Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Potret Meriahnya Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Pariaman

Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman, Kota Pariaman, Minggu (30/7/2023). Prosesi untuk menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan, sebelum dihoyak dan dibuang ke laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Rangkaian Festival Budaya Tabuik di Kota Pariaman atau biasa disebut Tabuik Piaman memasuki hari terakhir, Minggu (30/7/2023).

Sejak pukul 06.00 WIB, Simpang Pasar Pariaman sudah ramai dipadati warga dan wisatawan untuk melihat Prosesi Tabuik Naik Pangkek. Yaitu proses menyatukan Tabuik pangkek ateh dan pangkek bawah.

Sejak pagi, anak Tabuik Pasa memasang sejumlah pernak pernik seperti burung Tabuik, Bungo Puncak dan Bungo Salapan. Prosesi berlangsung hingga pukul 10.45 WIB.

Kemudian akan dilanjutkan dengan proses Hoyak Tabuik dan diakhiri dengan Tabuik Dibuang ke Laut.

Berikut potret kemeriahaan Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman.

1. Tradisi Tabuik bersifat kolosal karena melibatkan banyak orang, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir pada penyelesaian puncak acara.

Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman, Kota Pariaman, Minggu (30/7/2023). Prosesi untuk menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan, sebelum dihoyak dan dibuang ke laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

2. Pada 1910 muncul kesepakatan antar nagari untuk menyesuaikan perayaan Tabuik dengan adat istiadat Minangkabau, sehingga tradisi Tabuik berkembang seperti saat ini.

Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman, Kota Pariaman, Minggu (30/7/2023). Prosesi untuk menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan, sebelum dihoyak dan dibuang ke laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

3. Tabuik terdiri dari dua macam, yakni Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa. Keduanya mengacu wilayah yang berbeda

Warga menonton Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman, Kota Pariaman, Minggu (30/7/2023). Prosesi untuk menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan, sebelum dihoyak dan dibuang ke laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

4. Wilayah Pasa dianggap sebagai daerah asal mula tradisi Tabuik. Sedangkan, Tabuik Subarang berasal dari daerah Subarang (seberang)

Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman, Kota Pariaman, Minggu (30/7/2023). Prosesi untuk menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan, sebelum dihoyak dan dibuang ke laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

5. Setelah Naik Pangkek, Tabuik diarak menuju Pantai Gandoriah lalu dihoyak atau digoyangkan dan diambil semua benda-benda berharga yang dipasang pada Tabuik

Prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasar Pariaman, Kota Pariaman, Minggu (30/7/2023). Prosesi untuk menyambungkan badan Tabuik dan pernak-perniknya seperti sayap, ekor, dan bunga salapan, sebelum dihoyak dan dibuang ke laut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Ada tujuh tahap rangkaian ritual Tabui, yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut. Pada puncak acara, Tabuik diarak menuju Pantai Gandoriah lalu dihoyak atau digoyangkan dan diambil semua benda-benda berharga yang dipasang pada Tabik.

Tahap selanjutnya, Tabuik dilarung ke laut sambil saling dibenturkan yang dilakukan pada saat matahari mulai tenggelam atau menjelang magrib. Pantai Gandoriah menjadi pusat prosesi Tabuik.

"Kegiatannya tidak saja berupa prosesi Budaya Tabuik namun juga kegiatan keagamaan, lomba, kesenian, dan kebudayaan lainnya serta hiburan rakyat," kata Kepala Bidang Budaya dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Budaya Pariaman Emri Joni.

Ia mengatakan akan dilaksanakan berbagai kegiatan baik di panggung utama yang berada di Pantai Gandoriah maupun sejumlah lokasi lainnya pada sore ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us