5 Cara Bijak Hadapi Anak yang Tidak Naik Kelas, Pahami Juga Penyebabnya

Tidak naik kelas bisa jadi pukulan bagi anak maupun orangtua. Bagi anak, ini bisa mengganggu kepercayaan diri dan motivasi. Bagi orangtua, ini sering menimbulkan kekhawatiran soal masa depan pendidikan anak.
Namun, daripada larut dalam rasa kecewa, penting untuk memahami mengapa anak bisa tinggal kelas dan bagaimana cara terbaik menyikapinya. Simak penjelasannya berikut ini dilansir dari Hello Sehat.
1. Kenali gangguan kesehatan dan tumbuh kembang anak

Masalah kesehatan yang tampak sepele bisa berdampak besar pada performa akademik. Misalnya, gangguan pendengaran, kelainan bicara, atau kondisi fisik tertentu seperti tubuh yang sangat pendek karena defisiensi hormon pertumbuhan.
Beberapa kondisi ini bisa membuat anak kesulitan menyerap pelajaran di kelas. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan kondisi medis atau perkembangan anak sedini mungkin agar tidak berdampak pada prestasi sekolahnya.
2. Bantu anak dengan pendekatan belajar yang sesuai

Setiap anak punya gaya belajar yang berbeda. Ada yang visual, auditori, atau kinestetik. Jika anak terlihat kesulitan mengikuti pelajaran, mungkin ia belum menemukan cara belajar yang cocok.
Peran guru juga penting untuk menyesuaikan metode mengajar. Begitu pula orangtua, bisa mendukung dengan mencari bimbingan tambahan atau kelas belajar kelompok yang sesuai dengan kebutuhan anak.
3. Jangan abaikan kondisi psikologis anak

Stres, kecemasan, atau kurangnya perhatian bisa membuat anak kehilangan semangat belajar. Anak yang hiperaktif atau menunjukkan perilaku agresif juga berisiko lebih besar tinggal kelas.
Sikap suportif dari lingkungan rumah dan sekolah akan membantu anak merasa lebih tenang dan fokus. Komunikasi terbuka dan validasi perasaan anak sangat penting dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
4. Perhatikan pengaruh lingkungan sekolah dan akademik

Faktor seperti ukuran kelas yang terlalu besar, hubungan yang tidak harmonis dengan guru, atau kurangnya dukungan akademik di sekolah bisa memicu masalah belajar.
Anak-anak yang tidak mendapat perhatian cukup di kelas, cenderung sulit memahami materi, terutama pada pelajaran inti seperti matematika dan membaca.
Karena itu, kolaborasi antara guru dan orangtua perlu ditingkatkan agar anak bisa merasa lebih terarah dalam belajar.
5. Latar belakang keluarga juga berpengaruh

Kondisi sosial ekonomi keluarga, pola asuh, hingga pendidikan orangtua punya dampak jangka panjang terhadap kesiapan anak bersekolah. Anak-anak dari keluarga dengan tingkat pendidikan rendah cenderung lebih berisiko mengalami kesulitan akademik.
Dukungan emosional dan waktu berkualitas bersama anak bisa jadi kunci untuk membangun motivasi dan kebiasaan belajar yang lebih positif.