Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bolehkah Zakat Fitrah dengan Beras Merah? Simak 3 Penjelasan Berikut!

ilustrasi jenis beras (pexels.com/Vie Studio)

Pertama-tama, apa itu zakat fitrah? Zakat fitrah merupakan salah satu rukun islam dimana wajib bagi setiap orang islam melakukannya jika telah mampu dan memenuhi syarat. Ustadz Muhammad Hasyim, MA dalam kajiannya di Masjid Sabilillah Kota Malang yang berjudul Pendayagunaan Zakat mengungkapkan bahwa zakat fitrah merupakan implementasi kesalihan sosial.

Memiliki impact sosial karena zakat fitrah ini dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok yang biasa dikonsumsi dengan ketentuan daerah setempat untuk mustahik atau golongan orang yang berhak menerima zakat di lingkungan tersebut. Zakat fitrah hendaknya dikeluarkan sesuai dengan bahan pokok pangan yang biasa dikonsumsi misalnya beras. Ada juga jenis bahan pokok yang lain seperti gandum, biji-bijian, jagung, kurma, dll sesuai kebiasaan di daerah masing-masing.

Menariknya, ada hal yang menjadi pertanyaan bagi sebagian orang, bagaimana jika beras yang biasa dikonsumsi adalah beras merah? Apakah tetap memberikan zakat fitrah dalam bentuk beras merah diantara mayoritas penduduk indonesia yang mengonsumsi beras putih? Supaya lebih jelas, simak penjelasan berikut.

1. Zakat fitrah mengikuti sebagian besar kebiasaan konsumsi di daerah setempat

ilustrasi makanan pokok setempat (pexels.com/Huy Phan)

Jika pada suatu daerah masyarakat tersebut mengonsumsi makanan pokok kesehariannya adalah beras putih, maka tidak dianjurkan untuk memberi zakat fitrah dengan beras jenis lainnya (beras merah). Mayoritas masyarakat di Indonesia mengonsumsi bahan makanan pokok yaitu beras putih.

Berbeda dengan negara lain, seperti di Arab Saudi, dll makanan pokok seperti gandum yang menjadi makanan sehari-hari. Maka yang wajib dikeluarkan zakat fitrah adalah gandum tersebut dengan jumlah yang sesuai dengan ketentuan.

2. Beras merah umumnya hanya digunakan untuk sebagian orang dengan kondisi tertentu

ilustrasi beras merah (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Java Red Rice atau beras merah Jawa memiliki kualitas yang lebih unggul dari segi kalsium, serat dan fosfor sehingga menyebabkan harga beras merah jauh lebih mahal dibandingkan beras putih. Didukung dengan literatur berupa tabel perbandingan kandungan nilai gizi, melansir The Agriculture News bahwa kandungan gizi berupa protein yang lebih tinggi dalam beras merah yaitu sebanyak 7,5 gram.

Namun, disamping memiliki keunggulan beras merah juga memiliki efek samping yang kurang baik. Hal ini dikarenakan kadar arsenik anorganik dalam beras merah dengan rata-rata 80%. Dilansir Consumer Reports, paparan arsenik dalam jumlah kecil secara teratur dapat meningkatkan resiko kanker kandung kemih, paru-paru dan kulit.

Berdasarkan keunggulan dan kekurangan tersebut, maka konsumsi beras merah tidak serta merta dihindari, hanya saja disesuaikan dengan kondisi kesehatan tubuh. Misalnya, bagi penderita penyakit jantung akan lebih bagus jika mengonsumsi beras merah. Sebaliknya, bagi yang tidak memiliki masalah terhadap kesehatannya justru berbahaya jika mengonsumsi beras merah secara rutin dikarenakan kandungan arsenik didalamnya.

Jadi, tidak semua orang dapat mengonsumsi beras merah sehari-hari. Maka, dalam hal ini beras merah tidak dapat dikategorikan sebagai makanan pokok yang bisa digunakan dalam menunaikan zakat fitrah.

3. Anjuran untuk memberi zakat fitrah dengan beras yang berkualitas lebih tinggi dibanding yang biasa dikonsumsi sehari-hari

Ilustrasi Bayar Zakat. (IDN Times/Aditya Pratama)

Islam mengajarkan manusia untuk tidak hanya asal dalam memberi, namun juga melihat dari kualitas barang yang akan diberi pada orang lain. Dalam hal zakat fitrah, umat islam dianjurkan untuk zakat dengan makanan pokok berupa beras dengan jenis yang biasa dikonsumsi (beras putih) namun dengan kualitas yang lebih baik daripada yang sudah menjadi kebiasaan konsumsi sehari-hari.

Misalnya, merk A beras tertentu sudah biasa dimakan sehari-hari, maka ketika akan mengeluarkan zakat dianjurkan untuk membeli beras merk B yang lebih unggul (premium) dibandingkan beras merk A. Sebaliknya, sangat tidak dianjurkan untuk zakat fitrah dengan beras merk C jika kualitasnya lebih rendah (yang tentunya lebih murah) dibandingkan beras yang biasa dikonsumsi sehari-hari yaitu beras merk A.

Selain sebagai bentuk memenuhi kewajiban, dengan meningkatkan kualitas ibadah (salah satunya: zakat) juga termasuk perwujudan manusia dalam mensyukuri kenikmatan yang telah Allah karuniakan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Ustadz Muhammad Hasyim, MA dalam kajian "Pendayagunaan Zakat" bahwa zakat fitrah termasuk jenis sedekah yang wajib dan sebagai bentuk kesalihan sosial.

Nah, menyambut hari raya Idul Fitri alangkah baiknya dengan meningkatkan kualitas amal ibadah, salah satu cara yaitu dengan meningkatkan kualitas zakat fitrah yang akan ditunaikan. Maka, jangan sampai melewatkan kesempatan beribadah di bulan Ramadhan ini dengan cara yang sama saja seperti tahun kemarin. Yuk, mulai tingkatkan kualitas ibadah!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurul Fitriyah D.A
EditorNurul Fitriyah D.A
Follow Us