Dengan Ecobricks, Rina Ubah Sampah Jadi Indah di Desa Pematang Johar 

Anak-anak sebagai penggerak peduli sampah

Jika kamu berkunjung atau sekadar melintas di Desa Pematang Johar, Kabupaten Deli Serdang, akan ada pemandangan yang asri. Botol-botol bekas air mineral dicat warna-warni. Dijadikan pot hingga gapura. Terlihat sangat menyejukkan mata.

Nyaris tidak ada sampah berserakan di pinggir jalan. Semua itu karena adanya program dan komunitas Ecobricks yang digerakkan Rina Fajarwatu bersama suaminya. Seperti apa sih Ecobricks itu?

1. Berawal dari hobi travelling

Dengan Ecobricks, Rina Ubah Sampah Jadi Indah di Desa Pematang Johar Ilustrasi koper traveling (IDN Times/Dwi Agustiar)

Berawal dari 2018 Rina mengakui hobi travelling bersama suaminya Sumaryono. Mereka melihat begitu banyak sampah di sekeliling warga. Selain itu yang berserakan bukan hanya sampah yang digunakan untuk sementara, namun juga sampah rumah tangga.

Maka dari itu ia bersama suami meiliki ide dan berinisiatif bagaimana cara menanggulangi sampah agar tidak semakin tercemar. Terutama sampah plastik. Ide tersebut dinamakan Ecobricks.

Uniknya, Rina dan Suami menggerakkannya bersama anak-anak sekitar. Kebetulan, Rina juga seorang guru les privat dan guru mengaji. Ia punya 30 orang murid private dan 150 orang murid pengajian. 

"Dimulai dari tahun 2018 awalnya mikir bagaimana mulanya, melalui anak pengajian 150 orang ini cara untuk memberdayakan lingkungan sebagai penerus negeri dan mengajak teman di Bukit Lawang yang juga menggerakkan bagaimana memanfaatkan sampah. Membuat ecobricks dari bahan plastik kalo ga didaur ulang sampah itu butuh penguraian yang lama lebih dari 200 tahun," tutur Rina.

Baca Juga: Berburu Pemandangan Indah di Kampung Wisata Sawah Desa Pematang Johar

2. Manfaat penanggulangan sampah

Dengan Ecobricks, Rina Ubah Sampah Jadi Indah di Desa Pematang Johar Tas Rajut yang dibuat oleh komunitas Ecobricks (IDN Times / Eva Nurazizah)

Ia juga menjelaskan betapa ruginya anak-anak di masa yang akan datang akan terkena dampak dari pencemaran sampah, bila sampah tidak ditanggulangi dengan baik.

"Jika tidak ditanggulangi anak kita bakal makan dari tumbuh-tumbuhan yang asalnya dari tanah. Sampah juga sudah termasuk dari dalam tanah yang kita makan," bebernya.

Setiap sampah organik dan sampah anorganik serta sampah plastik berupa botol itu di pisah masing masing sesuai dengan jenis sampah yang dikumpulkan. Mengajak anak-anak setiap hari minggu untuk mengutip sampah, dan didaur ulang setiap malam Sabtu. Sampah juga dipergunakan untuk membuat tas hasil rajut dan aksesoris berupa gantungan kunci. Selain itu mereka juga membuat taman yang ditumbuhi beberapa jenis bunga dan cabai rawit.

3. Reward bagi anak-anak peduli sampah

Dengan Ecobricks, Rina Ubah Sampah Jadi Indah di Desa Pematang Johar Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Ayu Afria)

Ia juga mengapresiasi anak anak peduli sampah untuk memberikan reward kepada mereka. "Apresiasi untuk anak anak peduli sampah. Ada namanya Perci (Pengajian Riuh Cinta) dan setiap tahun dibuat pada event pensi. Karena ulang tahun Perci kami kasih sedikit reward-lah. Ya enggak besar, tapi kami panggil ke panggung kan anak-anak juga merasa senang dengan pemberian itu. Ada kebanggaan sendiri untuk mereka," bebernya.

Dari anak-anak ini kita bisa menggerakkan orang dewasa untuk bisa belajar peduli sampah. "Orangtua sendiri awalnya cuek, tapi lama kelamaan bisa ikut. Si anak bilang 'mak sampahnya dikumpulin aja, jangan dibuang. Plastiknya kami kumpul di botol'," ujar Rina,

Selain itu Ibu Rina juga berinisiatif untuk membeli sampah plastik yang sudah dimasukkan ke dalam botol dalam bentuk yang padat.

"Kami juga sekarang membeli sampah di sebuah botol minuman besar itu kami hargai Rp2 ribu. kalau yang kecil Rp1.000. Tapi harus padat. Untuk berat dari sampah sendiri 1kg kami patokkan melalui warga sekitar," pungkasnya.

Baca Juga: Murah Meriah! 10 Potret Wisata Sawah Pematang Johar Labuhan Deli

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya