5 Hal akan Terjadi saat Terbiasa Memperlakukan Buruk Orang Lain

Manusia dikaruniai akal dan hati untuk berpikir dan berempati. Kita harus mampu menyelaraskan keduanya sebagai bukti manusia yang berkarakter mulia. Dalam hal ini, termasuk dari cara kita menempatkan diri di lingkungan sosial. Pahami bahwa setiap orang berhak dihargai dan dihormati.
Tapi fenomena yang terjadi, memperlakukan buruk orang lain dianggap sebagai hal yang wajar. Baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap tindakan yang dilakukan tentu membawa konsekuensi. Terbiasa memperlakukan orang lain secara buruk, lima konsekuensi berikut harus ditanggung.
1. Relasi sosial yang pada akhirnya rusak

Setiap orang pasti terikat dengan lingkungan sekitar beserta mereka yang terlibat di dalamnya. Ini adalah bukti bahwa kita diciptakan sebagai makhluk sosial. Sebisa mungkin harus menjaga relasi dengan lingkungan sekitar agar tetap harmonis.
Tapi apa jadinya jika seseorang justru terbiasa memperlakukan buruk sesamanya? Baik dengan sikap menjatuhkan, maupun kebaikan yang manipulatif. Pada akhirnya ini akan merusak relasi sosial yang sudah terbangun. Seseorang tidak lagi memiliki hubungan harmonis dengan lingkungan sekitar.
2. Beban mental karena perasaan bersalah menumpuk

Pada faktanya banyak orang menormalisasikan kebiasaan memperlakukan orang lain dengan buruk. Mereka menganggap ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan lebih lanjut. Terutama menormalisasikan kebaikan yang sebenarnya bersifat manipulatif.
Tentu ada konsekuensi saat terbiasa memperlakukan buruk orang lain. Salah satunya beban mental karena perasaan bersalah yang menumpuk. Mereka yang terbiasa dengan sikap tersebut terjebak kecemasan, rasa khawatir, dan rasa bersalah yang berlarut-larut.
3. Menciptakan lingkungan yang stres dan penuh konflik

Kehidupan kita memang selalu berkaitan dengan lingkungan sekitar. Menjadi keuntungan tersendiri saat berhasil membangun lingkungan yang kondusif dan mampu menjadi support system nyata. Tapi bagaimana jadinya jika justru terjebak di tengah lingkungan yang stres dan penuh konflik?
Ini bisa terjadi karena kekeliruan dalam bersikap di lingkungan sosial. Termasuk saat terbiasa memperlakukan orang lain dengan buruk. Setiap apa yang dilakukan pasti memperoleh sebab-akibat. Memperlakukan orang lain dengan buruk, maka juga akan memperoleh reaksi serupa. Stres, rasa takut, kan kecemasan adalah situasi yang mendominasi.
4. Menghambat pola pikir yang matang

Pola pikir menjadi bagian penting jika kita ingin menciptakan kehidupan yang berjalan terstruktur. Bisa dikatakan, pola pikir merupakan pondasi dari segalanya. Ketika seseorang memiliki pola pikir yang matang, ia dapat mengambil keputusan yang dirasa efektif dan efisien.
Tapi kondisi ini tidak akan terjadi saat terbiasa memperlakukan orang lain dengan buruk. Dalam situasi demikian, seseorang hanya mengedepankan ego dan tuntutan emosi. Dalam bertindak tidak bisa mengembangkan pola pikir matang karena dikendalikan oleh perilaku impulsif.
5. Kesulitan merasakan kehidupan yang bermakna

Kehidupan selalu menghadirkan sisi rumit dan menarik. Termasuk dari cara kita dalam menempatkan diri di lingkungan sosial. Sudah seharusnya menjadi individu yang mampu membaur dan mengapresiasi kehadiran satu sama lain. Namun yang terjadi, kita sering dihadapkan dengan kebiasaan memperlakukan buruk orang lain.
Baik dalam hal ucapan maupun tindakan. Entah yang dilakukan secara terang-terangan maupun tersembunyi. Semakin sering memperlakukan buruk orang lain, esensi kehidupan akan terasa berkurang. Seseorang tidak lagi mampu merasakan makna kehidupan secara utuh.
Kebiasaan memperlakukan buruk orang lain tentu harus diwaspadai. Jangan sampai mencari pembenaran untuk menormalisasi kebiasaan tersebut. Karena segala sesuatu yang dilakukan tetap membawa konsekuensi yang harus ditanggung. Terbiasa normalisasikan sikap dan perlakuan buruk, tentu akan memperoleh reaksi serupa.