Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Flora dan Fauna Endemik yang Menghuni Hutan di Sumut

Potret gajah-gajah Sumatra di Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan, Riau (tntessonilo.menlhk.go.id)

Medan, IDN Times – Sumatra Utara memiliki alam yang begitu kaya. Hutannya menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.

Kawasan – kawasan konservasi di Sumut menjadi rumah bagi begitu banyak flora dan fauna endemik. Di antara flora dan fauna yang endemik itu, terancam dalam kepunahan.

Dengan alam yang begitu kaya, ancaman kepunahan juga tinggi. Kerusakan lingkungan terus terjadi sepanjang waktu. Menjadi tugas manusia untuk melindungi kekayaan alam ini. Karena kondisi alam yang baik juga akan berdampak baik kepada manusia.

Berikut adalah beberapa flora dan fauna endemik yang menghuni hutan di Sumatra Utara dilansir dari laman resmi Pemprov Sumut.

1. Anggrek Tien Soeharto

Anggrek Tien Soeharto, atau dikenal juga sebagai Anggrek Hartinah. Flora bernama latin Cymbidium hartinahianum, merupakan salah satu jenis anggrek endemik Sumatra Utara.

Habitat asli tanaman ini berada di Desa Baniara Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Tapanuli Utara, yang berbatasan dengan Kabupaten Dairi. Untuk mencapai lokasi ini, dibutuhkan perjalanan sekitar 5 jam dari Kota Medan melalui Kota Sidikalang.

Anggrek ini pertama kali ditemukan pada tahun 1976 oleh Rusdi E. Nasution dari Herbarium LBN/LIPI Bogor. Nama ilmiahnya diberikan oleh J.B. Comber sebagai penghormatan kepada Ibu Tien Soeharto atas kontribusinya dalam pengembangan anggrek di Indonesia.

2. Bunga bangkai

Bunga bangkai raksasa (commons.wikimedia.org/Maizal Chaniago)

Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum), yang juga dikenal sebagai Suweg Raksasa, dapat ditemukan di kawasan Taman Wisata Alam Sibolangit.

Tanaman ini terkenal karena ukurannya yang sangat besar dan bentuknya yang unik. Pada tahun 1995, bunga ini mencapai ketinggian hingga 210 cm.

Bunga Bangkai pertama kali ditemukan pada tahun 1878 oleh ahli botani Italia, Odoardo Beccari, saat menjelajahi Bengkulu. Hingga kini, bunga ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi para pecinta alam. Selain di TWA Sibolangit, bunga bangkai juga bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) hingga ekosistem Batangtoru. Bunga ini masuk ke dalam flora yang dilindungi.

3. Bunga kenanga

Bunga Kenanga (Cananga odorata) adalah tanaman asli Indonesia yang termasuk dalam suku Annonaceae.

Terdapat dua jenis tanaman Kenanga: berbentuk pohon yang bisa tumbuh hingga 30 meter dan berbentuk perdu dengan tinggi maksimal 3 meter.

Selain digunakan sebagai bunga tabur dan hiasan, bunga Kenanga juga menghasilkan minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Kayunya pun sering dimanfaatkan untuk membuat perkakas rumah tangga.

4. Kantong semar

Nephentes sumatrana. (monaconatureencyclopedia.com)

Kantong Semar (Nepenthes sp.) merupakan tanaman karnivora yang khas dengan bentuk kantongnya. Pulau Sumatera memiliki keanekaragaman spesies Kantong Semar terbanyak di dunia, yakni 37 dari 129 spesies global.

Keunikan bentuk, corak, dan warnanya membuat tanaman ini banyak diminati untuk koleksi. Namun, keberadaannya di alam semakin terancam akibat perburuan liar.

5. Beo nias

ilustrasi burung beo (youtube.com/Agro88)

Beo Nias (Gracula religiosa robusta) adalah burung cerdas yang mampu meniru suara manusia. Habitatnya berada di Pulau Nias, yang dapat dicapai melalui perjalanan darat dan laut dari Medan atau menggunakan pesawat terbang.

Beo Nias memiliki ciri khas berupa gelambir kuning di sekitar telinganya yang menyatu, berbeda dengan beo biasa. Karena kepopulerannya, burung ini sering menjadi target perburuan sehingga populasinya menurun. Untuk melindunginya, burung ini telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi sejak tahun 1970.

6. Harimau sumatra

harimau sumatra (Pixabay.com/Penny)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah spesies harimau terkecil di dunia dengan warna bulu yang paling gelap. Harimau jantan memiliki panjang sekitar 92 inci dan berat hingga 140 kg, sementara betinanya lebih kecil.

Saat ini, populasi Harimau Sumatera di alam liar diperkirakan hanya tersisa 400–500 ekor. Statusnya pun masuk dalam kategori kritis (critically endangered). Harimau sumatra masih terancam dengan perburuan dan perusakan habitat.

7. Orangutan Sumatra

ilustrasi orangutan Sumatra (commons.wikimedia.org)

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan yang menhuni hutan – hutan di Sumatra. Dibandingkan dengan kerabatnya di Kalimantan, orangutan Sumatera lebih kecil dengan berat rata-rata 90 kg.

Orangutan sumatra menjadi salah satu primata yang terancam punah. Satwa yang memiliki DNA 97 persen mirip dengan manusia ini, sering menjadi korban perburuan dan perdagangan satwa.

8. Kedih (Thomas leaf monkey)

Kedih (Presbytis thomasi), atau Thomas Leaf Monkey, adalah primata endemik Sumatera. Hewan ini memiliki bulu dengan pola unik dan sifat pemalu.

Populasinya banyak ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, terutama di Bahorok dan Ketambe.

9. Gajah Sumatra

Gajah sumatra (inaturalist.org/Mario Barroso)

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dapat dijumpai di Tangkahan, Langkat. Kawasan ini merupakan pintu masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser dan menawarkan pengalaman wisata ekowisata yang menarik, termasuk aktivitas seperti mandi bersama gajah, menungganginya, atau menjelajahi hutan.

10.Orangutan Tapanuli

Orangutan tapanuli (inaturalist.org/mark_spence)

Orangutan Tapanuli menjadi spesies terbaru dari orangutan. Spesies ini diumumkan pada 2017 lalu. Begitu diumumkan, satwa ini langsung masuk ke dalam kategori terancam punah. Bahkan satwa bernama latin pongo tapanuliensis ini, menjadi primata yang paling terancam punah di muka bumi.

Orangutan Tapanuli hidup di Sekosistem Batangtoru di kawasan Tapanuli. Eksosistem ini menjadi isu hangat dalam satu dekade terakhir karena berbagai aktifitas yang berpotensi merusaknya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us