Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kita Tetap Berperilaku Baik di Tengah Banyaknya Orang Jahat

ilustrasi perempuan (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi perempuan (pexels.com/Christina Morillo)
Intinya sih...
  • Kebaikan meningkatkan kesehatan mental dan fisik
  • Kebaikan kecil bisa memicu dampak besar
  • Kebaikan memicu lingkaran positif
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu pernah merasa lelah karena terus berbuat baik sementara orang di sekitar justru bersikap buruk? Kadang rasanya lebih mudah untuk ikut bersikap dingin atau bahkan membalas dengan cara yang sama. Tapi, memilih untuk tetap berbuat baik sebenarnya punya banyak manfaat, bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri kita sendiri.

Mulai dari menjaga kesehatan mental, membangun hubungan yang lebih sehat, sampai membuat hidup terasa lebih bermakna. Di tengah dunia yang kadang terasa keras, kebaikan bisa menjadi bentuk perlawanan yang paling halus namun berdampak besar. Yuk simak!

1. Kebaikan meningkatkan kesehatan mental dan fisik

ilustrasi ketenangan (unsplash.com/Sage Friedman)
ilustrasi ketenangan (unsplash.com/Sage Friedman)

Berbuat baik itu bukan hanya soal moral, tapi juga kesehatan. Banyak penelitian membuktikan kalau membantu orang lain dapat menurunkan tingkat stres, menjaga tekanan darah tetap stabil, dan memperbaiki suasana hati. Bahkan, ada penelitian yang menemukan bahwa orang yang rutin menjadi relawan punya risiko kematian 44% lebih rendah dibanding yang tidak pernah terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu, tindakan kebaikan sederhana seperti menolong teman atau orang asing juga bisa membuat otak melepaskan hormon endorfin yang memberi rasa bahagia.

Kebaikan juga menciptakan rasa terhubung dengan orang lain, yang pada akhirnya membantu kita merasa tidak sendirian. Di saat kita sering merasa tertekan atau terasing, sebuah interaksi positif dapat menjadi penyelamat kecil yang mengubah hari kita. Jadi, setiap kali kita memilih untuk membantu, sebenarnya kita juga sedang memberikan “obat” untuk kesehatan mental dan fisik kita sendiri.

2. Kebaikan kecil bisa memicu dampak besar

ilustrasi komunikasi (pixabay.com/scronfinixio)
ilustrasi komunikasi (pixabay.com/scronfinixio)

Jangan remehkan kekuatan sebuah senyuman atau sapaan ramah. Kita sering kali meremehkan seberapa besar dampak kebaikan kecil pada orang lain. Bisa jadi kita hanya bermaksud menyapa atau membantu sedikit, tapi bagi orang yang sedang mengalami hari yang buruk, itu bisa berarti segalanya.

Tindakan-tindakan kecil ini, kalau dilakukan terus-menerus, akan menciptakan gelombang positif yang menyebar. Mungkin kita tidak akan melihat efeknya langsung, tapi orang yang kita bantu bisa saja terdorong untuk membantu orang lain, dan seterusnya. Pada akhirnya, satu aksi sederhana dari kita bisa menjadi awal dari rantai kebaikan yang panjang.

3. Kebaikan memicu lingkaran positif

ilustrasi komunikasi (pexels.com/ELEVATE)
ilustrasi komunikasi (pexels.com/ELEVATE)

Berbuat baik itu menular. Saat kita melakukan tindakan positif, tubuh memproduksi hormon seperti oksitosin dan endorfin yang membuat kita merasa lebih hangat dan puas. Rasa puas ini sering membuat kita ingin melakukan lebih banyak lagi kebaikan, sehingga tercipta lingkaran positif yang menguntungkan semua orang.

Bahkan, ada penelitian yang menemukan bahwa orang yang hanya menghitung berapa banyak kebaikan yang mereka lakukan dalam seminggu merasa lebih bahagia dan lebih bersyukur terhadap hidupnya. Jadi, semakin sering kita berbuat baik, semakin besar kemungkinan kita akan terus melakukannya, dan itu memperluas dampak positif di sekitar kita.

4. Kebaikan menguatkan hubungan dan daya tahan mental

ilustrasi pacaran (unsplash.com/Yuriy Bogdanov)
ilustrasi pacaran (unsplash.com/Yuriy Bogdanov)

Dalam hubungan, kebaikan adalah lem perekat yang membuatnya bertahan lama. Pasangan yang sering memberikan lebih banyak komentar positif daripada negatif memiliki hubungan yang lebih harmonis. Kebaikan tidak selalu berarti hadiah besar, tapi justru hal-hal kecil seperti mendengarkan dengan tulus atau menghargai usaha pasangan yang membuat hubungan terasa hangat.

Di lingkungan kerja atau komunitas, kebaikan juga menciptakan rasa aman secara psikologis. Ketika orang merasa aman untuk berbicara dan berinteraksi tanpa takut dihakimi, kerjasama akan lebih mudah terbentuk. Di tengah lingkungan yang penuh orang egois atau kejam, kebaikan adalah benteng yang melindungi hubungan dan membuat kita lebih tangguh menghadapi tekanan.

5. Memilih berbuat baik memberi hidup makna dan tujuan

ilustrasi empati (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi empati (pexels.com/Alex Green)

Berbuat baik bukan hanya soal apa yang kita lakukan, tapi juga tentang ingin menjadi siapa kita. Di tengah dunia yang sering terasa tidak adil, memilih untuk tetap berpegang pada nilai-nilai seperti empati, kepedulian, dan kasih sayang membuat hidup terasa lebih bermakna.

Bahkan, menonton tayangan yang menampilkan aksi kebaikan saja sudah terbukti dapat membuat orang merasa lebih tenang, bersyukur, dan termotivasi untuk melakukan hal baik. Kebaikan membuat kita merasa punya tujuan yang lebih besar dari sekadar menjalani rutinitas. Ia memberi kita alasan untuk bangun setiap pagi dengan harapan bahwa kita bisa memberi sedikit perbedaan di dunia ini.

Dari semua alasan ini, jelas bahwa berbuat baik bukan hanya pilihan yang bijak, tapi juga bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Ia menjaga kesehatan kita, memperkuat hubungan, dan memberi hidup makna yang dalam. Jadi, lain kali ketika kita melihat perilaku buruk, cobalah tetap memegang prinsip untuk berbuat baik. Karena sering kali, kebaikan kecil yang kita lakukan hari ini akan menjadi cerita indah yang menginspirasi banyak orang di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest Life Sumatera Utara

See More

5 Hubungan Berpikir Logis dengan Rasa Bahagia, Saling Berkaitan

03 Sep 2025, 11:58 WIBLife