Sejarah Kamera Trap, CCTV Satwa Liar yang Sudah Ada Sejak 1 Abad Lalu

Pernah dengar tentang kamera trap? Alat ini menjadi salah satu teknologi andalan para peneliti dan pecinta alam dalam memantau satwa liar. Kamera ini biasanya diletakkan dan ditinggalkan di hutan selama beberapa waktu dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Untuk tata letaknya, juga tidak boleh sembarangan, harus memperhatikan jangkauan area dan arah sinar matahari.
Dengan menggunakan sensor gerak dan inframerah, alat ini mampu menangkap momen tak terduga dari kehidupan alami satwa di alam liar. Kamera trap, atau yang sering disebut sebagai kamera jebak, mungkin terdengar asing bagi sebagian orang.
Namun, alat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia konservasi. Yuk, kita telusuri sejarah penemuan kamera trap dan bagaimana fungsinya membantu menjaga kelestarian alam:
1.Awal mula penemuan kamera trap

Sejak pertama kali kamera ditemukan pada abad ke 10, inovasi teknologi kamera seiring perkembangan zaman mengalami perubahan signifikan. Kamera tidak hanya dijadikan sebagai alat mengabadikan momen bangunan ataupun pemandangan, tetapi juga mengidentifikasi hewan liar. Hal ini menginspirasi George Shiras seorang pengacara dan konservasionis asal Amerika Serikat.
Dilansir dari DeerLab, pada tahun 1880-an, Shiras memanfaatkan teknologi menggunakan kabel pemicu dan lampu kilat otomatis, untuk mendokumentasikan hewan di habitat alami mereka. Karyanya menjadi dasar dari teknologi jebak modern. Meskipun awalnya hanya menggunakan teknologi sederhana, karyanya dapat menjadi bukti pentingnya dokumentasi satwa liar.
2. Perkembangan teknologi kamera trap

Seiring berjalannya waktu, teknologi kamera trap semakin canggih. Dari awalnya kamera film analog, sekarang memiliki inovasi kamera digital yang dilengkapi dengan sensor gerak, inframerah, dan bahkan kemampuan merekam video.
Kamera modern ini dapat mengambil gambar dengan kualitas tinggi, bahkan di malam hari, tanpa mengganggu aktivitas hewan. Hal ini membuat para peneliti dan konservasionis semakin mudah dalam memantau populasi satwa liar.
Awal mulanya, bentuk kamera trap berukuran besar dan kurang fleksibel saat digunakan. Dibutuhkan skill dan teknik dalam pemotretan layaknya fotografer profesional menggunakan kamera seperti biasanya. Saat ini, dari segi ukuran dan teknologi sudah sangat maju dan fleksibel. Ukurannya tidak terlalu besar hingga mudah dibawa ke hutan. Dilansir dari National Parks Conservation Association, kamera jebak tidak hanya digunakan dalam menangkap gambar hewan, tetapi juga mendeteksi pemburu liar.
Dalam model terbaru kamera trap menggunakan lampu LED berwarna hitam, sehingga hampir tidak terlihat saat malam hari. Sehingga sangat cocok digunakan pada area rawan aktivitas manusia dan mengurangi resiko pencurian.
Saat ini ada lebih sekitar 15 merek kamera jebak yang beredar di pasaran, seperti Reconyx, Browning, Stealth Cam, Spypoint, dan Bushnell. Beberapa juga dirancang untuk cuaca ekstrem, sehingga dapat bertahan lama. Ada juga model yang dapat mengirim gambar secara langsung ke ponsel melalui Wi-Fi atau jaringan seluler.
3. Fungsi kamera trap dalam dunia konservasi

Kamera trap memiliki peran penting dalam dunia konservasi. Alasannya, karena penggunaan kamera trap dapat memudahkan dalam identifikasi sebaran satwa baik yang masih terjaga maupun terancam punah di hutan. Selain itu, kamera trap juga memudahkan dalam memperoleh data secara akurat dan dapat membantu dalam menentukan kebijakan, maupun penanganan terhadap kelestarian satwa. Kamera trap memiliki berbagai fungsi yang sangat penting dalam dunia konservasi, antara lain:
- Memantau populasi satwa
Para peneliti dapat memantau jumlah spesifik dari jenis satwa yang ada dalam satu area kawasan hutan. Data ini sangat berguna untuk mengetahui apakah populasi satwa tersebut stabil meningkat maupun menurun. Dengan adanya data dan infromasi ini dapat membantu dalam keputusan upaya konservasi, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
- Mengamati perilaku satwa
Kamera trap juga memungkinkan dalam pengamatan perilaku satwa liar tanpa mengganggu habitat mereka. Dengan merekam aktivitas sehari-hari, kita bisa memahami pola perilaku, interaksi sosial, dan kebiasaan makan mereka. Pengetahuan ini sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah.
- Mendeteksi ancaman
Kamera trap dapat digunakan untuk mendeteksi ancaman terhadap satwa liar, seperti perburuan ilegal atau perusakan habitat. Dengan informasi ini, pihak berwenang dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi satwa dan habitatnya. Contohnya, konflik harimau masuk pemukiman yang memiliki tingkat ancaman yang sangat tinggi dan beresiko timbulnya korban manusia maupun hewan ternak.
Dengan sejarah panjang yang dimulai sejak satu abad lalu, kamera trap telah membuktikan perannya sebagai salah satu teknologi penting dalam dunia konservasi.
Mulai dari membantu peneliti dalam memantau satwa liar hingga memberikan wawasan berharga tentang ekosistem yang tersembunyi, kamera ini menjadi alat yang tak tergantikan. Perkembangannya yang terus berlanjut juga membuka peluang dalam menjaga keseimbangan alam.