Sewa Khusus) tapi kita gak tahu statusnya sebagai apa juga gak ada. Mereka hilang dari Kementerian, mereka bagian dari ASK, ASK itu kan ojek online untuk mobil roda 4, roda 3 gak diatur. Kalaupun ada aturan di roda 3 itu di level pusat itu, itu hanya diatur untuk angkutan barang bajaj-bajaj. Makanya melakukan penertiban," terang Ami.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kasi Moda dan Teknologi Dinas Perhubungan Medan, Erlando Purba bahwa pihaknya sempat menertibkan bajaj di Kota Medan. Hal ini disebabkan tidak ada izin kelayakan jalan.
“Kemaren sempat ditertibkan ada 12 unit, karena harus memenuhi persyaratan teknis layak jalan,” jelasnya.
Nantinya, kata Erlando tidak menutup kemungkinan akan ada lagi penertiban bajaj jika masih juga belum ada pemenuhan syarat bagi bajaj dan pengemudi.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran pada pengemudi saat membawa penumpang. Padahal Bajaj ini berpotensi membuka lowongan pekerja baru serta mendukung pariwisata Kota Medan.
“Merasa was-was juga kadang kalau lagi narik begini," tutur seorang pengemudi yang tak mau disebutkan namanya.
"Kami di Medan udah ada seratusan unit, tapi 40 unit sudah ditangkap sama Dinas Perhubungan Kota Medan," ucapnya.
Ditangkapnya puluhan bajaj ini, kata dia karena kehadiran bajaj tidak memiliki izin ke Pemerintah Kota Medan ataupun ke Dinas Perhubungan Kota Medan. Sehingga, bajaj-bajaj ini ditangkap namun meskipun begitu dilepas kembali.
"Meski dilepas, kadang merasa khawatir juga," ujarnya.
Dia berharap Pemko Medan dan perusahaan dapat bekerjasama, agar para pengemudi bisa membawa penumpang dengan aman dan nyaman.